SURAT CINTA DARI POLISI
Mau curhat neh.. he he he .. sekali kali curhat disini bolehkan, biar isinya blog nggak melulu berita terus..
ceritanya nih oleh oleh dari pulang ke Ponorogo tgl 16-18 Desember 2006 kemarin.
Pas aku jalan - jalan ke kota antar sodara seperti biasa di barat kota deket POM Bensin menjadi tempat favorit pak Polisi Lalu Lintas menebar surat cintanya.
Sudah menjadi hapalan warga kota Reog dan yang bikin heran tetep aja ada yang kena denda / tilang ... nah jadi kepikiran kan,... memang warga kota reog yang nggak disiplin atau pak polisi nya yang masih kurang kasih petunjuk, sosialisasi, pengumuman, pendidikan,atau apalah namanya yang penting warga jadi tahu dan sadar dan paham gitu... entahlah la ini kan pengaruh juga ma tuh tuh .. kon kalingkong waktu da tilang, la kalo semua warga tertib berarti nggak ada yang ditilang dan yang berakibat nggak ada ..... pls answer
contoh nih aku dapet surat cinta dari pak polisi juga gara gara helm penumpang belakang tidak standar .... wow seneng juga akhirnya semua pengendara sepeda motor di Ponorogo harus memakai helm standar, bagus lah seneng juga abis sebelumnya bete gitu pas pulang ke Ponorogo banyak liat pengendara sepeda motor kok pakai helm buat pengendara sepeda weleh weleh ...
gambar surat cinta tersebut
Nah yang jadi nggak sreg ni karena sosialisasi yang menurut aku kurang, sebelum lebaran kemarin aku masih banyak liat pengendara sepeda motor bersliweran blm memakai helm standar tapi Polisi cuek aja,.. kata pak polisi yang nilang aku sosialisasi dah lama ,dan aturan ini dah lama hampir setahun diberlakukan blaik... mosok to... hampir nggak percaya dech, soalnya perasaan lebaran baru satu bulang berselang je....
dan siang nya abis operasi lalin aku masih liat masih banyak juga yang belum memakai helm standar terutama yang belakang kalo depan dah hampir semua.. nah.
Sebagai contoh, di Semarang tempat aku sekarang sosialisasi penggunaan helm standar sekitar 2 atau 3 thn yang lalu, polisi memberikan beberapa tahapan dalam pelaksanan penggunaan helm standar bagi pengendara motor, mengingat nggak mungkin langsung harus ganti selian helm yg standar mahal harganya juga banyak org yang harus dikasih tahu.
Pertama sosialisasi lewat radio,spanduk, operasi lalin dll, kalo da operasi lalin dijelaskan mulai tgl tertentu wajib memakai helm standar bagi pengendara di depan dulu, trus bebrapa bulan berikutnya semua pengendara, selama periode ini bagi yg melanggar tidak ditilang cukup diberi peringatan.
Beberapa bulan kemudian bagi yang masih bandel dikasih pinjam helm ma pak polisi,sebagai jaminan KTP/SIM ditahan buat nebus harus bawa helm standar gitu,( ini berdasar cerita temen, soalnya aku blm pernah ngalamin )
nah .. baru kemudian dikenakan tilang beneran bagi yang masih bandel juga he he he...
nah da cukup waktu buat pengendara untuk mengetahui sampai dengan mengikuti dan menjadi kebutuhan untuk mengenakan helm standar .
Hal ini yang belum atau karena katidak tahuan saya, maaf karena jarang pulang ,nggak hampir tiap minggu paling sebulan sekali balik ke Ponorogo.
Setahu saya pernah liat pengumuman dimana agak lupa yang menganjurkan pemakian helm standar dah itu aja nggak da petunjuk lanjutannya.
Inilah yang jadi pertanyaan ,mengapa langsung denda gitu nggak dikasih cukup waktu bagi pengendara motor di Ponorogo buat mengganti helm mereka.
Mengingat niat untuk tidak menyuburkan praktek korupsi jadi aku nggak mau ribut tawar menawar dengan oknum nya biarpun dah dikasih penawaran mau damai atau lanjut sidang, aku pilih sidang aja nah tanggal sidangnya adalah besok tgl 27 Desember 2006, kita tunggu ya gimana kondisi peradilan tindak pelanggaran lalin di Ponorogo.... banyak calo nggak yaaa.........
lets se......., tommorow
demikian oleh oleh dari Ponorogo , bagi yang kurang berkenan mohon maaf silakan kasih komentar di bawah
Selasa, Desember 26, 2006
RSUD dr Soejono Ponorogo Kebobolan
Senin, 25 Des 2006
MALING mengobok-obok ruang tata usaha RSUD dr Soejono Ponorogo di Jalan Wahidin Sudiro Husodo. Uang kas sebanyak Rp 16,5 juta hilang dari dalam laci meja. Pelaku diduga masuk lewat atap, menjebol plafon lalu membongkar laci.
Aksi pencurian itu kali pertama diketahui Heri, petugas kebersihan yang pagi hari hendak membersihkan ruangan. Heri memilih balik kanan lantaran melihat bekas telapak tangan tertempel jelas di dinding. Sebagian plafon juga jebol, sedang salah satu laci acak-acakan. "Saya menelepon pegawai bagian umum, ruangan disuruh dikunci sampai polisi datang," ungkap Heri.
Pelaku meninggalkan alat pembongkar laci berupa tatah, besi penacal dan sebongkah batu. Menariknya, ada pakaian wanita motif kotak-kotak tertinggal di lokasi. Barang bukti terakhir ini tampaknya upaya mengaburkan jejak. Sebab, kecil kemungkinan seorang perempuan mampu turun dari atap dengan cara meniti dinding seperti seekor cicak.
Polisi sendiri sempat meminta keterangan juru parkir dan pekerja bangunan yang sedang mengerjakan proyek di rumah sakit. Tak didapati hal janggal pada malam kejadian. Banyaknya orang yang keluar-masuk ke lokasi memudahkan pelaku naik ke atap lalu turun beraksi mengobok-obok salah satu ruangan yang ada. Kasus pencurian ini sekarang ditangani Polsekta Ponorogo.
Yang terang, PR (pekerjaan rumah) polisi semakin panjang pasca terjadinya kasus pencurian di RSUD Ponorogo ini. Sebab, kasus pencurian emas batangan dari salah satu ruko di Jalan di Jalan Urip Sumoharjo dan hilangnya emas berlian di Jalan Ahmad Dahlan tetap menjadi misteri sampai sekarang. Belum lagi, pengungkapan aksi pencolengan yang beruntun menimpa nasabah BCA. (hw)
MALING mengobok-obok ruang tata usaha RSUD dr Soejono Ponorogo di Jalan Wahidin Sudiro Husodo. Uang kas sebanyak Rp 16,5 juta hilang dari dalam laci meja. Pelaku diduga masuk lewat atap, menjebol plafon lalu membongkar laci.
Aksi pencurian itu kali pertama diketahui Heri, petugas kebersihan yang pagi hari hendak membersihkan ruangan. Heri memilih balik kanan lantaran melihat bekas telapak tangan tertempel jelas di dinding. Sebagian plafon juga jebol, sedang salah satu laci acak-acakan. "Saya menelepon pegawai bagian umum, ruangan disuruh dikunci sampai polisi datang," ungkap Heri.
Pelaku meninggalkan alat pembongkar laci berupa tatah, besi penacal dan sebongkah batu. Menariknya, ada pakaian wanita motif kotak-kotak tertinggal di lokasi. Barang bukti terakhir ini tampaknya upaya mengaburkan jejak. Sebab, kecil kemungkinan seorang perempuan mampu turun dari atap dengan cara meniti dinding seperti seekor cicak.
Polisi sendiri sempat meminta keterangan juru parkir dan pekerja bangunan yang sedang mengerjakan proyek di rumah sakit. Tak didapati hal janggal pada malam kejadian. Banyaknya orang yang keluar-masuk ke lokasi memudahkan pelaku naik ke atap lalu turun beraksi mengobok-obok salah satu ruangan yang ada. Kasus pencurian ini sekarang ditangani Polsekta Ponorogo.
Yang terang, PR (pekerjaan rumah) polisi semakin panjang pasca terjadinya kasus pencurian di RSUD Ponorogo ini. Sebab, kasus pencurian emas batangan dari salah satu ruko di Jalan di Jalan Urip Sumoharjo dan hilangnya emas berlian di Jalan Ahmad Dahlan tetap menjadi misteri sampai sekarang. Belum lagi, pengungkapan aksi pencolengan yang beruntun menimpa nasabah BCA. (hw)
Soenarjo Sentil Kader yang Cuek
Senin, 25 Des 2006
PONOROGO -- Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, H Soenarjo, memberi perhatian khusus terkait masih sering terdengarnya kader partai yang lupa dan cuek kepada konstituen setelah duduk di parlemen. Soenarjo kerap menerima keluhan tentang sikap kader partai yang lupa dengan komitmen awal saat mencalonkan diri saat kampanye pemilu lalu.
"Biasanya begitu. Kalau sudah duduk di kursi dewan akhirnya lupa," kata Soenarjo, saat pembekalan dalam temu kader Partai Golkar di Gedung Sasana Praja Ponorogo
Jika "penyakit" yang satu ini tidak segera disembuhkan, partai tidak segan-segan untuk njewer agar bisa memperhatikan keluhan yang ada di masyarakat.
Sebab, lanjutnya, perjuangan di partai bukan untuk memperoleh kursi dewan saja sebagai tujuan utamanya. Namun, yang lebih penting, bagaimana bisa memberikan nilai positif bagi masyarakat. "Memang sulit untuk melakukan yang terbaik. Tapi kita harus mengawali sejak dini," pintanya.
Menanggapi berdirinya Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang dinahkodai penasehat Partai Golkar, Wiranto, secara tegas Soenarjo mengatakan itu sebuah realita politik terhadap perkembangan jumlah parpol.
"Itu merupakan bagian dari demokrasi. Tentunya itu juga merupakan tantangan tersendiri bagi Golkar," katanya menjawab pertanyaan wartawan sebelum meninggalkan gedung pertemuan.
Apalagi dengan berdirinya partai baru lagi, secara langsung juga menambah jumlah partai dari yang sekarang sudah ada. "Makanya sangat tidak mungkin untuk mendapat kemenangan secara mutlak," tegasnya.
Malam kemarin, Soenarjo yang bakal macung Gubernur Jatim ini sempat ndalang di Pondok Pesantren Wali Songso, Ngabar. (tya)
PONOROGO -- Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, H Soenarjo, memberi perhatian khusus terkait masih sering terdengarnya kader partai yang lupa dan cuek kepada konstituen setelah duduk di parlemen. Soenarjo kerap menerima keluhan tentang sikap kader partai yang lupa dengan komitmen awal saat mencalonkan diri saat kampanye pemilu lalu.
"Biasanya begitu. Kalau sudah duduk di kursi dewan akhirnya lupa," kata Soenarjo, saat pembekalan dalam temu kader Partai Golkar di Gedung Sasana Praja Ponorogo
Jika "penyakit" yang satu ini tidak segera disembuhkan, partai tidak segan-segan untuk njewer agar bisa memperhatikan keluhan yang ada di masyarakat.
Sebab, lanjutnya, perjuangan di partai bukan untuk memperoleh kursi dewan saja sebagai tujuan utamanya. Namun, yang lebih penting, bagaimana bisa memberikan nilai positif bagi masyarakat. "Memang sulit untuk melakukan yang terbaik. Tapi kita harus mengawali sejak dini," pintanya.
Menanggapi berdirinya Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang dinahkodai penasehat Partai Golkar, Wiranto, secara tegas Soenarjo mengatakan itu sebuah realita politik terhadap perkembangan jumlah parpol.
"Itu merupakan bagian dari demokrasi. Tentunya itu juga merupakan tantangan tersendiri bagi Golkar," katanya menjawab pertanyaan wartawan sebelum meninggalkan gedung pertemuan.
Apalagi dengan berdirinya partai baru lagi, secara langsung juga menambah jumlah partai dari yang sekarang sudah ada. "Makanya sangat tidak mungkin untuk mendapat kemenangan secara mutlak," tegasnya.
Malam kemarin, Soenarjo yang bakal macung Gubernur Jatim ini sempat ndalang di Pondok Pesantren Wali Songso, Ngabar. (tya)
BKD Panggil 45 Peserta CPNSD 2005
Sabtu, 23 Des 2006
Beberapa Berkas Belum Lengkap, Nota Penetapan dari BKN Tertunda
PONOROGO - Sebanyak 45 peserta CPNSD 2005 Kabupaten Ponorogo dari tenaga honorer daerah (honda) yang dinyatakan lulus, dinyatakan bermasalah oleh Badan Kepegawaian Nasional (BKN). Hal ini disebabkan, beberapa persyaratan ternyata belum dilengkapi. Akibatnya, hal itu berimbas pada penerimaan Surat Keputusan (SK) untuk memperoleh Nomor Induk Pegawai (NIP) bagi 484 peserta lain yang sudah mendapatkan nota penetapan dari BKN.
Masalah tersebut baru diterima Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dalam beberapa hari ini. Karena menyangkut masa depan, ke 45 peserta CPNSD bermasalah tersebut langsung dipanggil BKD untuk mendapat pejelasan. "Bukan bermasalah. Tapi kita harus memanggil karena ada beberapa persyaratan atau berkas yang memang perlu dilengkapi secepatnya sesuai nota dinas yang dikirim BKN pada kita," jelas Syahroni Anwar, Kepala BKD pada koran ini, kemarin.
Sayang, Syahroni tidak menjelaskan kelengkapan apa saja yang masih nyantol. Namun, dia hanya mengatakan, peserta yang masih tercecer belum menerima nota penetapan dari BKN terdiri dari beberapa formasi, baik dari pendidikan (guru), kimpraswil dan kesehatan.
Karena semuanya ditangani BKN, lanjut dia, sebanyak 8 peserta nekat berangkat ke pusat untuk menyerahkan kekurangan berkasnya. Disusul 9 peserta lainnya yang berangkat kemarin agar segera diproses. "Hasilnya memang langsung diproses dan dinyatakan sudah lengkap," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Syahroni menjelaskan ada seorang peserta akhirnya gugur karena tidak melengkapi berkas. Peserta dari formasi guru SD di Bungkal tersebut, kemungkinan besar gagal menerima SK menerima NIP karena tidak bisa melengkapi berkas yang ditentukan. "Ya tidak kita proses," jelasnya.
Sehingga, dari 629 CPNSD Honda yang dinyatakan lulus, tahap awal sebanyak 529 peserta akhirnya 484 telah menerima nota penetapan. Sedangkan sisanya 45 orang masih harus melengkapi berkas. Sementara tahap kedua sebanyak 98 peserta masih menunggu mendapatkan nota penetapan jika seluruh kelengkapan tahap pertama beres.
"Tapi jangan khawatir dan gelisah. Kita usahakan, paling akhir Januari 2007 SK semuanya pasti sudah kita diserahkan oleh bupati," janji Syahroni. Untuk itu, dia berpesan agar tidak terlalu percaya pada orang yang tidak bertangung jwab dengan iming-iming harus membayar untuk bisa mendapatkan SK. (tya)
Beberapa Berkas Belum Lengkap, Nota Penetapan dari BKN Tertunda
PONOROGO - Sebanyak 45 peserta CPNSD 2005 Kabupaten Ponorogo dari tenaga honorer daerah (honda) yang dinyatakan lulus, dinyatakan bermasalah oleh Badan Kepegawaian Nasional (BKN). Hal ini disebabkan, beberapa persyaratan ternyata belum dilengkapi. Akibatnya, hal itu berimbas pada penerimaan Surat Keputusan (SK) untuk memperoleh Nomor Induk Pegawai (NIP) bagi 484 peserta lain yang sudah mendapatkan nota penetapan dari BKN.
Masalah tersebut baru diterima Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dalam beberapa hari ini. Karena menyangkut masa depan, ke 45 peserta CPNSD bermasalah tersebut langsung dipanggil BKD untuk mendapat pejelasan. "Bukan bermasalah. Tapi kita harus memanggil karena ada beberapa persyaratan atau berkas yang memang perlu dilengkapi secepatnya sesuai nota dinas yang dikirim BKN pada kita," jelas Syahroni Anwar, Kepala BKD pada koran ini, kemarin.
Sayang, Syahroni tidak menjelaskan kelengkapan apa saja yang masih nyantol. Namun, dia hanya mengatakan, peserta yang masih tercecer belum menerima nota penetapan dari BKN terdiri dari beberapa formasi, baik dari pendidikan (guru), kimpraswil dan kesehatan.
Karena semuanya ditangani BKN, lanjut dia, sebanyak 8 peserta nekat berangkat ke pusat untuk menyerahkan kekurangan berkasnya. Disusul 9 peserta lainnya yang berangkat kemarin agar segera diproses. "Hasilnya memang langsung diproses dan dinyatakan sudah lengkap," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Syahroni menjelaskan ada seorang peserta akhirnya gugur karena tidak melengkapi berkas. Peserta dari formasi guru SD di Bungkal tersebut, kemungkinan besar gagal menerima SK menerima NIP karena tidak bisa melengkapi berkas yang ditentukan. "Ya tidak kita proses," jelasnya.
Sehingga, dari 629 CPNSD Honda yang dinyatakan lulus, tahap awal sebanyak 529 peserta akhirnya 484 telah menerima nota penetapan. Sedangkan sisanya 45 orang masih harus melengkapi berkas. Sementara tahap kedua sebanyak 98 peserta masih menunggu mendapatkan nota penetapan jika seluruh kelengkapan tahap pertama beres.
"Tapi jangan khawatir dan gelisah. Kita usahakan, paling akhir Januari 2007 SK semuanya pasti sudah kita diserahkan oleh bupati," janji Syahroni. Untuk itu, dia berpesan agar tidak terlalu percaya pada orang yang tidak bertangung jwab dengan iming-iming harus membayar untuk bisa mendapatkan SK. (tya)
Jumat, Desember 22, 2006
Dua Jam, Satu Tangki Habis
Jumat, 22 Des 2006
OPK Minyak Tanah Diserbu Warga
PONOROGO - Kendati beberapa kali dilakukan operasi pasar, harga minyak tanah di tingkat pengecer kawasan Ponorogo masih saja tinggi. Sedangkan pasokan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, juga sudah dilakukan secera kontinyu tanpa mengurangi jatah. Saat ini, harga bahan jenis bakar tersebut sudah mencapai Rp 4.000 hingga Rp 4.500 per liter.
Untuk mengurangi beban, khususnya masyarakat miskin, pemerintah terus intensif menggelar operasi pasar khusus (OPK) minyak tanah. "Kita sangat senang jika harga yang wajar seperti ini," kata seorang ibu yang ikut antri, kemarin. Di kecamatan kota dan Balong kemarin telah digelontor 10.000 liter minyak tanah dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 2.310 per liter.
Warga yang telah menunggu, langsung antri untuk mendapatkan minyak tanah murah tersebut. Agar tidak rebutan, petugas sengaja membuat kartu untuk masing-masing jeriken. "Untuk harga kita sengaja tidak memberlakukan Rp 2.320 per liter. Tapi kita bulatkan hanya Rp 2.300 saja," kata Agus Mustofa Latif, Wakil Ketua Hiswana Migas Madiun yang juga koordinator agen minyak tanah Ponorogo pada koran ini kemarin.
OPK kemarin tak pelak diserbu warga. Terbukti, hanya dalam waktu kurang dari dua jam, satu tangki minyak tanah dengan kapasitas 5000 liter langsung habis. (tya)
OPK Minyak Tanah Diserbu Warga
PONOROGO - Kendati beberapa kali dilakukan operasi pasar, harga minyak tanah di tingkat pengecer kawasan Ponorogo masih saja tinggi. Sedangkan pasokan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, juga sudah dilakukan secera kontinyu tanpa mengurangi jatah. Saat ini, harga bahan jenis bakar tersebut sudah mencapai Rp 4.000 hingga Rp 4.500 per liter.
Untuk mengurangi beban, khususnya masyarakat miskin, pemerintah terus intensif menggelar operasi pasar khusus (OPK) minyak tanah. "Kita sangat senang jika harga yang wajar seperti ini," kata seorang ibu yang ikut antri, kemarin. Di kecamatan kota dan Balong kemarin telah digelontor 10.000 liter minyak tanah dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 2.310 per liter.
Warga yang telah menunggu, langsung antri untuk mendapatkan minyak tanah murah tersebut. Agar tidak rebutan, petugas sengaja membuat kartu untuk masing-masing jeriken. "Untuk harga kita sengaja tidak memberlakukan Rp 2.320 per liter. Tapi kita bulatkan hanya Rp 2.300 saja," kata Agus Mustofa Latif, Wakil Ketua Hiswana Migas Madiun yang juga koordinator agen minyak tanah Ponorogo pada koran ini kemarin.
OPK kemarin tak pelak diserbu warga. Terbukti, hanya dalam waktu kurang dari dua jam, satu tangki minyak tanah dengan kapasitas 5000 liter langsung habis. (tya)
Giliran Ponorogo Diamuk Puting Beliung
PONOROGO -- Puluhan rumah warga di kawasan Ponorogo tenggara, kemarin sore diterjang angin puting beliung. Angin yang bertiup cukup kencang bersamaan hujan lebat terjadi di beberapa wilayah, khususnya Desa Coper, Kecamatan Jetis dan Desa Joresan, Kecamatan Mlarak. Bahkan, sejumlah tiang listrik juga patah lantaran tidak mampu menahan kencangnya angin.
Dari informasi yang diperoleh Koran ini, sore kemarin, sejak pukul 15.00 di kawasan tenggara Kota Reyog hujan turun cukup deras. Saat itu, juga disertai angin kencang hingga membuat warga sempat panik.
Bahkan, tidak sedikit berusaha keluar rumah karena takut rumah huniannya ambruk. "Gimana tidak takut, wong anginnya kencang. Saya langsung membawa anak dan istri sempat keluar rumah," ujar Hidayat, warga Coper.
Saat angin bertiup, terlihat pohon juga ikut meliuk-liuk karena kuatnya hantaman angin. Bersamaan hujan turun, listrik di kawasan tersebut langsung padam. Begitu hujan reda, beberapa pohon banyak yang tumbang.
Tidak hanya itu, genting rumah penduduk banyak yang berterbangan. Setidaknya, ada 70 rumah lebih mengalami kerusakan. Bahkan, rumah seorang penduduk Desa Ngrukem, Kecamatan Mlarak, ikut tertimpa pohon randu. Kendati dalam peristiwa kemarin tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Namun, sebuah kandang ayam yang selama dikelola Iwan di persawahan Coper ikut roboh rata dengan tanah.
Tragisnya, saat itu kandang ayam potong kapasitas 4.000 ekor tersebut sudah ada isinya berupuk kuthuk usia sekitar seminggu. Bahkan, semua ayam anakan itu terperangkap dalam tumpukan kandang yang sudah ambruk.
"Kita berusaha menyelamatkan anak ayam tapi karena tenaga terbatas, masih banyak ayam yang mati," jelas salah seorang pekerja di peternakan tersebut. Dalam peristiwa kemarin, kerugian ditaksir mencapai puluhan juta. (tya)
Dari informasi yang diperoleh Koran ini, sore kemarin, sejak pukul 15.00 di kawasan tenggara Kota Reyog hujan turun cukup deras. Saat itu, juga disertai angin kencang hingga membuat warga sempat panik.
Bahkan, tidak sedikit berusaha keluar rumah karena takut rumah huniannya ambruk. "Gimana tidak takut, wong anginnya kencang. Saya langsung membawa anak dan istri sempat keluar rumah," ujar Hidayat, warga Coper.
Saat angin bertiup, terlihat pohon juga ikut meliuk-liuk karena kuatnya hantaman angin. Bersamaan hujan turun, listrik di kawasan tersebut langsung padam. Begitu hujan reda, beberapa pohon banyak yang tumbang.
Tidak hanya itu, genting rumah penduduk banyak yang berterbangan. Setidaknya, ada 70 rumah lebih mengalami kerusakan. Bahkan, rumah seorang penduduk Desa Ngrukem, Kecamatan Mlarak, ikut tertimpa pohon randu. Kendati dalam peristiwa kemarin tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Namun, sebuah kandang ayam yang selama dikelola Iwan di persawahan Coper ikut roboh rata dengan tanah.
Tragisnya, saat itu kandang ayam potong kapasitas 4.000 ekor tersebut sudah ada isinya berupuk kuthuk usia sekitar seminggu. Bahkan, semua ayam anakan itu terperangkap dalam tumpukan kandang yang sudah ambruk.
"Kita berusaha menyelamatkan anak ayam tapi karena tenaga terbatas, masih banyak ayam yang mati," jelas salah seorang pekerja di peternakan tersebut. Dalam peristiwa kemarin, kerugian ditaksir mencapai puluhan juta. (tya)
(Ponorogo) Minyak Atsiri Prospektif Go Internasional
Jumat, 22 Des 2006
Kadinda Jatim Puji Pasar Lelang Agrobis
PONOROGO - Diam-diam, Kabupaten Ponorogo memiliki potensi komoditas minyak atsiri. Meski bahan dasar pembuatan parfum itu belum tersentuh untuk dikembangkan, menarik perhatian Ketua Kamar Dgang dan Industri Daerah (Kadinda) Jatim, Erlangga Satriagung.
"Saya begitu tertarik dengan minyak atsiri ini. Padahal, minyak ini andaikan bisa menembus pasar internasional, prospeknya cukup baik," kata Erlangga saat memberikan pengarahan kepada anggota pengurus Kadin se wilayah Madiun di kantor Kadin Ponorogo, kemarin.
Diakui, saat ini untuk perdagangan minyak atsiri sedikit mengalami penurunan sekitar 35 persen. Namun, bukan berarti kondisinya tidak akan membaik. "Yang jelas, jika memang ada niatan untuk menembus pasar internasional, kami akan men-support," terangnya.
Saat itu, baik Sekkab Ponorogo, Luhur Karsanto, dan Ketua Kadin Ponorogo, Sugeng Prawoto, yang duduk di sebelahnya langsung mengangguk setelah mendapat lampu hijau untuk pengembangan potensi minyak atsiri yang kemarin ikut terpajang di halaman kantor Kadin tersebut.
Kedatangan rombongan Kadinda Jatim dalam rangka safari Penyegaran Optimalisasi Program EJI (East Java Incorporated), juga terkesima dengan penyelenggaraan pasar lelang agrobis yang berhasil mencatat nilai transaksi hingga Rp 48 miliar. "Ini semua langkah yang perlu kita dukung bersama. Apalagi nilai transaksinya sangat besar," sambung Erlangga.
Sementara Sekkab Luhur Karsanto berharap Kadinda Jatim bisa membantu mencari terobosan khususnya dalam pemasaran dan peluang investasi untuk pelaku pasar di daerah. "Terus terang sering kali kita agak kesulitan untuk melempar hasil produksi," jelas Luhur. (tya)
Kadinda Jatim Puji Pasar Lelang Agrobis
PONOROGO - Diam-diam, Kabupaten Ponorogo memiliki potensi komoditas minyak atsiri. Meski bahan dasar pembuatan parfum itu belum tersentuh untuk dikembangkan, menarik perhatian Ketua Kamar Dgang dan Industri Daerah (Kadinda) Jatim, Erlangga Satriagung.
"Saya begitu tertarik dengan minyak atsiri ini. Padahal, minyak ini andaikan bisa menembus pasar internasional, prospeknya cukup baik," kata Erlangga saat memberikan pengarahan kepada anggota pengurus Kadin se wilayah Madiun di kantor Kadin Ponorogo, kemarin.
Diakui, saat ini untuk perdagangan minyak atsiri sedikit mengalami penurunan sekitar 35 persen. Namun, bukan berarti kondisinya tidak akan membaik. "Yang jelas, jika memang ada niatan untuk menembus pasar internasional, kami akan men-support," terangnya.
Saat itu, baik Sekkab Ponorogo, Luhur Karsanto, dan Ketua Kadin Ponorogo, Sugeng Prawoto, yang duduk di sebelahnya langsung mengangguk setelah mendapat lampu hijau untuk pengembangan potensi minyak atsiri yang kemarin ikut terpajang di halaman kantor Kadin tersebut.
Kedatangan rombongan Kadinda Jatim dalam rangka safari Penyegaran Optimalisasi Program EJI (East Java Incorporated), juga terkesima dengan penyelenggaraan pasar lelang agrobis yang berhasil mencatat nilai transaksi hingga Rp 48 miliar. "Ini semua langkah yang perlu kita dukung bersama. Apalagi nilai transaksinya sangat besar," sambung Erlangga.
Sementara Sekkab Luhur Karsanto berharap Kadinda Jatim bisa membantu mencari terobosan khususnya dalam pemasaran dan peluang investasi untuk pelaku pasar di daerah. "Terus terang sering kali kita agak kesulitan untuk melempar hasil produksi," jelas Luhur. (tya)
Hentikan Kekerasan Perempuan dan Anak
Jumat, 22 Des 2006
PULUHAN mahasiswa yang tergabung dalam Korp Himpunan Mahasiswa Islam-Wati (Kohati) Cabang Ponorogo kemarin turun ke jalan. Mereka menyerukan kepada sejumlah pihak dan masyarakat untuk menghentikan segala bentuk kekerasan baik kepada anak dan perempuan.
Dalam aksinya, mereka long march keliling kota. Beberapa lokasi seperti bundaran, simpang empat Pasar Legi Songgolangit juga kawasan Jalan Imam Bonjol menjadi sasaran aksi damai dalam rangka Hari Ibu yang jatuh hari ini. Sambil membawa poster, para mahasiswa itu juga menyerukan agar sebagian besar wanita yang bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk lebih waspada. "Kita minta agar segera dihentikan eksploitasi wanita," kata Haryani, Ketua Kohati Ponorogo.
kaum perempuan, seperti bekerja tidak sesuai dengan job discription, bekerja tanpa penandatangan kontrak, istri pesanan atau kawin palsu juga penjualan bayi dan anak harus segera dihentikan. Umumnya, kasus kekerasan ini disebabkan selain minimnya informasi juga rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki. "Makanya bertepatan Hari Ibu ini, kita ikut peduli untuk mengingatkan bahaya yang setiap saat bisa terjadi," ungkapnya.
Dalam aksi kemarin, juga disebarkan brosur kepada masyarakat dengan tetap mendapat kawalan dari pihak kepolisian. (tya)
PULUHAN mahasiswa yang tergabung dalam Korp Himpunan Mahasiswa Islam-Wati (Kohati) Cabang Ponorogo kemarin turun ke jalan. Mereka menyerukan kepada sejumlah pihak dan masyarakat untuk menghentikan segala bentuk kekerasan baik kepada anak dan perempuan.
Dalam aksinya, mereka long march keliling kota. Beberapa lokasi seperti bundaran, simpang empat Pasar Legi Songgolangit juga kawasan Jalan Imam Bonjol menjadi sasaran aksi damai dalam rangka Hari Ibu yang jatuh hari ini. Sambil membawa poster, para mahasiswa itu juga menyerukan agar sebagian besar wanita yang bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk lebih waspada. "Kita minta agar segera dihentikan eksploitasi wanita," kata Haryani, Ketua Kohati Ponorogo.
kaum perempuan, seperti bekerja tidak sesuai dengan job discription, bekerja tanpa penandatangan kontrak, istri pesanan atau kawin palsu juga penjualan bayi dan anak harus segera dihentikan. Umumnya, kasus kekerasan ini disebabkan selain minimnya informasi juga rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki. "Makanya bertepatan Hari Ibu ini, kita ikut peduli untuk mengingatkan bahaya yang setiap saat bisa terjadi," ungkapnya.
Dalam aksi kemarin, juga disebarkan brosur kepada masyarakat dengan tetap mendapat kawalan dari pihak kepolisian. (tya)
Kamis, Desember 21, 2006
Pengusaha Keberatan Jika Dinaikkan
Rabu, 20 Des 2006
PENETAPAN Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) tahun 2007 diakui masih di bawah standar kebutuhan hidup layak (KHL). Di Kabupaten Madiun, UMK ditetapkan sebesar Rp 450 ribu atau naik Rp 50 ribu dari tahun sebelumnya. Sementara hasil survei KHL bulan Desember ini mendekati angka Rp 600 ribu.
"Kalau dibandingkan dengan KHL memang belum cukup. Tapi kemampuan pengusaha untuk membayar UMK baru sebesar itu (Rp 450 ribu, red),"ujar Edy Sugiharto, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) kepada koran ini kemarin.
Menurut dia, KHL diketahui melalui survei yang dilakukan oleh Disnakertrans setiap bulan. Nilai KHL pada bulan Desember diketahui paling tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Ini dipengaruhi oleh kenaikan sejumlah barang kebutuhan pokok terutama beras.
Sayangnya, naiknya KHL tersebut tidak disertai kemampuan perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Madiun membayar upah pekerjanya. Dalam pertemuan untuk menetapkan UMK Kabupaten Madiun beberapa waktu lalu, pengusaha hanya memiliki kesanggupan menaikkan UMK sebesar Rp 50 ribu dibanding tahun sebelumnya. "Lebih dari itu, mereka (pengusaha, red) masih keberatan," katanya.
Penetapan UMK Kabupaten Madiun, lanjutnya, sama persis dengan usulan yang diajukan pemkab ke gubernur. Melalui surat rekomendasi tanggal 18 Oktober 2006 lalu. Tidak ada penambahan atau pengurangan dari provinsi. "Penetapan UMK Kabupaten Madiun sesuai dengan yang kami usulkan," tambah Edy.
Meski jauh dibawah KHL, Edy menyatakan hingga saat ini penetapan UMK tidak menimbulkan gejolak. Ini lantaran perusahaan yang beropreasi di Madiun belum terlalu banyak. Tidak seperti di Malang, Sidoarjo atau Pasuruan. "Sampai saat ini tidak ada pihak yang protes soal UMK. Mudah-mudahan jangan sampai terjadi," tandasnya.
Diketahui, besarnya UMK untuk seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur telah ditetapkan melalui SK Gubernur Jawa Timur 188/318/KPTS/013/2006 tertanggal 8 Desember 2006. Dalam keputusan tersebut UMK Kabupaten Madiun tahun 2007 ditetapkan sebesar Rp 450 ribu dan berlaku mulai 1 Januari 2007.
Selain menetapkan besarnya UMK, Gubernur juga menetapkan bahwa upah minimum tersebut hanya berlaku bagi pekerja yang masa kerjanya kurang dari satu tahun Bagi perusahaan yang telah memberikan upah lebih tinggi dari ketetapan gubernur dilarang mengurangi atau menurunkan upah.
Apabila ada unsur dari Dewan Pengupahan Kota/Kabupaten yang keberatan dengan keputusan gubernur tersebut diberi kesempatan untuk mengajukan kepada bupati/walikota. Sedangkan bagi pengusaha yang tidak mampu melaksanakan UMK dapat mengajukan penangguhan pelaksanaan kepada gubernur melalui Disnaker Provinsi sesuai ketentuan yang berlaku. (yup)
PENETAPAN Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) tahun 2007 diakui masih di bawah standar kebutuhan hidup layak (KHL). Di Kabupaten Madiun, UMK ditetapkan sebesar Rp 450 ribu atau naik Rp 50 ribu dari tahun sebelumnya. Sementara hasil survei KHL bulan Desember ini mendekati angka Rp 600 ribu.
"Kalau dibandingkan dengan KHL memang belum cukup. Tapi kemampuan pengusaha untuk membayar UMK baru sebesar itu (Rp 450 ribu, red),"ujar Edy Sugiharto, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) kepada koran ini kemarin.
Menurut dia, KHL diketahui melalui survei yang dilakukan oleh Disnakertrans setiap bulan. Nilai KHL pada bulan Desember diketahui paling tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Ini dipengaruhi oleh kenaikan sejumlah barang kebutuhan pokok terutama beras.
Sayangnya, naiknya KHL tersebut tidak disertai kemampuan perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Madiun membayar upah pekerjanya. Dalam pertemuan untuk menetapkan UMK Kabupaten Madiun beberapa waktu lalu, pengusaha hanya memiliki kesanggupan menaikkan UMK sebesar Rp 50 ribu dibanding tahun sebelumnya. "Lebih dari itu, mereka (pengusaha, red) masih keberatan," katanya.
Penetapan UMK Kabupaten Madiun, lanjutnya, sama persis dengan usulan yang diajukan pemkab ke gubernur. Melalui surat rekomendasi tanggal 18 Oktober 2006 lalu. Tidak ada penambahan atau pengurangan dari provinsi. "Penetapan UMK Kabupaten Madiun sesuai dengan yang kami usulkan," tambah Edy.
Meski jauh dibawah KHL, Edy menyatakan hingga saat ini penetapan UMK tidak menimbulkan gejolak. Ini lantaran perusahaan yang beropreasi di Madiun belum terlalu banyak. Tidak seperti di Malang, Sidoarjo atau Pasuruan. "Sampai saat ini tidak ada pihak yang protes soal UMK. Mudah-mudahan jangan sampai terjadi," tandasnya.
Diketahui, besarnya UMK untuk seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur telah ditetapkan melalui SK Gubernur Jawa Timur 188/318/KPTS/013/2006 tertanggal 8 Desember 2006. Dalam keputusan tersebut UMK Kabupaten Madiun tahun 2007 ditetapkan sebesar Rp 450 ribu dan berlaku mulai 1 Januari 2007.
Selain menetapkan besarnya UMK, Gubernur juga menetapkan bahwa upah minimum tersebut hanya berlaku bagi pekerja yang masa kerjanya kurang dari satu tahun Bagi perusahaan yang telah memberikan upah lebih tinggi dari ketetapan gubernur dilarang mengurangi atau menurunkan upah.
Apabila ada unsur dari Dewan Pengupahan Kota/Kabupaten yang keberatan dengan keputusan gubernur tersebut diberi kesempatan untuk mengajukan kepada bupati/walikota. Sedangkan bagi pengusaha yang tidak mampu melaksanakan UMK dapat mengajukan penangguhan pelaksanaan kepada gubernur melalui Disnaker Provinsi sesuai ketentuan yang berlaku. (yup)
Selasa, Desember 19, 2006
Bayi Indo Dibuang Diduga Hasil Hubungan Gelap TKW
Selasa, 19 Des 2006
Bayi Laki-Laki yang Dibuang di Ponorogo Itu Berwajah Indo
PONOROGO -- Induk harimau pun tak akan setega orang tua yang telah membuang bayinya di teras rumah milik Boiran, 48, warga Carangrejo, Sampung, Ponorogo. Polisi seharian kemarin berupaya mencari jati diri pembuang bayi laki-laki yang kejam melebihi binatang buas itu. Penyelidikan awal mengarah ke orang-orang di dekat lokasi kejadian.
Aparat sempat menelisik ke kawasan Pagerukir, Sampung. Daerah ini dikenal kantong TKI. Wajah bayi bernasib malang yang sekarang diberi nama Wahyu Rizki Saputra itu memang mirip keturunan pasangan beda negara (indo). Namun, belum didapat petunjuk berarti. Karenanya, siapa pasangan lawan jenis penyebar benih hingga Wahyu lahir ke dunia tetap masih samar.
Sekadar mengingatkan, bayi laki-laki berumur satu bulan sengaja ditelantarkan di teras rumah Boiran, Minggu pagi sekitar pukul 03.00. Sepucuk surat juga sengaja ikut ditinggalkan berisi permintaan maaf dan pesan agar orok yang lahir 14 November 2006 itu dipelihara. Boiran semalam sengaja menggelar kenduri sekalian menandai pemberian nama Wahyu Rizki Saputra kepada bayi buangan ini.
Menurut Kapolres Ponorogo AKBP Mukhlis AS melalui Kasat Reskrim AKP Edi Susanto, siapa pun yang sengaja meninggalkan anak di bawah umur 7 tahun di suatu tempat agar dipungut orang lain merupakan tindak pidana.
Penyidik kemarin telah menyiapkan jeratan pasal 305 KUHP. Bahkan, bila si pembuang bayi itu ternyata orang tuanya sendiri maka ancaman hukumannya bakal lebih berat. "Kami ikut memback-up penyelidikan yang sedang dilakukan Polsek Sampung," kata Edi.
Bersamaan dengan itu, polisi sedang mencari keberadaan Swalayan Ratu. Sebab, di sebagian peralatan bayi yang ditinggalkan di TKP terdapat label toko serba ada tersebut. Akankah kasus ini terungkap?
Yang terang, polisi sebelumnya juga masih memiliki PR (pekerjaan rumah) pengungkapan kasus pembuangan mayat bayi di area kebun jagung Dusun Sumber, Desa Tumpuk, Sawoo, pada akhir Maret lalu.
Orok berjenis kelamin laki-laki itu sudah tak bernyawa saat ditemukam terbungkus kardus bekas kemasan mi instan merk Sarimi. Si janin dipastikan cukup bulan hingga organ-organ tubuh sudah terbentuk sempurna. Panjang tubuh bayi 42 centimeter dengan bobot 2 kilogram setelah ari-arinya dipisahkan. Sengaja sudah dikafani, bayi malang itu diperkirakan tewas antara 6 sampai 8 jam sebelum diketemukan sekitar pukul 10.00. (hw)
Bayi Laki-Laki yang Dibuang di Ponorogo Itu Berwajah Indo
PONOROGO -- Induk harimau pun tak akan setega orang tua yang telah membuang bayinya di teras rumah milik Boiran, 48, warga Carangrejo, Sampung, Ponorogo. Polisi seharian kemarin berupaya mencari jati diri pembuang bayi laki-laki yang kejam melebihi binatang buas itu. Penyelidikan awal mengarah ke orang-orang di dekat lokasi kejadian.
Aparat sempat menelisik ke kawasan Pagerukir, Sampung. Daerah ini dikenal kantong TKI. Wajah bayi bernasib malang yang sekarang diberi nama Wahyu Rizki Saputra itu memang mirip keturunan pasangan beda negara (indo). Namun, belum didapat petunjuk berarti. Karenanya, siapa pasangan lawan jenis penyebar benih hingga Wahyu lahir ke dunia tetap masih samar.
Sekadar mengingatkan, bayi laki-laki berumur satu bulan sengaja ditelantarkan di teras rumah Boiran, Minggu pagi sekitar pukul 03.00. Sepucuk surat juga sengaja ikut ditinggalkan berisi permintaan maaf dan pesan agar orok yang lahir 14 November 2006 itu dipelihara. Boiran semalam sengaja menggelar kenduri sekalian menandai pemberian nama Wahyu Rizki Saputra kepada bayi buangan ini.
Menurut Kapolres Ponorogo AKBP Mukhlis AS melalui Kasat Reskrim AKP Edi Susanto, siapa pun yang sengaja meninggalkan anak di bawah umur 7 tahun di suatu tempat agar dipungut orang lain merupakan tindak pidana.
Penyidik kemarin telah menyiapkan jeratan pasal 305 KUHP. Bahkan, bila si pembuang bayi itu ternyata orang tuanya sendiri maka ancaman hukumannya bakal lebih berat. "Kami ikut memback-up penyelidikan yang sedang dilakukan Polsek Sampung," kata Edi.
Bersamaan dengan itu, polisi sedang mencari keberadaan Swalayan Ratu. Sebab, di sebagian peralatan bayi yang ditinggalkan di TKP terdapat label toko serba ada tersebut. Akankah kasus ini terungkap?
Yang terang, polisi sebelumnya juga masih memiliki PR (pekerjaan rumah) pengungkapan kasus pembuangan mayat bayi di area kebun jagung Dusun Sumber, Desa Tumpuk, Sawoo, pada akhir Maret lalu.
Orok berjenis kelamin laki-laki itu sudah tak bernyawa saat ditemukam terbungkus kardus bekas kemasan mi instan merk Sarimi. Si janin dipastikan cukup bulan hingga organ-organ tubuh sudah terbentuk sempurna. Panjang tubuh bayi 42 centimeter dengan bobot 2 kilogram setelah ari-arinya dipisahkan. Sengaja sudah dikafani, bayi malang itu diperkirakan tewas antara 6 sampai 8 jam sebelum diketemukan sekitar pukul 10.00. (hw)
Senin, Desember 18, 2006
Ketika Warga Carangrejo, Sampung, Ponorogo, Gelar Bersih Desa, Apa yang Unik?
Sabtu, 16 Des 2006
Sebar Pasir Sepanjang Jalan, Diakhiri Pesta Gulai Kambing
Acara bersih desa ternyata dapat dikemas khidmat, menarik lagi unik. Warga Dusun Ringinputih, Desa Carangrejo, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, menandainya dengan prosesi berjalan kaki menyisir kampung di tengah malam sembari melafalkan ayat Kursi. Ada sesuatu yang hendak diraih lebih?
HADI WINARSO, Ponorogo
---
GERIMIS ikut menandai tahlil di perempatan dusun itu. Hujan mulai reda saat modin desa menyampaikan prakata. Corong ganti diserahkan ke seorang ulama yang memberikan sekapur sirih tujuan doa bersama.
Tahlil dan kalimah toyibah pun berkumandang lama. Para lelaki Dusun Ringinputih mengikutinya dengan takzim. "Bersih desa bukan sekadar agar kita aman dan tenteram serta lancar mencari rejeki. Ini upaya mencari cahaya di atas cahaya," petuah KIai Ridwan.
Ridwan rasanya tak berlebihan. Ada doa khusus yang sengaja dilafalkannya dan wajib diikuti peserta tahlil. Kondisi umat sekarang ini, menurut Ridwan, cukup merisaukan. Kadar iman dan iksan mereka mulai menipis. "Padahal, iman dan iksan harus senantiasa dipegang kuat agar kita selamat dunia-akhirat," tandasnya.
Menariknya, Ridwan mensyaratkan agar peserta tahlil tak langsung undur diri. Selain menyantap gulai kambing yang sudah dimasak sejak pagi, warga diminta kirab bersama dari ujung barat dusun. Lampu petromak dan obor segera disulut. Lelaki tua-muda berduyun-duyun menuju kediaman Ridwan.
Kepala dusun Ringinputih, Rusmanto, didaulat menerima cundrik (semacam tombak) yang bakal diarak keliling kampung. "Pusaka itu dulu yang dipakai untuk babad dusun sini, mengusir kawanan ular," ungkap sesepuh desa.
Selain cundrik, sebungkus pasir juga diserahkan ke peserta kirab. Pasir laut itu disebar ke sepanjang rute jalan yang dilalui. Rombongan kirap lebih dulu berarak ke tapal batas dusun di barat daya. Adzan langsung dikumandangkan lalu ditimpali doa sang kIai.
Di tahun-tahun sebelumnya, Ridwan hanya menyuruh sebagian santrinya membaca ayat suci sambil berkeliling dusun. Kali ini, warga sengaja dilibatkan. "Di sepanjang perjalanan, bacalah ayat Kursi tanpa henti," pesan Ridwan.
Ular-ularan warga yang berjalan kaki dengan alat penerangan tradisional membelah malam. Ayat kursi juga terdengar sayup. Lewat prosesi ini diharapkan tak hanya warga Ringinputih yang mendapat "keselamatan", namun juga penduduk yang tinggal di sekelilingnya. Bahkan, siapa pun yang ikut melintas di jalanan dusun itu.
"Mudah-mudahan tak ada pagebluk, panen juga berhasil. Pak Ridwan kalau ada sesuatu yang dianggap gawat biasanya berjalan seorang diri mengelilingi dusun," pinta seorang nenek saat peserta kirab lewat.
Tata cara bersih desa belum selesai semalam itu. Paginya, warga setempat masih menyembelih kambing di tempat yang dikeramatkan. Seekor kambing jantan digiring ke lokasi dan dimasak beramai-ramai di situ. Selepas salat Jumat, kenduri digelar.
Kasun Rusmanto sempat mengacungi jempol terhadap kerukunan warganya ini. "Biaya ditanggung iuran semua RT, hitungannya tiap-tiap satu rumah menyumbang dengan batas minimal. Bersih desa rutin dilaksanakan tiap tahun," kata Rusmanto.
Toleransi beragama, lanjut dia, juga selalu terjaga di Ringinputih. Warga muslim selaras hidup berdampingan dengan non muslim. Untuk urusan kenduri, semuanya diundang tanpa perbedaan. "Di sini komplit. Muslim, nasrani dan kejawen, mereka rukun-rukun saja." ***
Sebar Pasir Sepanjang Jalan, Diakhiri Pesta Gulai Kambing
Acara bersih desa ternyata dapat dikemas khidmat, menarik lagi unik. Warga Dusun Ringinputih, Desa Carangrejo, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, menandainya dengan prosesi berjalan kaki menyisir kampung di tengah malam sembari melafalkan ayat Kursi. Ada sesuatu yang hendak diraih lebih?
HADI WINARSO, Ponorogo
---
GERIMIS ikut menandai tahlil di perempatan dusun itu. Hujan mulai reda saat modin desa menyampaikan prakata. Corong ganti diserahkan ke seorang ulama yang memberikan sekapur sirih tujuan doa bersama.
Tahlil dan kalimah toyibah pun berkumandang lama. Para lelaki Dusun Ringinputih mengikutinya dengan takzim. "Bersih desa bukan sekadar agar kita aman dan tenteram serta lancar mencari rejeki. Ini upaya mencari cahaya di atas cahaya," petuah KIai Ridwan.
Ridwan rasanya tak berlebihan. Ada doa khusus yang sengaja dilafalkannya dan wajib diikuti peserta tahlil. Kondisi umat sekarang ini, menurut Ridwan, cukup merisaukan. Kadar iman dan iksan mereka mulai menipis. "Padahal, iman dan iksan harus senantiasa dipegang kuat agar kita selamat dunia-akhirat," tandasnya.
Menariknya, Ridwan mensyaratkan agar peserta tahlil tak langsung undur diri. Selain menyantap gulai kambing yang sudah dimasak sejak pagi, warga diminta kirab bersama dari ujung barat dusun. Lampu petromak dan obor segera disulut. Lelaki tua-muda berduyun-duyun menuju kediaman Ridwan.
Kepala dusun Ringinputih, Rusmanto, didaulat menerima cundrik (semacam tombak) yang bakal diarak keliling kampung. "Pusaka itu dulu yang dipakai untuk babad dusun sini, mengusir kawanan ular," ungkap sesepuh desa.
Selain cundrik, sebungkus pasir juga diserahkan ke peserta kirab. Pasir laut itu disebar ke sepanjang rute jalan yang dilalui. Rombongan kirap lebih dulu berarak ke tapal batas dusun di barat daya. Adzan langsung dikumandangkan lalu ditimpali doa sang kIai.
Di tahun-tahun sebelumnya, Ridwan hanya menyuruh sebagian santrinya membaca ayat suci sambil berkeliling dusun. Kali ini, warga sengaja dilibatkan. "Di sepanjang perjalanan, bacalah ayat Kursi tanpa henti," pesan Ridwan.
Ular-ularan warga yang berjalan kaki dengan alat penerangan tradisional membelah malam. Ayat kursi juga terdengar sayup. Lewat prosesi ini diharapkan tak hanya warga Ringinputih yang mendapat "keselamatan", namun juga penduduk yang tinggal di sekelilingnya. Bahkan, siapa pun yang ikut melintas di jalanan dusun itu.
"Mudah-mudahan tak ada pagebluk, panen juga berhasil. Pak Ridwan kalau ada sesuatu yang dianggap gawat biasanya berjalan seorang diri mengelilingi dusun," pinta seorang nenek saat peserta kirab lewat.
Tata cara bersih desa belum selesai semalam itu. Paginya, warga setempat masih menyembelih kambing di tempat yang dikeramatkan. Seekor kambing jantan digiring ke lokasi dan dimasak beramai-ramai di situ. Selepas salat Jumat, kenduri digelar.
Kasun Rusmanto sempat mengacungi jempol terhadap kerukunan warganya ini. "Biaya ditanggung iuran semua RT, hitungannya tiap-tiap satu rumah menyumbang dengan batas minimal. Bersih desa rutin dilaksanakan tiap tahun," kata Rusmanto.
Toleransi beragama, lanjut dia, juga selalu terjaga di Ringinputih. Warga muslim selaras hidup berdampingan dengan non muslim. Untuk urusan kenduri, semuanya diundang tanpa perbedaan. "Di sini komplit. Muslim, nasrani dan kejawen, mereka rukun-rukun saja." ***
Jumat, Desember 15, 2006
Gedung Pemkab Nyaris Terbakar
Jumat, 15 Des 2006
Asap Membubung dari Lantai 7 Bikin Geger
PONOROGO -- Gedung Krida Praja Pemkab Ponorogo, kemarin pagi nyaris di lalap si jago merah. Ini setelah ruangan Subdin Industri dan Penanaman Modal Dinas Indakop di lantai 7 mengeluarkan asap yang terus membubung.
Bahkan, saat diketahui petugas sekitar pukul 04.30 dini hari kemarin, api masih menyala. Untung saja, petugas langsung memadamkan dengan menyemprotkan isi tabung pemadam kebakaran yang tak jauh dari lokasi kejadian. Kendati api bisa dipadamkan, namun peristiwa tersebut sempat mengganggu aktivitas karyawan Pemkab Ponorogo.
Dari informasi yang diperoleh, setelah kawasan Ponorogo diguyur hujan lebat, tiba-tiba petugas jaga dikejutkan dengan asap yang mengepul dari bagian atas gedung kantor pemkab yang berlantai delapan tersebut. Saat itu juga, beberapa petugas jaga segera naik ke lantai atas dan mencari sumber api.
Karena asap terus membesar, sempat menyulitkan menembus ke ruangan Subdin Industri. Khususnya, di sudut tempat titik api berasal. Api baru bisa dipadamkan, menjelang subuh kemarin. "Sementara kita belum bisa menyimpulkan penyebabnya. Yang jelas, peristiwa itu sudah kita atasi dan memang sempat mengganggu aktivitas karyawan," jelas Luhur Karsanto, Sekkab Ponorogo, kemarin.
Pantauan koran ini, tempat titik api berada di sudut tenggara rungan subdin industri. Di sekitarnya terdapat beberapa inventaris kantor yang sudah meleleh bekas dijilati api. Di antaranya kipas angin, alat pemanas air (dispenser), monitor komputer yang sudah rusak. Hingga kemarin rungan masih dikunci untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kasatserse Polres Ponorogo, AKP Edi Susanto, mengatakan pihaknya masih meminta keterangan dari beberapa saksi, khususnya penjaga malam. Termasuk akan mendatangkan petugas Labfor dari Polda Jatim. "Sementara beberapa saksi tengah kita mintai keterangan. Kalau dari Labfor mungkin baru nanti (tadi) malam datang," jelasnya.
Apakah kebakaran disebabkan puntung rokok atau hubungan pendek listrik, Kasatserse tidak mau berspekulasi. "Kita tunggu saja hasil penyelidikan," pintanya.
Alarm Kebakaran Tidak Berfungsi?
Asal muasal api yang membakar salah satu ruangan Graha Krida Praja, sekitar pukul 04.30 kemarin, masih mengundang tanda tanya. Tim dari Labfor Polda, rencananya baru pagi ini melakukan olah TKP untuk mengungkap penyebab kebakaran. Police line sampai kemarin masih terbentang di ruang Subdin Indakop itu.
Yang terang, alarm tanda kebakaran di gedung pusat pemerintahan di Ponorogo berlantai delapan itu ternyata tidak berfungsi. Terbukti, penjaga malam malah mengetahui adanya kobaran api dari seorang warga yang melihat dari arah Alun-alun. Jilatan api tampak jelas dari kejauhan lantaran aliran listrik di dalam ruangan dipadamkan bila malam hari.
Layaknya pola pengamanan di gedung-gedung bertingkat lainnya, alarm kebakaran mestinya berdengung otomatis bila muncul kepulan asap. "Setelah diberitahu orang, saya langsung naik ke lantai tujuh," ungkap Dwiyono, petugas yang berjaga malam di Graha Krida Praja.
Dwiyono bersama seorang Satpol PP dan dua petugas bagian kelistrikan yang giliran bertugas Rabu malam sampai Kamis pagi, memang sempat dimintai keterangan polisi. Dua karyawan Subdin Indakop kemarin juga tampak datang ke kantor Sat Reskrim.
Informasi yang berhasil dihimpun, ada aktivitas rapat di ruang Bantarangin, malam sebelum kebakaran terjadi. Selain itu, di lantai enam juga tengah berlangsung latihan band yang baru selesai tengah malam.
Sejauh ini, sebuah kipas angin yang kerap ngadat dicurigai sebagai biang keladi kebakaran. Karyawan Subdin Indakop diduga lupa mematikan dan mencabut kabel kipas angin dari stop kontak saat pulang kerja. "Kipas angin itu bekas inventaris dari kantor perindustrian lama," tutur seorang saksi. (tya/hw)
Asap Membubung dari Lantai 7 Bikin Geger
PONOROGO -- Gedung Krida Praja Pemkab Ponorogo, kemarin pagi nyaris di lalap si jago merah. Ini setelah ruangan Subdin Industri dan Penanaman Modal Dinas Indakop di lantai 7 mengeluarkan asap yang terus membubung.
Bahkan, saat diketahui petugas sekitar pukul 04.30 dini hari kemarin, api masih menyala. Untung saja, petugas langsung memadamkan dengan menyemprotkan isi tabung pemadam kebakaran yang tak jauh dari lokasi kejadian. Kendati api bisa dipadamkan, namun peristiwa tersebut sempat mengganggu aktivitas karyawan Pemkab Ponorogo.
Dari informasi yang diperoleh, setelah kawasan Ponorogo diguyur hujan lebat, tiba-tiba petugas jaga dikejutkan dengan asap yang mengepul dari bagian atas gedung kantor pemkab yang berlantai delapan tersebut. Saat itu juga, beberapa petugas jaga segera naik ke lantai atas dan mencari sumber api.
Karena asap terus membesar, sempat menyulitkan menembus ke ruangan Subdin Industri. Khususnya, di sudut tempat titik api berasal. Api baru bisa dipadamkan, menjelang subuh kemarin. "Sementara kita belum bisa menyimpulkan penyebabnya. Yang jelas, peristiwa itu sudah kita atasi dan memang sempat mengganggu aktivitas karyawan," jelas Luhur Karsanto, Sekkab Ponorogo, kemarin.
Pantauan koran ini, tempat titik api berada di sudut tenggara rungan subdin industri. Di sekitarnya terdapat beberapa inventaris kantor yang sudah meleleh bekas dijilati api. Di antaranya kipas angin, alat pemanas air (dispenser), monitor komputer yang sudah rusak. Hingga kemarin rungan masih dikunci untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kasatserse Polres Ponorogo, AKP Edi Susanto, mengatakan pihaknya masih meminta keterangan dari beberapa saksi, khususnya penjaga malam. Termasuk akan mendatangkan petugas Labfor dari Polda Jatim. "Sementara beberapa saksi tengah kita mintai keterangan. Kalau dari Labfor mungkin baru nanti (tadi) malam datang," jelasnya.
Apakah kebakaran disebabkan puntung rokok atau hubungan pendek listrik, Kasatserse tidak mau berspekulasi. "Kita tunggu saja hasil penyelidikan," pintanya.
Alarm Kebakaran Tidak Berfungsi?
Asal muasal api yang membakar salah satu ruangan Graha Krida Praja, sekitar pukul 04.30 kemarin, masih mengundang tanda tanya. Tim dari Labfor Polda, rencananya baru pagi ini melakukan olah TKP untuk mengungkap penyebab kebakaran. Police line sampai kemarin masih terbentang di ruang Subdin Indakop itu.
Yang terang, alarm tanda kebakaran di gedung pusat pemerintahan di Ponorogo berlantai delapan itu ternyata tidak berfungsi. Terbukti, penjaga malam malah mengetahui adanya kobaran api dari seorang warga yang melihat dari arah Alun-alun. Jilatan api tampak jelas dari kejauhan lantaran aliran listrik di dalam ruangan dipadamkan bila malam hari.
Layaknya pola pengamanan di gedung-gedung bertingkat lainnya, alarm kebakaran mestinya berdengung otomatis bila muncul kepulan asap. "Setelah diberitahu orang, saya langsung naik ke lantai tujuh," ungkap Dwiyono, petugas yang berjaga malam di Graha Krida Praja.
Dwiyono bersama seorang Satpol PP dan dua petugas bagian kelistrikan yang giliran bertugas Rabu malam sampai Kamis pagi, memang sempat dimintai keterangan polisi. Dua karyawan Subdin Indakop kemarin juga tampak datang ke kantor Sat Reskrim.
Informasi yang berhasil dihimpun, ada aktivitas rapat di ruang Bantarangin, malam sebelum kebakaran terjadi. Selain itu, di lantai enam juga tengah berlangsung latihan band yang baru selesai tengah malam.
Sejauh ini, sebuah kipas angin yang kerap ngadat dicurigai sebagai biang keladi kebakaran. Karyawan Subdin Indakop diduga lupa mematikan dan mencabut kabel kipas angin dari stop kontak saat pulang kerja. "Kipas angin itu bekas inventaris dari kantor perindustrian lama," tutur seorang saksi. (tya/hw)
Senin, Desember 11, 2006
Sebanyak 484 CPNS Belum Terima SK NIP
Senin, 11 Des 2006
Imbas Dari 45 CPNS Honda yang Bermasalah
PONOROGO - Sebanyak 45 peserta CPNSD 2005 Kabupaten Ponorogo dari tenaga honorer daerah (honda) yang dinyatakan lulus, bernasib tragis. Badan Kepegawaian Nasional (BKN) menyatakan ke-45 CPNS tersebut diduga bermasalah. Hal ini lantaran beberapa persyaratan belum dilengkapi. Akibatnya, berimbas pada penerimaan Surat Keputusan (SK) untuk memperoleh Nomor Induk Pegawai (NIP) bagi 484 peserta lain yang sudah mendapatkan nota penetapan dari BKN.
Masalah tersebut baru diterima Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dalam beberapa hari ini. Karena menyangkut masa depan pesertta CPNSD, ke-45 peserta bermasalah tersebut langsung dipanggil BKD untuk mendapat penjelasan. "Bukan bermasalah. Tapi kita harus memanggil karena ada beberapa persyaratan atau berkas yang memang perlu dilengkapi secepatnya sesuai nota dinas yang dikirim BKN pada kita," kata Syahroni Anwar, Kepala BKD pada koran ini kemarin.
Sayang, Syahroni tidak menjelaskan kelengkapan apa saja yang masih nyantol. Namun, dia hanya mengatakan peserta yang masih tercecer belum menerima nota penetapan dari BKN terdiri dari beberapa formasi baik dari pendidikan (guru), kimpraswil dan kesehatan. Karena semuanya ditangani BKN, lanjut dia, sebanyak 8 peserta nekat berangkat ke pusat untuk menyerahkan kekurangan berkasnya. Disusul 9 peserta lainnya yang berangkat kemarin agar segera diproses. "Hasilnya memang langsung diproses dan dinyatakan sudah lengkap," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Syahroni menjelaskan seorang peserta akhirnya gugur karena tidak melengkapi berkas. Peserta dari formasi guru SD di Bungkal tersebut, kemungkinan besar gagal menerima SK penerimaan NIP karena tidak bisa melengkapi berkas yang ditentukan. "Ya tidak kita proses," jelasnya.
Sehingga, lanjut dia, dari 629 CPNSD Honda yang dinyatakan lulus, tahap awal sebanyak 529 peserta akhirnya 484 telah menerima nota penetapan. Sedangkan sisanya 44 orang masih harus melengkapi berkas. Sementara tahap kedua sebanyak 98 peserta masih menunggu mendapatkan nota penetapan jika seluruh kelengkapan tahap pertama beres. "Tapi jangan khawatir dan gelisah. Kita usahakan, paling akhir Januari 2007 SK semuanya pasti sudah kita diserahkan oleh bupati," janji Syahroni. Untuk itu, dia berpesan agar tidak terlalu percaya pada orang yang tidak bertangung jwab dengan iming-iming harus membayar untuk bisa mendapatkan SK. (tya)
Imbas Dari 45 CPNS Honda yang Bermasalah
PONOROGO - Sebanyak 45 peserta CPNSD 2005 Kabupaten Ponorogo dari tenaga honorer daerah (honda) yang dinyatakan lulus, bernasib tragis. Badan Kepegawaian Nasional (BKN) menyatakan ke-45 CPNS tersebut diduga bermasalah. Hal ini lantaran beberapa persyaratan belum dilengkapi. Akibatnya, berimbas pada penerimaan Surat Keputusan (SK) untuk memperoleh Nomor Induk Pegawai (NIP) bagi 484 peserta lain yang sudah mendapatkan nota penetapan dari BKN.
Masalah tersebut baru diterima Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dalam beberapa hari ini. Karena menyangkut masa depan pesertta CPNSD, ke-45 peserta bermasalah tersebut langsung dipanggil BKD untuk mendapat penjelasan. "Bukan bermasalah. Tapi kita harus memanggil karena ada beberapa persyaratan atau berkas yang memang perlu dilengkapi secepatnya sesuai nota dinas yang dikirim BKN pada kita," kata Syahroni Anwar, Kepala BKD pada koran ini kemarin.
Sayang, Syahroni tidak menjelaskan kelengkapan apa saja yang masih nyantol. Namun, dia hanya mengatakan peserta yang masih tercecer belum menerima nota penetapan dari BKN terdiri dari beberapa formasi baik dari pendidikan (guru), kimpraswil dan kesehatan. Karena semuanya ditangani BKN, lanjut dia, sebanyak 8 peserta nekat berangkat ke pusat untuk menyerahkan kekurangan berkasnya. Disusul 9 peserta lainnya yang berangkat kemarin agar segera diproses. "Hasilnya memang langsung diproses dan dinyatakan sudah lengkap," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Syahroni menjelaskan seorang peserta akhirnya gugur karena tidak melengkapi berkas. Peserta dari formasi guru SD di Bungkal tersebut, kemungkinan besar gagal menerima SK penerimaan NIP karena tidak bisa melengkapi berkas yang ditentukan. "Ya tidak kita proses," jelasnya.
Sehingga, lanjut dia, dari 629 CPNSD Honda yang dinyatakan lulus, tahap awal sebanyak 529 peserta akhirnya 484 telah menerima nota penetapan. Sedangkan sisanya 44 orang masih harus melengkapi berkas. Sementara tahap kedua sebanyak 98 peserta masih menunggu mendapatkan nota penetapan jika seluruh kelengkapan tahap pertama beres. "Tapi jangan khawatir dan gelisah. Kita usahakan, paling akhir Januari 2007 SK semuanya pasti sudah kita diserahkan oleh bupati," janji Syahroni. Untuk itu, dia berpesan agar tidak terlalu percaya pada orang yang tidak bertangung jwab dengan iming-iming harus membayar untuk bisa mendapatkan SK. (tya)
Masyarakat Dapil Jatim VII Ikut Kaget Pasca-Heboh Video Mesum Yahya Zaini
Senin, 11 Des 2006
Lebaran Rajin Pasang Spanduk, di Magetan Dapat 52 Ribu Suara
Sosok M Yahya Zaini, anggota DPR RI yang tersandung rekaman video mesum bersama artis Maria Eva ikut mengguncang masyarakat Ngawi. Maklum, Yahya merupakan calon anggota legislatif dari Daerah Pilihan (Dapil) Jatim VII, yang meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan dan Trenggalek. Bagaimana pandangan warga Ngawi setelah sosok wakil rakyatnya kini kesandung kasus video mesum itu?
Kundari P Susanti - Ngawi
RESES Yahya Zaini yang dilakukan usai Lebaran, tepatnya 6 November 2006 lalu berkesan bagi Ngawi. Pasalnya, itulah kali pertama setelah masuk DPR RI sejak 2004, reses Yahya diisi pertemuan dengan klomtan. Tahun-tahun sebelumnya, sesuai jabatannya sebagai Ketua Bidang Pembinaan Kerohanian DPP Partai Golkar, Yahya lebih sering mengadakan pertemuan dengan para tokoh agama saat melakukan resesnya.
Dalam reses yang dilakukan di Pacing, Kecamatan Padas, Ngawi, itu, Yahya menjadi tumpuan para petani mengenai kesulitan yang mereka hadapi. Dia juga dipameri keberhasilan klomtan dalam mengembangkan pembasmi hama alami dan produksi pupuk organik dari Ngawi.
Yahya juga berjanji ikut membantu mengurus hak paten yang coba diajukan para klomtan untuk beberapa karya mereka. Saat itu, Yahya juga membantu belasan mesin diesel pemompa air dan mesin perontok jagung. Ketika sesi rehat dan makan siang, Yahya yang sempat diwawancarai koran ini banyak bercerita tentang rekrutmen PNS di tahun 2007 karena itu masih termasuk wewenangnya sebagai anggota Komisi II DPR RI.
Pria asli Bawean, Gresik ini juga tanpa canggung melahap masakan ala pedesaan yang disediakan, yakni bothok dan sayur asam dengan tempe dan lele goreng. Salah seorang petani Ngawi yang enggan disebut namanya mengungkapkan, kasus Yahya ikut mengagetkan mereka.
Dalam diklat dan rapat yang dilakukan beberapa klomtan, Yahya pun jadi bahan pembicaraan setelah heboh video dan pernyataan Maria Eva. "Rata-rata klomtan mengaku prihatin dan kaget, saya sendiri sejak mendengar hal itu tak sampai hati lihat televisi," katanya.
Yahya Zaini bukan nama asing di Ngawi. Sejak masuk DPR RI, setiap Idul Fitri tiba spanduk berisi ucapan selamat darinya tergantung di berbagai sudut jalan strategis. Bahkan, beberapa spanduk sampai di pasar dan jalan-jalan kecamatan. Setelah heboh video itu, spanduk Yahya pun menghilang dari pandangan.
Ketua DPD Partai Golkar Ngawi Yayuk Sri Rahayuningsih mengaku ikut prihatin atas apa yang menimpa Yahya. Usai pernyataan mundur Yahya dari kursi dewan, DPD PG Ngawi akan fokus meminta komitmen dari calon penggantinya kelak. "Terutama ya memperhatikan nasib petani dan masyarakat Ngawi serta rakyat Dapil Jatim VII," katanya.
Bila ada penggantian Yahya dari kursi DPR RI, kemungkinan besar calonnya adalah Mustokoweni, tokoh Partai Golkar asal Malang yang kini bermukim di Jakarta. Padanya kelak digantungkan kembali harapan masyarakat Ngawi dan rakyat daerah Mataraman yang tergabung di Dapil Jatim VII.
Rasa prihatin juga diungkap oleh Ketua Partai Goklar Magetan, Rudy Supeno pasca-Yahya Zaini kesandung kasus video mesum bersama Maria Eva. Rudy mengaku tahu kasus ini tiga hari setelah mencuat. "Saya tahunya dari teman dewan soal kasus Pak Yahya tersebut," terang Rudy.
Namun, Rudy menyerahkan kasus ini kepada DPP Partai Golkar. Waktu Pemilu lalu, di Magetan, Yahya mendapatkan 52 ribu suara. "Di mata kami, Pak Yahya adalah kader partai yang komitmen memperjuangkan partai dan membina konstituen. Buktinya, dia sering ke Magetan. Kini di dewan Magetan, kita sering mendapat sindirian kasus Yahya," terang dia.
Tak jauh beda dengan Yayuk dan Rudy, Ketua DPD Partai Golkar Ponorogo Asmuni, juga merasa prihatin atas kasus yang menimpa Yahya Zaini. Apalagi, ia berangkat dari Dapil Jatim VII (termasuk Ponorogo) yang secara langsung bisa mencoreng citra Golkar.
"Tidak hanya prihatin, tapi memang istilah jawanya sudah geblake mbilung dan dia kalau berani berbuat ya harus berani bertanggung jawab," jelas Asmuni, ditemui koran ini baru saja pulang setelah menghadiri HUT Golkar di Malang, kemarin.
Apalagi sesuai arahan Ketua Umum DPP Golkar, M. Jusuf Kalla, Golkar tidak akan menutupi kadernya yang melakukan kesalahan dan bisa mencoreng nama baik partai. Sehingga, jika memang telah melakukan harus berani menanggung risiko terburuk yang diterimanya.
Karena saat ini status Yahya sudah mengundurkan diri dari DPR RI dan menyatakan keluar dari Partai Golkar, secara otomatis orang yang berada di bawahnya adalah yang berhak menggantikan sebagai penggani antar waktu (PAW).
Karena posisi di Dapil VII urutan pertama Yahya Zaini disusul Markum Singodimedjo, maka urutan ketiga yakni Mustokoweni berhak atas kursi yang telah ditinggalkan politikus asal Bawean Gresik itu. *** (dibantu didik hariyono dan budi setyawan)
Lebaran Rajin Pasang Spanduk, di Magetan Dapat 52 Ribu Suara
Sosok M Yahya Zaini, anggota DPR RI yang tersandung rekaman video mesum bersama artis Maria Eva ikut mengguncang masyarakat Ngawi. Maklum, Yahya merupakan calon anggota legislatif dari Daerah Pilihan (Dapil) Jatim VII, yang meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan dan Trenggalek. Bagaimana pandangan warga Ngawi setelah sosok wakil rakyatnya kini kesandung kasus video mesum itu?
Kundari P Susanti - Ngawi
RESES Yahya Zaini yang dilakukan usai Lebaran, tepatnya 6 November 2006 lalu berkesan bagi Ngawi. Pasalnya, itulah kali pertama setelah masuk DPR RI sejak 2004, reses Yahya diisi pertemuan dengan klomtan. Tahun-tahun sebelumnya, sesuai jabatannya sebagai Ketua Bidang Pembinaan Kerohanian DPP Partai Golkar, Yahya lebih sering mengadakan pertemuan dengan para tokoh agama saat melakukan resesnya.
Dalam reses yang dilakukan di Pacing, Kecamatan Padas, Ngawi, itu, Yahya menjadi tumpuan para petani mengenai kesulitan yang mereka hadapi. Dia juga dipameri keberhasilan klomtan dalam mengembangkan pembasmi hama alami dan produksi pupuk organik dari Ngawi.
Yahya juga berjanji ikut membantu mengurus hak paten yang coba diajukan para klomtan untuk beberapa karya mereka. Saat itu, Yahya juga membantu belasan mesin diesel pemompa air dan mesin perontok jagung. Ketika sesi rehat dan makan siang, Yahya yang sempat diwawancarai koran ini banyak bercerita tentang rekrutmen PNS di tahun 2007 karena itu masih termasuk wewenangnya sebagai anggota Komisi II DPR RI.
Pria asli Bawean, Gresik ini juga tanpa canggung melahap masakan ala pedesaan yang disediakan, yakni bothok dan sayur asam dengan tempe dan lele goreng. Salah seorang petani Ngawi yang enggan disebut namanya mengungkapkan, kasus Yahya ikut mengagetkan mereka.
Dalam diklat dan rapat yang dilakukan beberapa klomtan, Yahya pun jadi bahan pembicaraan setelah heboh video dan pernyataan Maria Eva. "Rata-rata klomtan mengaku prihatin dan kaget, saya sendiri sejak mendengar hal itu tak sampai hati lihat televisi," katanya.
Yahya Zaini bukan nama asing di Ngawi. Sejak masuk DPR RI, setiap Idul Fitri tiba spanduk berisi ucapan selamat darinya tergantung di berbagai sudut jalan strategis. Bahkan, beberapa spanduk sampai di pasar dan jalan-jalan kecamatan. Setelah heboh video itu, spanduk Yahya pun menghilang dari pandangan.
Ketua DPD Partai Golkar Ngawi Yayuk Sri Rahayuningsih mengaku ikut prihatin atas apa yang menimpa Yahya. Usai pernyataan mundur Yahya dari kursi dewan, DPD PG Ngawi akan fokus meminta komitmen dari calon penggantinya kelak. "Terutama ya memperhatikan nasib petani dan masyarakat Ngawi serta rakyat Dapil Jatim VII," katanya.
Bila ada penggantian Yahya dari kursi DPR RI, kemungkinan besar calonnya adalah Mustokoweni, tokoh Partai Golkar asal Malang yang kini bermukim di Jakarta. Padanya kelak digantungkan kembali harapan masyarakat Ngawi dan rakyat daerah Mataraman yang tergabung di Dapil Jatim VII.
Rasa prihatin juga diungkap oleh Ketua Partai Goklar Magetan, Rudy Supeno pasca-Yahya Zaini kesandung kasus video mesum bersama Maria Eva. Rudy mengaku tahu kasus ini tiga hari setelah mencuat. "Saya tahunya dari teman dewan soal kasus Pak Yahya tersebut," terang Rudy.
Namun, Rudy menyerahkan kasus ini kepada DPP Partai Golkar. Waktu Pemilu lalu, di Magetan, Yahya mendapatkan 52 ribu suara. "Di mata kami, Pak Yahya adalah kader partai yang komitmen memperjuangkan partai dan membina konstituen. Buktinya, dia sering ke Magetan. Kini di dewan Magetan, kita sering mendapat sindirian kasus Yahya," terang dia.
Tak jauh beda dengan Yayuk dan Rudy, Ketua DPD Partai Golkar Ponorogo Asmuni, juga merasa prihatin atas kasus yang menimpa Yahya Zaini. Apalagi, ia berangkat dari Dapil Jatim VII (termasuk Ponorogo) yang secara langsung bisa mencoreng citra Golkar.
"Tidak hanya prihatin, tapi memang istilah jawanya sudah geblake mbilung dan dia kalau berani berbuat ya harus berani bertanggung jawab," jelas Asmuni, ditemui koran ini baru saja pulang setelah menghadiri HUT Golkar di Malang, kemarin.
Apalagi sesuai arahan Ketua Umum DPP Golkar, M. Jusuf Kalla, Golkar tidak akan menutupi kadernya yang melakukan kesalahan dan bisa mencoreng nama baik partai. Sehingga, jika memang telah melakukan harus berani menanggung risiko terburuk yang diterimanya.
Karena saat ini status Yahya sudah mengundurkan diri dari DPR RI dan menyatakan keluar dari Partai Golkar, secara otomatis orang yang berada di bawahnya adalah yang berhak menggantikan sebagai penggani antar waktu (PAW).
Karena posisi di Dapil VII urutan pertama Yahya Zaini disusul Markum Singodimedjo, maka urutan ketiga yakni Mustokoweni berhak atas kursi yang telah ditinggalkan politikus asal Bawean Gresik itu. *** (dibantu didik hariyono dan budi setyawan)
BPOM Intruksikan Ditarik, Pemkot Belum Dirazia
Minggu, 10 Des 2006
MADIUN -- Meski sudah ada instruksi penarikan terhadap lima minuman kemasan dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), hingga saat ini, masih banyak dijumpai diperjualbelikan di toko-toko di wilayah Madiun. Instansi terkait di lingkungan Pemkot Madiun, misalnya, belum memastikan penarikan atau razia terhadap minuman-minuman itu.
Kepala Kantor Satpol PP Kota Madiun Suyoto menegaskan, pihaknya baru akan melakukan koordinasi dengan Bagian Perekonomian Pemkot. "Kita akan segera koordinasi dengan Bagian Prekonomian, sebagai leading sector pemantauan peredaran makanan olahan dan minuman," jelasnya saat dikonfirmasi Radar Madiun, kemarin.
Dari data yang dirilis berbagai media disebutkan, lima minuman kemasan yang direkomendasikan ditarik dari peredaran adalah Mizone, Zeastea (Jasmine Green Tea), Jungle Juice, Zporto, dan Mogu-Mogu. Pasalnya, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan menemukan kandungan di dalam minuman tidak sesuai dengan yang tertera di label minuman.
Di label minuman Mizone, misalnya, hanya tertera bahan pengawet kalium sorbat. Setelah diteliti, ternyata terdapat bahan pengawet lain, natrium benzoat. Pada label Zeastea dan Jungle Juice tidak disebutkan adanya kandungan natrium benzoat dan kalium sorbat. Adapun Jungle Juice mengandung natrium benzoat dan kalium sorbat. Pada label Zporto dan Mogu-Mogu tidak disebutkan kandungan natrium benzoat. Akan tetapi, pada penelitian ditemukan natrium benzoat pada ZPorto dan Mogu-Mogu.
Ketidaksesuaian antara label dan kandungan bahan tambahan melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, dan UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Batas penarikan, hingga 12 Desember mendatang.
Ditambahkan Suyoto, hingga saat ini pihaknya memang belum mengetahui persis rencana tersebut. (irw)
MADIUN -- Meski sudah ada instruksi penarikan terhadap lima minuman kemasan dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), hingga saat ini, masih banyak dijumpai diperjualbelikan di toko-toko di wilayah Madiun. Instansi terkait di lingkungan Pemkot Madiun, misalnya, belum memastikan penarikan atau razia terhadap minuman-minuman itu.
Kepala Kantor Satpol PP Kota Madiun Suyoto menegaskan, pihaknya baru akan melakukan koordinasi dengan Bagian Perekonomian Pemkot. "Kita akan segera koordinasi dengan Bagian Prekonomian, sebagai leading sector pemantauan peredaran makanan olahan dan minuman," jelasnya saat dikonfirmasi Radar Madiun, kemarin.
Dari data yang dirilis berbagai media disebutkan, lima minuman kemasan yang direkomendasikan ditarik dari peredaran adalah Mizone, Zeastea (Jasmine Green Tea), Jungle Juice, Zporto, dan Mogu-Mogu. Pasalnya, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan menemukan kandungan di dalam minuman tidak sesuai dengan yang tertera di label minuman.
Di label minuman Mizone, misalnya, hanya tertera bahan pengawet kalium sorbat. Setelah diteliti, ternyata terdapat bahan pengawet lain, natrium benzoat. Pada label Zeastea dan Jungle Juice tidak disebutkan adanya kandungan natrium benzoat dan kalium sorbat. Adapun Jungle Juice mengandung natrium benzoat dan kalium sorbat. Pada label Zporto dan Mogu-Mogu tidak disebutkan kandungan natrium benzoat. Akan tetapi, pada penelitian ditemukan natrium benzoat pada ZPorto dan Mogu-Mogu.
Ketidaksesuaian antara label dan kandungan bahan tambahan melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, dan UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Batas penarikan, hingga 12 Desember mendatang.
Ditambahkan Suyoto, hingga saat ini pihaknya memang belum mengetahui persis rencana tersebut. (irw)
Film Mesum di Hand Phone Bikin Heboh Warga Ponorogo, Bagaimana Ceritanya?
Sabtu, 09 Des 2006
Muncul Satu Lagi Video dengan "Aktris" Seragam SMA
Beredar video "Tonggo Dhewe" di Ponorogo benar-benar membikin heboh. Tapi, yang mengejutkan, ada satu video lagi yang kini juga bikin penasaran serta jadi bahan pembicaraan. Seperti apa rekaman gambar itu?
BUDI SETYAWAN, Ponorogo
----
TAMPANGNYA cantik. Mengenakkan baju seragam setingkat SMA. Gambar mesum ini sekarang tengah marak di Ponorogo, selain rekaman yang berjudul "Tonggo Dhewe". Sejurus kemudian, si perempuan melakukan pose menantang dan terbilang berani.
Ya, itulah setidaknya gambaran video mesum dengan aktris berseragam SMA yang dikabarkan berasal dari Kota Reyog. Video dengan durasi empat menit tersebut juga terus beredar dari tangan satu ke tangan orang lainnya secara sembunyi-sembunyi.
Dari visualisasi yang terlihat, si cewek yang masih berseragam sekolah sengaja diambil gambarnya oleh cowoknya. Tanpa malu-malu, satu persatu-satu kancing baju si cewek di buka hingga terlihat setengah telanjang. Tidak sampai di situ.
Adegan demi adegan terus dilakukan kedua insan manusia lain jenis ini, hingga -maaf-- si cewek sampai membuka CD (celana dalam). Kendati dalam rekaman tidak sampai terjadi persetubuhan, namun beredarnya video tersebut menimbulkan isu si pelaku ceweknya juga dari Kota Reyog.
Lalu sekolah di mana pelaku si cewek tadi? Sampai saat ini masih menimbulkan tanda tanya. Kendati suara santer menyebutkan pelakunya sudah dikeluarkan dari sebuah sekolahan ketika masih duduk di kelas II, beberapa bulan lalu.
Kendati sumber koran ini di sekolahan di mana si cewek konon pernah menuntut ilmu secara tegas membantah ada siswinya yang dikeluarkan gara-gara melakukan tindak asusila. "Tidak ada siswi kami yang kita keluarkan dalam tahun ini. Itu berita dari mana," kata sumber tadi wanti-wanti enggan disebut namanya.
Terhadap beredarnya rekaman esek-esek ini, beberapa pelajar di Ponorogo mengaku kaget. Bahkan, tidak sedikit yang penasaran untuk melihat siapa sebenarnya pelakunya. "Kita kan sekadar ingin tahu aja. Siapa tahu pelakunya sudah kita kenal atau bahkan teman kita," jelas seorang pelajar SMA.
Tentu saja, beredarnya dua video tersebut terus menjadi pembicaraan. Baik di kalangan pelajar maupun orang umum. Mereka bertanya-tanya siapa sejatinya aktor dan aktris yang memerankan film pendek itu.
Tidak hanya itu, banyak orang tua yang juga miris setelah melihat tayangan video tersebut. Yang terang, sekarang ini, Polres Ponorogo telah melangkah dengan memintai keterangan tiga orang terkait video "Tonggo Dhewe".
Pejabat Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Ponorogo Wagiman meminta agar masing-masing sekolah meningkatkan bimbingan mental dan kerohanian pada siswanya. ***
Muncul Satu Lagi Video dengan "Aktris" Seragam SMA
Beredar video "Tonggo Dhewe" di Ponorogo benar-benar membikin heboh. Tapi, yang mengejutkan, ada satu video lagi yang kini juga bikin penasaran serta jadi bahan pembicaraan. Seperti apa rekaman gambar itu?
BUDI SETYAWAN, Ponorogo
----
TAMPANGNYA cantik. Mengenakkan baju seragam setingkat SMA. Gambar mesum ini sekarang tengah marak di Ponorogo, selain rekaman yang berjudul "Tonggo Dhewe". Sejurus kemudian, si perempuan melakukan pose menantang dan terbilang berani.
Ya, itulah setidaknya gambaran video mesum dengan aktris berseragam SMA yang dikabarkan berasal dari Kota Reyog. Video dengan durasi empat menit tersebut juga terus beredar dari tangan satu ke tangan orang lainnya secara sembunyi-sembunyi.
Dari visualisasi yang terlihat, si cewek yang masih berseragam sekolah sengaja diambil gambarnya oleh cowoknya. Tanpa malu-malu, satu persatu-satu kancing baju si cewek di buka hingga terlihat setengah telanjang. Tidak sampai di situ.
Adegan demi adegan terus dilakukan kedua insan manusia lain jenis ini, hingga -maaf-- si cewek sampai membuka CD (celana dalam). Kendati dalam rekaman tidak sampai terjadi persetubuhan, namun beredarnya video tersebut menimbulkan isu si pelaku ceweknya juga dari Kota Reyog.
Lalu sekolah di mana pelaku si cewek tadi? Sampai saat ini masih menimbulkan tanda tanya. Kendati suara santer menyebutkan pelakunya sudah dikeluarkan dari sebuah sekolahan ketika masih duduk di kelas II, beberapa bulan lalu.
Kendati sumber koran ini di sekolahan di mana si cewek konon pernah menuntut ilmu secara tegas membantah ada siswinya yang dikeluarkan gara-gara melakukan tindak asusila. "Tidak ada siswi kami yang kita keluarkan dalam tahun ini. Itu berita dari mana," kata sumber tadi wanti-wanti enggan disebut namanya.
Terhadap beredarnya rekaman esek-esek ini, beberapa pelajar di Ponorogo mengaku kaget. Bahkan, tidak sedikit yang penasaran untuk melihat siapa sebenarnya pelakunya. "Kita kan sekadar ingin tahu aja. Siapa tahu pelakunya sudah kita kenal atau bahkan teman kita," jelas seorang pelajar SMA.
Tentu saja, beredarnya dua video tersebut terus menjadi pembicaraan. Baik di kalangan pelajar maupun orang umum. Mereka bertanya-tanya siapa sejatinya aktor dan aktris yang memerankan film pendek itu.
Tidak hanya itu, banyak orang tua yang juga miris setelah melihat tayangan video tersebut. Yang terang, sekarang ini, Polres Ponorogo telah melangkah dengan memintai keterangan tiga orang terkait video "Tonggo Dhewe".
Pejabat Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Ponorogo Wagiman meminta agar masing-masing sekolah meningkatkan bimbingan mental dan kerohanian pada siswanya. ***
Polisi Periksa "Tiga Pemain" Video Porno
Sabtu, 09 Des 2006
Lupi Ngaku Shock dan Sempat Ingin Bunuh Diri
PONOROGO -- Ya atau bukan? Pertanyaan bolak-balik seperti menghitung jumlah kancing di baju dan celana tetap mengiringi heboh video mesum yang diduga melibatkan seorang pelajar putri di Ponorogo. Padahal, siswi salah satu SMA swasta itu membantah keras. Inisial nama Nan yang disebut-sebut sebagai aktor juga tidak dikenal di Jalan Salak, Kelurahan Keniten.
Yang terang, Lupi sempat shock sejak tayangan video porno itu menyebar luas. Dia awalnya curiga lantaran kawan-kawan sekolahnya kerap bergunjing setiap kali berpapasan dengannya. Seorang teman dekat Lupi akhirnya sengaja memperlihatkan adegan syur di video rekam hand phone (HP). "Saya dua kali pernah ingin bunuh diri tapi masih ingat dosa," akunya.
Nasib buruk beruntun masih harus diterima Lupi. Orang tua asuhnya marah besar. Pihak sekolah juga mengeluarkannya setelah Lupi jarang masuk lantaran harus menanggung malu. Selain itu, sisi kelam kisah percintaan gadis berbadan sintal ini mau tak mau ikut terungkap. Dia ternyata sudah mengenal pacaran semenjak kelas III SMP. Sampai usia sweet seventeen, Lupi terhitung sudah pernah empat kali berganti pacar.
Kali pertama, Lupi memiliki hubungan khusus dengan seorang pemuda penjaga stand pameran di Alun-alun. Pacar kedua, kakak kelasnya di SMA yang sama. Orang ketiga adalah mahasiswa dan paling akhir siswa sebuah SMK swasta di Ponorogo. Empat pemuda itu pernah memberi "dosa" ke Lupi. Rentang waktu ganti-ganti pasangan anak muda berlainan jenis itu terjadi antara 2005 sampai Agustus 2006.
Yang menarik, polisi diam-diam sudah menyelidiki mendalam kasus susila ini. Tiga orang dimintai keterangan marathon oleh penyidik Sat Reskrim Polres Ponorogo sejak Rabu petang.
Lupi (nama samaran), ABG yang terkena getah lantaran wajahnya mirip dengan pemeran wanita dalam video esek-esek berdurasi 1 menit-43 detik itu diinterogasi di unit RPK (ruang pelayanan khusus). Sedang dua "pacar" Lupi dimintai keterangan terpisah di ruang penyidikan yang lain.
Sejauh ini, polisi belum mendapat pengakuan dari mereka. Wajah lelaki sama-sekali tidak mirip dengan aktor porno. Namun, raut muka Lupi memang ada kemiripan. Polisi sengaja mengambil foto wajah gadis yang selama ini tinggal dengan pak denya itu dari berbagai sudut. Close up dari depan, menunduk serta samping kanan dan kiri.
Hasil cetak foto hendak dibandingkan secara seksama dengan wajah perempuan dalam video mesum. "Masih dalam proses penyelidikan, tentunya dengan tetap menjunjung praduga tak bersalah," kata Kapolres Ponorogo AKBP Mukhlis AS melalui Pjs Kasat Reskrim Iptu Nyoto, kemarin.
Polisi tampak condong memposisikan Lupi sebagai korban. Anak ini terus-terusan "dipingit" di ruang RPK. Kalau toh hendak merunut lebih jauh, polisi ingin mengetahui siapa penyebar video mesum itu, perekamnya dan dimana tempat syuting. Semuanya akan terkuak gamblang setelah identitas pemeran adegan terungkap. "Kita belum berani memastikan. Polisi akan maksimal menyelidiki kasus yang telah membikin heboh ini."
Muncul dugaan baru, adegan porno berjudul Tonggo Dhewe (tetangga sendiri) itu menganut model two in one. Yakni, dua lelaki dengan satu lawan main. Si lelaki sengaja bergantian mengambil gambar. Nah, lelaki yang main "karaoke" dan berhubungan intim ditengarai berbeda. Yang terang, perbuatan asik-masyuk itu dilakukan dalam sebuah kamar. Kualitas rekaman video cukup baik ditandai tayangan gambar yang jelas dan tidak terlalu goyang.
Pejabat Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Ponorogo Wagiman mengaku keget setelah mencuat kasus video porno yang sempat menghebohkan kalangan pelajar di Kota Reyog. Apalagi disebut-sebut pelakunya cah Ponorogo. "Saya justru baru tahu tadi siang (kemarin siang) berita di koran, masya Allah," kata Wagiman kemarin.
Hingga kini, pihaknya mengaku belum mendapat laporan terkait kasus tersebut. Termasuk informasi ada siswa di sebuah sekolahan dikeluarkan gara-gara beradegan mesum dan sengaja direkam. "Tapi kita tadi sudah menurunkan tim guna mencari informasi tentang kabar tersebut," jelas Wagiman. (hw/tya)
Lupi Ngaku Shock dan Sempat Ingin Bunuh Diri
PONOROGO -- Ya atau bukan? Pertanyaan bolak-balik seperti menghitung jumlah kancing di baju dan celana tetap mengiringi heboh video mesum yang diduga melibatkan seorang pelajar putri di Ponorogo. Padahal, siswi salah satu SMA swasta itu membantah keras. Inisial nama Nan yang disebut-sebut sebagai aktor juga tidak dikenal di Jalan Salak, Kelurahan Keniten.
Yang terang, Lupi sempat shock sejak tayangan video porno itu menyebar luas. Dia awalnya curiga lantaran kawan-kawan sekolahnya kerap bergunjing setiap kali berpapasan dengannya. Seorang teman dekat Lupi akhirnya sengaja memperlihatkan adegan syur di video rekam hand phone (HP). "Saya dua kali pernah ingin bunuh diri tapi masih ingat dosa," akunya.
Nasib buruk beruntun masih harus diterima Lupi. Orang tua asuhnya marah besar. Pihak sekolah juga mengeluarkannya setelah Lupi jarang masuk lantaran harus menanggung malu. Selain itu, sisi kelam kisah percintaan gadis berbadan sintal ini mau tak mau ikut terungkap. Dia ternyata sudah mengenal pacaran semenjak kelas III SMP. Sampai usia sweet seventeen, Lupi terhitung sudah pernah empat kali berganti pacar.
Kali pertama, Lupi memiliki hubungan khusus dengan seorang pemuda penjaga stand pameran di Alun-alun. Pacar kedua, kakak kelasnya di SMA yang sama. Orang ketiga adalah mahasiswa dan paling akhir siswa sebuah SMK swasta di Ponorogo. Empat pemuda itu pernah memberi "dosa" ke Lupi. Rentang waktu ganti-ganti pasangan anak muda berlainan jenis itu terjadi antara 2005 sampai Agustus 2006.
Yang menarik, polisi diam-diam sudah menyelidiki mendalam kasus susila ini. Tiga orang dimintai keterangan marathon oleh penyidik Sat Reskrim Polres Ponorogo sejak Rabu petang.
Lupi (nama samaran), ABG yang terkena getah lantaran wajahnya mirip dengan pemeran wanita dalam video esek-esek berdurasi 1 menit-43 detik itu diinterogasi di unit RPK (ruang pelayanan khusus). Sedang dua "pacar" Lupi dimintai keterangan terpisah di ruang penyidikan yang lain.
Sejauh ini, polisi belum mendapat pengakuan dari mereka. Wajah lelaki sama-sekali tidak mirip dengan aktor porno. Namun, raut muka Lupi memang ada kemiripan. Polisi sengaja mengambil foto wajah gadis yang selama ini tinggal dengan pak denya itu dari berbagai sudut. Close up dari depan, menunduk serta samping kanan dan kiri.
Hasil cetak foto hendak dibandingkan secara seksama dengan wajah perempuan dalam video mesum. "Masih dalam proses penyelidikan, tentunya dengan tetap menjunjung praduga tak bersalah," kata Kapolres Ponorogo AKBP Mukhlis AS melalui Pjs Kasat Reskrim Iptu Nyoto, kemarin.
Polisi tampak condong memposisikan Lupi sebagai korban. Anak ini terus-terusan "dipingit" di ruang RPK. Kalau toh hendak merunut lebih jauh, polisi ingin mengetahui siapa penyebar video mesum itu, perekamnya dan dimana tempat syuting. Semuanya akan terkuak gamblang setelah identitas pemeran adegan terungkap. "Kita belum berani memastikan. Polisi akan maksimal menyelidiki kasus yang telah membikin heboh ini."
Muncul dugaan baru, adegan porno berjudul Tonggo Dhewe (tetangga sendiri) itu menganut model two in one. Yakni, dua lelaki dengan satu lawan main. Si lelaki sengaja bergantian mengambil gambar. Nah, lelaki yang main "karaoke" dan berhubungan intim ditengarai berbeda. Yang terang, perbuatan asik-masyuk itu dilakukan dalam sebuah kamar. Kualitas rekaman video cukup baik ditandai tayangan gambar yang jelas dan tidak terlalu goyang.
Pejabat Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Ponorogo Wagiman mengaku keget setelah mencuat kasus video porno yang sempat menghebohkan kalangan pelajar di Kota Reyog. Apalagi disebut-sebut pelakunya cah Ponorogo. "Saya justru baru tahu tadi siang (kemarin siang) berita di koran, masya Allah," kata Wagiman kemarin.
Hingga kini, pihaknya mengaku belum mendapat laporan terkait kasus tersebut. Termasuk informasi ada siswa di sebuah sekolahan dikeluarkan gara-gara beradegan mesum dan sengaja direkam. "Tapi kita tadi sudah menurunkan tim guna mencari informasi tentang kabar tersebut," jelas Wagiman. (hw/tya)
Jumat, Desember 08, 2006
Diterpa Hujan Angin, Antena Radio Ambruk
Jumat, 08 Des 2006
PONOROGO - Hujan deras disertai angin kencang kemarin siang membuat warga di Kota Ponorogo cemas. Warga kawatir bakal banyak pohon yang tumbang. Apalagi, setelah mengetahui sebuah antena setinggi 52 meter milik radio Duta Nusantara di jalan Citarum, Cokromenggalan, ambruk tidak kuat menahan kencangnya tiupan angin.
Musibah yang tidak sampai menimbulkan korban tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, radio yang berdiri tahun 1992 tersebut sedang on air lagu campursari dengan penyiar Ida Duta. Tiba-tiba, saat hujan masih turun dengan derasnya, ada suara cukup keras yang jatuh dari langit-langit. Bahkan, beberapa warga
yang sempat melintas melihat percikan api setelah mengetahui antena radio Duta Nusantara roboh dan menimpa kabel listrik di depan studionya hingga putus.
Kendati sempat menghantam bangunan di depannya, untung saja besi antena yang ambruk tidak merusak lebih fatal. Antena yang tadinya menjulang tinggi itu patah menjadi tiga bagian. Saat itu juga siaran radio dihentikan. "Karena kondisinya seperti ini, ya tentunya siaran langsung berhenti. Tapi tidak sampai ada korban," jelas Toni, kepala studio radio Duta Nusantara ditemui di lokasi kejadian, kemarin sore. (tya
PONOROGO - Hujan deras disertai angin kencang kemarin siang membuat warga di Kota Ponorogo cemas. Warga kawatir bakal banyak pohon yang tumbang. Apalagi, setelah mengetahui sebuah antena setinggi 52 meter milik radio Duta Nusantara di jalan Citarum, Cokromenggalan, ambruk tidak kuat menahan kencangnya tiupan angin.
Musibah yang tidak sampai menimbulkan korban tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, radio yang berdiri tahun 1992 tersebut sedang on air lagu campursari dengan penyiar Ida Duta. Tiba-tiba, saat hujan masih turun dengan derasnya, ada suara cukup keras yang jatuh dari langit-langit. Bahkan, beberapa warga
yang sempat melintas melihat percikan api setelah mengetahui antena radio Duta Nusantara roboh dan menimpa kabel listrik di depan studionya hingga putus.
Kendati sempat menghantam bangunan di depannya, untung saja besi antena yang ambruk tidak merusak lebih fatal. Antena yang tadinya menjulang tinggi itu patah menjadi tiga bagian. Saat itu juga siaran radio dihentikan. "Karena kondisinya seperti ini, ya tentunya siaran langsung berhenti. Tapi tidak sampai ada korban," jelas Toni, kepala studio radio Duta Nusantara ditemui di lokasi kejadian, kemarin sore. (tya
Kamis, Desember 07, 2006
Imam Mujahid, Guru SMPN 3 Sambit, Ponorogo, Juara Lomba PAI Nasional
Kamis, 07 Des 2006
Sempat Dicemooh, Ajak Guru Agama Lebih Kreatif
Satu lagi guru di Ponorogo meraih prestasi tingkat nasional. Itu setelah Imam
Mujahid, berhasil menyebat juara pertama Lomba Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP tahun 2006 yang digelar oleh Badan Litbang Departemen Agama RI di Jakarta. Bagaimana Imam menyikapi hasil karyanya di tengah cemoohan dan pujian?
BUDI SETYAWAN, Ponorogo
SISTEM pembelajaraan kontekstual mengilhami, guru SMPN 3, Sambit, Ponorogo, ingin memberikan aspirasi terhadap dunia pendidikan. Sebab, pembelajaran kontekstual lebih mengarah pada pendekatan yang berorientasi pada dunia atau pengalaman nyata. Selain itu, metode ini merupakan sebuah pembelajaran yang mengajak siswa untuk berpikir aktif, kritis dan kreatif.
Hasil dari pembelajaran tersebut siswa memiliki motivasi belajar semakin tinggi sekaligus memiliki kesan mendalam terhadap hasil pembelajaran. Oleh karena itu, di era KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), saat ini, pembelajaran kontekstual dirasa masih sangat relevan untuk diterapkan pada beberapa mata pelajaran, khususnya Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Mata pelajaran PAI itu sendiri banyak bersifat dogmatis dan normatif. Cakupan materinya sangat luas, serta pada umumnya PAI bagi siswa merupakan pelajaran yang kurang menarik.
"Ini semua akibat pengaruh dunia global dan hedonisme, sehingga seorang guru agama lebih-lebih di sekolah umum harus benar-benar kreatif untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, penuh apresiasi, aktif, kreatif dan sebagainya," jelas Imam Mujahid, kemarin.
Dari sinilah, beberapa bahan kajian diperoleh untuk mengikuti lomba diadakan sejak bulan Agustus 2006 dan diakhiri tanggal 13 November 2006 yang lalu. Bertempat di Gedung Museum Istiqlal Bait Alquran lantai III Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Sedangkan pesertanya adalah Guru Pendidikan Agama Islam SMP seluruh Indonesia.
Untuk naskah yang masuk panitia sejumlah 70 buah. Dari naskah tersebut, jelas Imam, kemudian diambil 18 besar. Selanjutnya diambil lagi tinggal 11, kemudian diambil 9 besar. Dari 9 besar ini kemudian dicek ke lapangan untuk presentasi, setelah itu diambil 6 besar sebagi finalis. "Dan alhamdulillah saya masuk enam besar," ungkapnya.
Kemudian dari keenam finalis ini presentasi lagi di hadapan para juri yang profesor dan guru besar untuk menentukan juara 1-6. Dari hasil presentasi ini keluar sebagai juara I adalah Imam Mujahid, guru PAI SMP Negeri 3 Sambit Ponorogo. Sedangkan judul naskah yang diambil adalah "Menumbuhkan benih iman dengan pembelajaran kontekstual ". Intinya aplikasi pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PAI serta kolaborasi dengan model pembelajaran quantum learning dan quantum teaching.
Menurut dia, perjuangan menuju puncak juara I memang berat. "Karena selain pesaingnya juga karena kita harus bekerja keras menguras tenaga pikiran dan biaya untuk menguasai konsep dan aplikasinya," tegasnya.
Termasuk harus menguasai juga tentang TI (teknologi informasi) untuk mendukung suksesnya presentasi. Yang menarik, untuk biaya mengikuti lomba terutama transportasi ke Jakarta ada beberapa orang yang simpati kepadanya.
Soal kesuksesan meraih juara nasional, Imam mengaku cukup beragam. "Walaupun memang ada yang cuek dan ada pula yang mencemoohkan. Tapi itu wajarlah memang ini sifat dari manusia," ungkapnya.
Terhadap hasil karyanya ini, Imam mengisyaratkan bahwa apresiasi atau reward terhadap orang-orang berprestasi khususnya kepada guru atau kepada siswa masih harus ditingkatkan. Karena masih terlihat bahwa pada umumnya masyarakat termasuk sebagian pejabat kita misalnya keberpihakan terhadap pendidikan dan dunia ilmu pengetahuan masih rendah. "Mereka mungkin masih lebih berpihak kepada dunia infotainment atau dunia politik," pungkasnya. ***
Rabu, Desember 06, 2006
UMK Kota Madiun Kalah dengan Magetan
MADIUN - Meski usulan Upah Minumum Kota (UMK) untuk Kota Madiun tahun 2007 mendatang kenaikannya cukup tinggi, tetapi ternyata masih kalah dengan Kabupaten Magetan. Kota Madiun, hanya menduduki peringkat kedua setelah Magetan, jika dibandingkan dengan daerah lain se Eks Karesidenan Madiun. Kota Madiun, untuk tahun 2007 UMK diusulkan naik menjadi Rp 464.750, sedangkan Magetan mencapai Rp 596.000. Disusul Kabupaten Ngawi Rp 460.000 dan Madiun, Pacitan, Ponorogo sebesar Rp 450.000/bulan.
Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial dan Tenaga Kerja (Dinkessosnaker) Kota Madiun Hary Baskoro dikonfirmasi menegaskan, usulan tersebut kini masih belum ditetapkan oleh gubernur. Disinggung soal urutan besarnya UMK Kota Madiun di bawah Magetan, Hary Baskoro mengatakan, banyak hal yang mempengaruhinya. "Kalau harus dibandingkan, maka perlu analisa mendalam. Yang jelas, prinsip kita, usulan ini tidak memberatkan atau merugikan, untuk kebaikan antara pekerja dan pengusaha," tegasnya dikonfirmasi Radar Madiun, kemarin.
Penetapan usulan besarnya UMK , lanjut mantan Kepala Badan Pengawas ini, didasarkan kondisi di daerah masing-masing. Misalnya, mulai dari kemampuan perusahaan, keadaan kebutuhan hidup layak dan lainnya. "Niatnya tetap semua untuk kebaikan. Usulan kita, kan akan dievaluasi oleh gubernur dan kemudian ditetapkan. Informasinya, akan ada pertemuan dengan semua bupati dan wali kota untuk membahas hal ini," papar Hary Baskoro.
Sekadar referensi, angka besarnya usulan UMK, ditetapkan oleh dewan pengupahan yang terdiri dari unsur Serikat Pekerja (SP), Perguruan Tinggi atau akadmisi, Apindo dan pemerintah. Pengajuan usulan UMK tahun 2007, didasarkan Surat Edaran Gubernur Jatim Nomor 560/10459/031/2006.
Sebelumnya, mereka melakukan pengumpulan data dan survei di beberapa pasar dan perusahaan. Di antaranya, melakukan penelitian ke Pasar Sleko, Pasar Srijaya dan Pasar Besar Madiun (PBM). Survei juga dilakukan di sedikitnya 10 perusahaan yang ada. Berdasarkan survei, Kebutuhan Hudup Layak (KHL) di Kota Madiun tahun 2006 ini , mencapai Rp 724.380 setiap bulannya. (irw)
Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial dan Tenaga Kerja (Dinkessosnaker) Kota Madiun Hary Baskoro dikonfirmasi menegaskan, usulan tersebut kini masih belum ditetapkan oleh gubernur. Disinggung soal urutan besarnya UMK Kota Madiun di bawah Magetan, Hary Baskoro mengatakan, banyak hal yang mempengaruhinya. "Kalau harus dibandingkan, maka perlu analisa mendalam. Yang jelas, prinsip kita, usulan ini tidak memberatkan atau merugikan, untuk kebaikan antara pekerja dan pengusaha," tegasnya dikonfirmasi Radar Madiun, kemarin.
Penetapan usulan besarnya UMK , lanjut mantan Kepala Badan Pengawas ini, didasarkan kondisi di daerah masing-masing. Misalnya, mulai dari kemampuan perusahaan, keadaan kebutuhan hidup layak dan lainnya. "Niatnya tetap semua untuk kebaikan. Usulan kita, kan akan dievaluasi oleh gubernur dan kemudian ditetapkan. Informasinya, akan ada pertemuan dengan semua bupati dan wali kota untuk membahas hal ini," papar Hary Baskoro.
Sekadar referensi, angka besarnya usulan UMK, ditetapkan oleh dewan pengupahan yang terdiri dari unsur Serikat Pekerja (SP), Perguruan Tinggi atau akadmisi, Apindo dan pemerintah. Pengajuan usulan UMK tahun 2007, didasarkan Surat Edaran Gubernur Jatim Nomor 560/10459/031/2006.
Sebelumnya, mereka melakukan pengumpulan data dan survei di beberapa pasar dan perusahaan. Di antaranya, melakukan penelitian ke Pasar Sleko, Pasar Srijaya dan Pasar Besar Madiun (PBM). Survei juga dilakukan di sedikitnya 10 perusahaan yang ada. Berdasarkan survei, Kebutuhan Hudup Layak (KHL) di Kota Madiun tahun 2006 ini , mencapai Rp 724.380 setiap bulannya. (irw)
Nasabah BCA Dirampok
PONOROGO : Bandit jalanan kian nekat. Mereka lagi-lagi memerdayai nasabah Bank Central Asia (BCA). Bahkan, motor yang dikendarai korban ditendang sampai jatuh sebelum tas berisi uang puluhan juta rupiah dirampas. Pencurian disertai kekerasan itu terjadi kemarin sekitar pukul 14.00 di Jalan Ir H Juanda Ponorogo. Tumirin, 38, korban perampasan, sudah berteriak minta tolong namun tak ada yang peduli.
Pelaku terdiri dua orang berboncengan naik motor Yamaha Fiz itu diduga sudah membuntuti Tumirin sekeluar dari bank. Korban sendirian naik motor KTM dan sengaja meletakkan tas kresek berisi uang Rp 35 juta di besi pengait dek depan. Sesampai di pertigaan jalan baru dalam perjalanan pulang ke Danten, Ronosentanan, Siman, dua pemuda berbocengan motor tiba-tiba datang menyalip. "Dek saya ditendang. Saya sebenarnya sudah berteriak minta tolong, ada jambret-ada jambret," keluh pengusaha penggilingan padi ini.
Pelaku bergegas kabur ke arah timur setelah merampas tas berisi uang. Tumirin mencoba mengejar namun laju motor penjambret itu kelewat kencang. Saat melapor ke Polsek Siman, korban sempat shock. "Uang sebanyak itu transferan dari Jombang untuk pembelian beras," ungkap Tumirin.
Polisi kemarin berusaha keras mengidentifikasi tersangka. Sejumlah saksi mata di TKP diminta mengingat-ingat apa yang mampu dicatat tentang kendaraan atau ciri-ciri pelaku. Korban juga disuruh memelototi satu per satu daftar foto residivis yang ada. "Nasabah bank perlu waspada. Lebih bijaksana mengajak teman atau kalau perlu minta pengawalan polisi saat mengambil uang ke bank," kata Kapolres Ponorogo, AKBP Mukhlis AS, melalui PgS Kasat Reskrim Iptu Nyoto.
Yang terang, Tumirin adalah nasabah BCA ketiga yang dijahili penjahat jalanan dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, Toimin, 43, warga Munggung, Pulung, juga harus kehilangan uang sejumlah Rp 30 juta setelah kaca mobil Isuzu Panther pikup Nopol AE 7455 T yang dikendarainya pulang dari bank ditimpuk batu. Nasib serupa dialami Ahmad Hariadi, 32, asal Ngumbul, Tulakan, Pacitan, yang pintu Suzuki Carry pikup Nopol K 9687 YC yang dikemudikannya dirusak hingga tas berisi uang sebanyak Rp 90,7 juta raib dari ruang kemudi. (hw)
Pelaku terdiri dua orang berboncengan naik motor Yamaha Fiz itu diduga sudah membuntuti Tumirin sekeluar dari bank. Korban sendirian naik motor KTM dan sengaja meletakkan tas kresek berisi uang Rp 35 juta di besi pengait dek depan. Sesampai di pertigaan jalan baru dalam perjalanan pulang ke Danten, Ronosentanan, Siman, dua pemuda berbocengan motor tiba-tiba datang menyalip. "Dek saya ditendang. Saya sebenarnya sudah berteriak minta tolong, ada jambret-ada jambret," keluh pengusaha penggilingan padi ini.
Pelaku bergegas kabur ke arah timur setelah merampas tas berisi uang. Tumirin mencoba mengejar namun laju motor penjambret itu kelewat kencang. Saat melapor ke Polsek Siman, korban sempat shock. "Uang sebanyak itu transferan dari Jombang untuk pembelian beras," ungkap Tumirin.
Polisi kemarin berusaha keras mengidentifikasi tersangka. Sejumlah saksi mata di TKP diminta mengingat-ingat apa yang mampu dicatat tentang kendaraan atau ciri-ciri pelaku. Korban juga disuruh memelototi satu per satu daftar foto residivis yang ada. "Nasabah bank perlu waspada. Lebih bijaksana mengajak teman atau kalau perlu minta pengawalan polisi saat mengambil uang ke bank," kata Kapolres Ponorogo, AKBP Mukhlis AS, melalui PgS Kasat Reskrim Iptu Nyoto.
Yang terang, Tumirin adalah nasabah BCA ketiga yang dijahili penjahat jalanan dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, Toimin, 43, warga Munggung, Pulung, juga harus kehilangan uang sejumlah Rp 30 juta setelah kaca mobil Isuzu Panther pikup Nopol AE 7455 T yang dikendarainya pulang dari bank ditimpuk batu. Nasib serupa dialami Ahmad Hariadi, 32, asal Ngumbul, Tulakan, Pacitan, yang pintu Suzuki Carry pikup Nopol K 9687 YC yang dikemudikannya dirusak hingga tas berisi uang sebanyak Rp 90,7 juta raib dari ruang kemudi. (hw)
Senin, Desember 04, 2006
Antisipasi Banjir, Keruk Selokan
PONOROGO - Memasuki musim penghujan dan mengantisipasi banjir di tengah kota Ponorogo, sejumlah sungai dan selokan mulai dikeruk. Sejumlah titik selokan yang macet karena tersumbat material berupa pasir dan tanah, langsung diangkat. Dijadwalkan, dalam beberapa hari ini pekerjaan pengerukan sudah selesai. Yang menarik, material tersebut digunkan untuk menguruk permukan alun-alun yang masih rendah.
Menurut Suwito, Kasubdin Pertamanan dan Kebersihan Dinas Kimpraswil, pihaknya telah menyelesaikan pengerukan selokan yang mampet akibat limbah yang terbuang di dalamnya. Bahkan, pekerjaan tidak hanya membuka pintu selokan yang sudah ada. Namun terpaksa juga menjebol paving. "Kalau melihat lokasinya jauh dari pintu dan itu tidak memungkinkan mengangkat material, ya kita jebol dengan membuat lubang darurat," katanya.
Sedangkan material yang sudah diangkat sengaja dimanfaatkan untuk menguruk alun-alun sebelah barat. Karena masih sekitar 20 persen permukaannya tidak rata dibanding sebelah timur. "Tapi tidak semua material kita buang ke alun-alun. Kita pilih yang tidak ada plastiknya agar pertumbuhan rumput bisa subur," terang Suwito. Sedangkan selokan yang dimungkinkan sering menjadi penghambat jalannya air, juga telah diantisipasi. Salah satu berupa perbaikan selokan di timur alun-alun. (tya)
Menurut Suwito, Kasubdin Pertamanan dan Kebersihan Dinas Kimpraswil, pihaknya telah menyelesaikan pengerukan selokan yang mampet akibat limbah yang terbuang di dalamnya. Bahkan, pekerjaan tidak hanya membuka pintu selokan yang sudah ada. Namun terpaksa juga menjebol paving. "Kalau melihat lokasinya jauh dari pintu dan itu tidak memungkinkan mengangkat material, ya kita jebol dengan membuat lubang darurat," katanya.
Sedangkan material yang sudah diangkat sengaja dimanfaatkan untuk menguruk alun-alun sebelah barat. Karena masih sekitar 20 persen permukaannya tidak rata dibanding sebelah timur. "Tapi tidak semua material kita buang ke alun-alun. Kita pilih yang tidak ada plastiknya agar pertumbuhan rumput bisa subur," terang Suwito. Sedangkan selokan yang dimungkinkan sering menjadi penghambat jalannya air, juga telah diantisipasi. Salah satu berupa perbaikan selokan di timur alun-alun. (tya)
Dapat Bantuan Alat Pertanian, Bayar Rp 3 Juta?
Senin, 04 Des 2006
PONOROGO - Proyek pengadaan 100 unit alat pertanian berupa handtractor dan pompa air, dikeluhkan sejumlah kelompok tani (klomtan). Umumnya mereka mengaku telah dipungut dana siluman antara Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta. Konon dana tersebut untuk mempercepat realisasi pengadaan barang.
Seperti diungkapkan salah satu anggota klomtan Desa Tulung, Sampung, pungutan tersebut terungkap dalam rapat internal klomtan beberapa waktu lalu. Saat itu, ada pengarahan bakal diterimanya bantuan untuk meningkatkan produksi pertanian berupa handtractor dan pompa air.
Di sela-sela rapat, diberitahukan masing-masing klomtan masih dibebani membayar uang. "Karena tidak jelas berapa nilainya, diminta untuk menanyakan pada salah satu klomtan di Slahung," kata Karmin, mitra klomtan Desa Tulung.
Setelah diberi nomor handphone salah satu anggota klomtan Slahung, mendapat penjelasan bahwa pihaknya telah menyerahkan uang sebesar Rp 2,5 juta. Agar nilainya sama, akhirnya klomtan Desa Tulung tadi juga menyerahkan uang yang sama. "Sayang, penyerahan tadi tidak jelas untuk apa dan itu pun tanpa ada kuitansinya," ungkapnya.
Jika masing-masing klomtan ’setor’ uang, berapa dana yang terkumpul? Yang membuat para anggota masih nggrundel, untuk ban gerobak handtractor ditengarai sudah diganti dengan kualitas asal-asalan. Ketika masalah ini disampaikan ke dinas, konon sempat diganti dengan yang baru dan mengambil pada salah satu rekanan yang memenangkan tender proyek tersebut.
Nardiyanto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Ponorogo, dikonfirmasi koran ini membantah keras adanya pungutan tersebut. "Itu semua tidak benar. Ah ngawur saja," ujarnya. Menurut dia, pengadaan alat pertanian yang diambilkan dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) 2006 baru akan diserahkan Bupati Ponorogo, Muhadi Suyono, awal bulan ini.
Karena dana tersebut bukan hibah, penyerahan barang tetap mengacu pada ketentuan yakni dengan sistem pola kerjasama. "Jadi tidak kita berikan secara gratis. Tapi dari pemakaian ini harus ada pemasukan untuk kontribusi ke PAD (Pendapatan Asli Daerah)," jelasnya. Kabarnya model kerjasama yang dilakukan dengan bagi hasil, yakni 60 persen untuk klomtan dan sisanya (40 persen) masuk ke kas daerah. (tya)
PONOROGO - Proyek pengadaan 100 unit alat pertanian berupa handtractor dan pompa air, dikeluhkan sejumlah kelompok tani (klomtan). Umumnya mereka mengaku telah dipungut dana siluman antara Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta. Konon dana tersebut untuk mempercepat realisasi pengadaan barang.
Seperti diungkapkan salah satu anggota klomtan Desa Tulung, Sampung, pungutan tersebut terungkap dalam rapat internal klomtan beberapa waktu lalu. Saat itu, ada pengarahan bakal diterimanya bantuan untuk meningkatkan produksi pertanian berupa handtractor dan pompa air.
Di sela-sela rapat, diberitahukan masing-masing klomtan masih dibebani membayar uang. "Karena tidak jelas berapa nilainya, diminta untuk menanyakan pada salah satu klomtan di Slahung," kata Karmin, mitra klomtan Desa Tulung.
Setelah diberi nomor handphone salah satu anggota klomtan Slahung, mendapat penjelasan bahwa pihaknya telah menyerahkan uang sebesar Rp 2,5 juta. Agar nilainya sama, akhirnya klomtan Desa Tulung tadi juga menyerahkan uang yang sama. "Sayang, penyerahan tadi tidak jelas untuk apa dan itu pun tanpa ada kuitansinya," ungkapnya.
Jika masing-masing klomtan ’setor’ uang, berapa dana yang terkumpul? Yang membuat para anggota masih nggrundel, untuk ban gerobak handtractor ditengarai sudah diganti dengan kualitas asal-asalan. Ketika masalah ini disampaikan ke dinas, konon sempat diganti dengan yang baru dan mengambil pada salah satu rekanan yang memenangkan tender proyek tersebut.
Nardiyanto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Ponorogo, dikonfirmasi koran ini membantah keras adanya pungutan tersebut. "Itu semua tidak benar. Ah ngawur saja," ujarnya. Menurut dia, pengadaan alat pertanian yang diambilkan dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) 2006 baru akan diserahkan Bupati Ponorogo, Muhadi Suyono, awal bulan ini.
Karena dana tersebut bukan hibah, penyerahan barang tetap mengacu pada ketentuan yakni dengan sistem pola kerjasama. "Jadi tidak kita berikan secara gratis. Tapi dari pemakaian ini harus ada pemasukan untuk kontribusi ke PAD (Pendapatan Asli Daerah)," jelasnya. Kabarnya model kerjasama yang dilakukan dengan bagi hasil, yakni 60 persen untuk klomtan dan sisanya (40 persen) masuk ke kas daerah. (tya)
Kamis, November 30, 2006
Polisi Bakal Ajukan Izin Periksa Markum
Kamis, 30 Nov 2006
PONOROGO -- Polisi bakal mengajukan izin ke presiden untuk memeriksa mantan Bupati Ponorogo, Markum Singodimedjo, yang kini menjadi anggota DPR RI. Kesaksian Markum dibutuhkan dalam proses penyidikan kasus dugaan korupsi dana proyek pengadaan seragam hansip di Ponorogo pada gelaran Pemilu 2004. Dengan begitu, berita acara pemeriksaan (BAP) Markum yang sebelumnya pernah dibuat akhirnya dianggap tidak pernah ada.
Rencana pengajuan izin ke presiden tersebut kemarin dibenarkan Kapolres Ponorogo, AKBP Mukhlis AS, yang dikonfirmasi melalui PgS Kasat Reskrim Iptu Nyoto. Apalagi, hasil gelar perkara korupsi dana proyek pengadaan 8.653 pakaian Dinas Lapangan (PDL) anggota Linmas (Perlindungan Masyarakat) lengkap dengan sepatu, sepasang kaus kaki, kopel rem, tongkat karet dan topi bordirnya itu merekomendasikan agar permintaan jaksa tentang izin tertulis dari presiden dipenuhi. "Suratnya (permintaan izin presiden) nanti berjenjang, dari polres ke polwil terus polda lalu Mabes Polri," terang Nyoto.
Penyidik juga akan memeriksa saksi tambahan dari Bank BNI dan Bank Jatim lantaran jaksa meminta aliran rekening milik Direktur CV Astin, Asep Hidayat dan mantan Kepala Bakesbanglinmas Ponorogo, Moch Sofwan, dua tersangka kasus korupsi ini, diurai gamblang. Lagi-lagi, pemeriksaan saksi dari perbankan itu harus melalui prosedur perizinan dari Bank Indonesia (BI). "Sedapat mungkin dipenuhi agar berkas perkara dapat segera dilimpahkan lagi ke kejaksaan," ungkap Nyoto.
Sekadar mengingatkan, penyidikan kasus dugaan korupsi dana proyek pengadaan seragam hansip sedikit terganjal setelah jaksa mensyaratkan diperiksanya Markum Singodimedjo lengkap dengan izin resmi dari presiden. Jaksa juga meminta pemeriksaan saksi ahli dari pihak perbankan. Nasib berkas perkara korupsi yang diduga merugikan negara Rp 745 juta ini bisa jadi harus bolak-balik dari polisi ke jaksa karena terbentur prosedur pemeriksaan saksi yang berbelit. Ini seakan mengingatkan polemik bebasnya Dirut PT PLN Eddie Widiono dari ruang tahanan Mabes Polri lantaran polisi terkendala pemeriksaan seorang saksi yang tinggal di luar negeri. (hw)
PONOROGO -- Polisi bakal mengajukan izin ke presiden untuk memeriksa mantan Bupati Ponorogo, Markum Singodimedjo, yang kini menjadi anggota DPR RI. Kesaksian Markum dibutuhkan dalam proses penyidikan kasus dugaan korupsi dana proyek pengadaan seragam hansip di Ponorogo pada gelaran Pemilu 2004. Dengan begitu, berita acara pemeriksaan (BAP) Markum yang sebelumnya pernah dibuat akhirnya dianggap tidak pernah ada.
Rencana pengajuan izin ke presiden tersebut kemarin dibenarkan Kapolres Ponorogo, AKBP Mukhlis AS, yang dikonfirmasi melalui PgS Kasat Reskrim Iptu Nyoto. Apalagi, hasil gelar perkara korupsi dana proyek pengadaan 8.653 pakaian Dinas Lapangan (PDL) anggota Linmas (Perlindungan Masyarakat) lengkap dengan sepatu, sepasang kaus kaki, kopel rem, tongkat karet dan topi bordirnya itu merekomendasikan agar permintaan jaksa tentang izin tertulis dari presiden dipenuhi. "Suratnya (permintaan izin presiden) nanti berjenjang, dari polres ke polwil terus polda lalu Mabes Polri," terang Nyoto.
Penyidik juga akan memeriksa saksi tambahan dari Bank BNI dan Bank Jatim lantaran jaksa meminta aliran rekening milik Direktur CV Astin, Asep Hidayat dan mantan Kepala Bakesbanglinmas Ponorogo, Moch Sofwan, dua tersangka kasus korupsi ini, diurai gamblang. Lagi-lagi, pemeriksaan saksi dari perbankan itu harus melalui prosedur perizinan dari Bank Indonesia (BI). "Sedapat mungkin dipenuhi agar berkas perkara dapat segera dilimpahkan lagi ke kejaksaan," ungkap Nyoto.
Sekadar mengingatkan, penyidikan kasus dugaan korupsi dana proyek pengadaan seragam hansip sedikit terganjal setelah jaksa mensyaratkan diperiksanya Markum Singodimedjo lengkap dengan izin resmi dari presiden. Jaksa juga meminta pemeriksaan saksi ahli dari pihak perbankan. Nasib berkas perkara korupsi yang diduga merugikan negara Rp 745 juta ini bisa jadi harus bolak-balik dari polisi ke jaksa karena terbentur prosedur pemeriksaan saksi yang berbelit. Ini seakan mengingatkan polemik bebasnya Dirut PT PLN Eddie Widiono dari ruang tahanan Mabes Polri lantaran polisi terkendala pemeriksaan seorang saksi yang tinggal di luar negeri. (hw)
Ketika Warga Bandungan, Slahung, Ponorogo, Berharap Turunnya Hujan
Kamis, 30 Nov 2006
Pentaskan Wayang di Siang Bolong, Biaya Iuran Satu RT
Warga Desa Bandungan, Kecamatan Slahung, Ponorogo, menggelar ritual unik meminta hujan di tengah kemarau panjang. Kesenian wayang kulit dan tari gambyong sengaja dipentaskan di dua tempat keramat (punden) dusun setempat. Apa saja pernik-perniknya?
HADI WINARSO, Ponorogo
KELIR putih dibeber hanya setinggi kepala. Deretan wayang tertancap di kayon debok, saling berhadap-hadapan mengapit gunungan berhiaskan blencong. Dalang tua, dua waranggana dan 14 nayaga bermain lepas di bawah tiga tenda yang didirikan. Kendati tempat pementasan wayang kulit itu persis berada di rerimbunan tiga pohon berukuran super-besar. Mereka tampaknya khawatir hujan tiba-tiba turun.
Lakon "Udan Amitoya" pun dimainkan utuh. Ki Sarjono memulainya dengan suluk berulang-ulang lalu tokoh-tokoh wayang diangkat ke kelir bergantian. Tak ketinggalan, limbukan dan goro-goro yang sering bikin geerrr. Pentas wayang itu dimulai pukul 09.00 dan baru berakhir menjelang petang. "Biasanya hujan terus turun jam tiga sore," yakin Paimin, juru kunci punden Sri Wangi.
Mendung memang sempat berarak berselingan dengan terik matahari yang terang redup. Sebelum pentas wayang dihelat, warga Bandungan mendahuluinya dengan selamatan dilengkapi uba rampe-nya. Mulai nasi gurih, sega golong, apem berikut ingkung (daging ayam utuh). Prosesi serupa paginya juga dilakukan di punden Sringin. Bedanya, "penunggu" tempat itu lebih gemar tari gambyong. "Semua biaya ditanggung iuran 18 RT yang ada di dusun sini," ungkap Setyorini, kepala dusun Bandungan.
Lelaki-perempuan, tua-muda dan anak-anak pun berduyun-duyun menonton pentas wayang kulit di siang bolong itu. Mereka tak harus menahan kantuk. Gelas-gelas kopi dan teh juga terus-terusan mengalir. Warga Bandungan yang mayoritas petani pantas gerah lantaran air hujan tak kunjung mengguyur dusunnya.
Padahal, dusun-dusun di sekitarnya sudah sempat dibasahi air dari langit itu. Meski sadar tak sepenuhnya percaya tahayul, nenek moyang dulu rajin menggelar upacara ritual di dua tempat berbeda bersamaan kemarau meranggas. "Ini menyangkut budaya dan adat-istiadat. Tak kurang dan tak lebih," tegas Misranto, anggota DPRD Ponorogo yang berdomisili di desa setempat.
Punden Sri Wangi terletak persis di bibir sungai. Tempat itu dulunya sebuah kolam lengkap dengan mata airnya. Lokasinya rimbun lantaran tiga pohon trembesi dibiarkan tumbuh besar. Kolam telah lama mengering, warga sempat mendirikan lapangan bulu tangkis di situ. "Kalau wayangan di sini, gambyongan di Sringin," tegas juru kunci Paimin saat ditanya asal-muasal kebiasaan menggelar kesenian yang lumrah dimainkan malam hari itu.
Sebagian warga menolak bila pagelaran wayangnya disebut ruwatan. Sebab, wayang ruwatan hanya melakonkan drama sebabak. Wayang kulit dengan dalang Ki Sarjono harus main sesiang suntuk. Lakonnya pun dipilih khusus yang menyangkut hujan. Dalang sepuh yang mantan guru itu pun bermain layaknya di pentas hajatan. "Dia dalang paling tua yang masih aktif," ungkap seorang sesepuh desa sembari menyebut umur Ki Sarjono sudah kepala delapan.
Turunnya hujan belakangan ini seakan sengaja terus meledek. Langit kerap mendung namun terus menghilang tanpa disusul guyuran air. Datangnya musim hujan bak jinak-jinak merpati itu ditangkap warga Bandungan sebagai sesuatu yang harus disambut. Mereka menyongsongnya dengan tetabuhan dan tarian. Air cucuran hujan diharapkan segera turun meliuk-liuk seperti penari gambyong atau gerakan indah wayang di tangan ki dalang. ***
Pentaskan Wayang di Siang Bolong, Biaya Iuran Satu RT
Warga Desa Bandungan, Kecamatan Slahung, Ponorogo, menggelar ritual unik meminta hujan di tengah kemarau panjang. Kesenian wayang kulit dan tari gambyong sengaja dipentaskan di dua tempat keramat (punden) dusun setempat. Apa saja pernik-perniknya?
HADI WINARSO, Ponorogo
KELIR putih dibeber hanya setinggi kepala. Deretan wayang tertancap di kayon debok, saling berhadap-hadapan mengapit gunungan berhiaskan blencong. Dalang tua, dua waranggana dan 14 nayaga bermain lepas di bawah tiga tenda yang didirikan. Kendati tempat pementasan wayang kulit itu persis berada di rerimbunan tiga pohon berukuran super-besar. Mereka tampaknya khawatir hujan tiba-tiba turun.
Lakon "Udan Amitoya" pun dimainkan utuh. Ki Sarjono memulainya dengan suluk berulang-ulang lalu tokoh-tokoh wayang diangkat ke kelir bergantian. Tak ketinggalan, limbukan dan goro-goro yang sering bikin geerrr. Pentas wayang itu dimulai pukul 09.00 dan baru berakhir menjelang petang. "Biasanya hujan terus turun jam tiga sore," yakin Paimin, juru kunci punden Sri Wangi.
Mendung memang sempat berarak berselingan dengan terik matahari yang terang redup. Sebelum pentas wayang dihelat, warga Bandungan mendahuluinya dengan selamatan dilengkapi uba rampe-nya. Mulai nasi gurih, sega golong, apem berikut ingkung (daging ayam utuh). Prosesi serupa paginya juga dilakukan di punden Sringin. Bedanya, "penunggu" tempat itu lebih gemar tari gambyong. "Semua biaya ditanggung iuran 18 RT yang ada di dusun sini," ungkap Setyorini, kepala dusun Bandungan.
Lelaki-perempuan, tua-muda dan anak-anak pun berduyun-duyun menonton pentas wayang kulit di siang bolong itu. Mereka tak harus menahan kantuk. Gelas-gelas kopi dan teh juga terus-terusan mengalir. Warga Bandungan yang mayoritas petani pantas gerah lantaran air hujan tak kunjung mengguyur dusunnya.
Padahal, dusun-dusun di sekitarnya sudah sempat dibasahi air dari langit itu. Meski sadar tak sepenuhnya percaya tahayul, nenek moyang dulu rajin menggelar upacara ritual di dua tempat berbeda bersamaan kemarau meranggas. "Ini menyangkut budaya dan adat-istiadat. Tak kurang dan tak lebih," tegas Misranto, anggota DPRD Ponorogo yang berdomisili di desa setempat.
Punden Sri Wangi terletak persis di bibir sungai. Tempat itu dulunya sebuah kolam lengkap dengan mata airnya. Lokasinya rimbun lantaran tiga pohon trembesi dibiarkan tumbuh besar. Kolam telah lama mengering, warga sempat mendirikan lapangan bulu tangkis di situ. "Kalau wayangan di sini, gambyongan di Sringin," tegas juru kunci Paimin saat ditanya asal-muasal kebiasaan menggelar kesenian yang lumrah dimainkan malam hari itu.
Sebagian warga menolak bila pagelaran wayangnya disebut ruwatan. Sebab, wayang ruwatan hanya melakonkan drama sebabak. Wayang kulit dengan dalang Ki Sarjono harus main sesiang suntuk. Lakonnya pun dipilih khusus yang menyangkut hujan. Dalang sepuh yang mantan guru itu pun bermain layaknya di pentas hajatan. "Dia dalang paling tua yang masih aktif," ungkap seorang sesepuh desa sembari menyebut umur Ki Sarjono sudah kepala delapan.
Turunnya hujan belakangan ini seakan sengaja terus meledek. Langit kerap mendung namun terus menghilang tanpa disusul guyuran air. Datangnya musim hujan bak jinak-jinak merpati itu ditangkap warga Bandungan sebagai sesuatu yang harus disambut. Mereka menyongsongnya dengan tetabuhan dan tarian. Air cucuran hujan diharapkan segera turun meliuk-liuk seperti penari gambyong atau gerakan indah wayang di tangan ki dalang. ***
Bupati-Sekkab Tutup Mulut
Kamis, 30 Nov 2006
Soal Rumor Adanya Aliran Dana Acara Pelantikan ke Dewan
PONOROGO -- Bupati Ponorogo, Muhadi Suyono, sama sekali tidak terusik dengan pergunjingan di DPRD setempat terkait aliran dana pelantikan bupati, wakil bupati (wabup) dan sekretaris kabupaten (sekkab) senilai Rp 650 juta.
Kendati di internal dewan masalah ini terus menjadi perbincangan hangat, Muhadi memilih tidak bereaksi sedikit pun. Sebaliknya, tudingan tersebut dianggap kurang mendasar karena tidak disertai bukti otentik yang menyertainya
Jika selama ini bupati sangat terbuka ketika disodori pertanyaan wartawan, kali ini memilih tidak komentar. "Lebih baik saya no comment saja," kata bupati singkat menjawab pertanyan koran ini kemarin.
Ketika didesak bahwa masalah ini (pencairan uang Rp 400 juta, red) minimal diketahui bupati, lagi-lagi Muhadi memilih bungkam. "Buat apa saya komentar, buang-buang energi saja. Masih banyak pekerjaan harus saya kerjakan yang cukup penting untuk rakyat," kilah mantan Sekkab Probolinggo ini.
Hal senada juga dikatakan Sekkab Ponorogo, Luhur Karsanto, seputar uang Rp 250 juta yang rumornya telah diberikan ke dewan saat acara pelantikan dirinya setahun lalu. Ditemui sebelum meninggalkan kantornya kemarin, Luhur lebih banyak tutup mulut. Ketika didesak apakah telah mencairkan dana, Luhur hanya menjawab pendek. "Saya no comment. Jadi tidak ada pertanyaan lagi," ujarnya sambil tersenyum.
Namun, sebelum meninggalkan koran ini, mantan Kadin Indakop Probolinggo ini sempat mengatakan bahwa uang Rp 250 juta itu baginya tidak kecil. "Uang dari mana sebanyak itu?" tuturnya sambil berlalu.
Tampaknya persoalan dana pelantikan kedua pejabat di Kota Reyog tersebut apakah benar-benar mengalir ke dewan atau tidak, sampai kemarin masih menjadi misteri. Sebab, jika ditelusuri di APBD jelas tidak tercantum.
Demikin juga sebelumnya, Supriyadi (bukan Supriyanto seperti diberitakan sebelumnya, red) seorang rekanan yang juga adik kandung Bupati Muhadi Suyono secara tegas membantah telah menjadi jembatan (kurir) sebagaimana disebut-sebut dalam rapat internal dewan, Senin lalu.
Namun, pimpinan dewan tampaknya tidak akan menanggapi secara serius karena lebih kental muatan politisnya dibanding fakta yang ada. "Biarkan saja. Wong tidak ada buktinya dan itu jelas tidak ada," jelas Supriyanto, Ketua DPRD Ponorogo dihubungi secara terpisah. (tya)
Soal Rumor Adanya Aliran Dana Acara Pelantikan ke Dewan
PONOROGO -- Bupati Ponorogo, Muhadi Suyono, sama sekali tidak terusik dengan pergunjingan di DPRD setempat terkait aliran dana pelantikan bupati, wakil bupati (wabup) dan sekretaris kabupaten (sekkab) senilai Rp 650 juta.
Kendati di internal dewan masalah ini terus menjadi perbincangan hangat, Muhadi memilih tidak bereaksi sedikit pun. Sebaliknya, tudingan tersebut dianggap kurang mendasar karena tidak disertai bukti otentik yang menyertainya
Jika selama ini bupati sangat terbuka ketika disodori pertanyaan wartawan, kali ini memilih tidak komentar. "Lebih baik saya no comment saja," kata bupati singkat menjawab pertanyan koran ini kemarin.
Ketika didesak bahwa masalah ini (pencairan uang Rp 400 juta, red) minimal diketahui bupati, lagi-lagi Muhadi memilih bungkam. "Buat apa saya komentar, buang-buang energi saja. Masih banyak pekerjaan harus saya kerjakan yang cukup penting untuk rakyat," kilah mantan Sekkab Probolinggo ini.
Hal senada juga dikatakan Sekkab Ponorogo, Luhur Karsanto, seputar uang Rp 250 juta yang rumornya telah diberikan ke dewan saat acara pelantikan dirinya setahun lalu. Ditemui sebelum meninggalkan kantornya kemarin, Luhur lebih banyak tutup mulut. Ketika didesak apakah telah mencairkan dana, Luhur hanya menjawab pendek. "Saya no comment. Jadi tidak ada pertanyaan lagi," ujarnya sambil tersenyum.
Namun, sebelum meninggalkan koran ini, mantan Kadin Indakop Probolinggo ini sempat mengatakan bahwa uang Rp 250 juta itu baginya tidak kecil. "Uang dari mana sebanyak itu?" tuturnya sambil berlalu.
Tampaknya persoalan dana pelantikan kedua pejabat di Kota Reyog tersebut apakah benar-benar mengalir ke dewan atau tidak, sampai kemarin masih menjadi misteri. Sebab, jika ditelusuri di APBD jelas tidak tercantum.
Demikin juga sebelumnya, Supriyadi (bukan Supriyanto seperti diberitakan sebelumnya, red) seorang rekanan yang juga adik kandung Bupati Muhadi Suyono secara tegas membantah telah menjadi jembatan (kurir) sebagaimana disebut-sebut dalam rapat internal dewan, Senin lalu.
Namun, pimpinan dewan tampaknya tidak akan menanggapi secara serius karena lebih kental muatan politisnya dibanding fakta yang ada. "Biarkan saja. Wong tidak ada buktinya dan itu jelas tidak ada," jelas Supriyanto, Ketua DPRD Ponorogo dihubungi secara terpisah. (tya)
Adik Bupati Kurirnya?
Rabu, 29 Nov 2006
Supriyanto Bantah Jadi Pengantar Uang Pelantikan ke Dewan
PONOROGO - Rumor adanya aliran dana Rp 650 juta ke DPRD Ponorogo bersamaan dengan pelantikan Bupati-Wakil Bupati Muhadi Suyono-Amin dan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Luhur Karsanto terus menjadi bahan pergunjingan di gedung dewan. Ironisnya, sebagian besar di antara wakil rakyat mengaku tidak tahu ke mana aliran fulus tersebut.
Seiring dengan rumor itu, muncul nama Supriyanto, salah seorang kontraktor di Kota Reyog, yang tak lain adik kandung Bupati Muhadi. Itu karena namanya sempat disebut-sebut dalam rapat tertutup internal dewan, Senin kemarin. Padahal, peran Supriyanto dalam masalah ini, masih jadi tanya tanya besar.
Saat dikonfirmasi koran ini, Supriyanto langsung menyanggah tudingan bahwa dirinya dikatakan sebagai kurir (pengantar) dalam pemberian dana tersebut kepada dewan. Dia juga mengaku tidak tahu menahu munculnya rumor tersebut. "Saya sempat kaget ketika nama saya disebut-sebut dalam rapat di dewan. Dan saya baru dengar tadi (kemarin) malam soal itu," kata Supriyanto.
Karena merasa tidak tahu apa-apa, Supriyanto yang berpenampilan kalem tersebut hanya menyikapi dengan santai. "Karena saya memang tidak melakukan dan tidak tahu persoalan, mau apa lagi. Ya saya biarkan saja," ujarnya datar.
Apakah tudingan tersebut sengaja dihembuskan untuk menjatuhkan dirinya, secara tegas dia mengaku tidak merasakan sama sekali. "Makanya saya minta kalau tidak ada bukti dan fakta, lebih baik apa pun permasalahan tidak perlu diangkat. Bisa menjadikan fitnah," tukasnya.
Kalaupun dirinya yang berprofesi sebegai rekanan, secara tegas mengatakan tidak menggunakan fasilitas atau aji mumpung terhadap jabatan kakaknya sebagai Bupati Ponorogo. "Saya ini kerja di kontraktor sudah lama. Saya tidak mau ndompleng begitu kakak saya jadi bupati," kilahnya.
Sementara itu, rasan-rasan tentang isu uang pelantikan Bupati-Wabup maupun Sekkab di dewan merupakan akumulasi setelah hampir dua tahun dipendam. Apalagi, anggota dewan yang mendengar mengaku tidak pernah menerima sepeser pun ikut bereaksi secara sembunyi-sembunyi. Mereka pun saling curiga.
Umumnya, bisik-bisik antar-anggota dewan ini dilakukan ketika melakukan kunjungan kerja (kunker) ke luar daerah. "Terakhir waktu menginap di salah satu hotel di Jakarta, beberapa hari lalu, banyak yang menanyakan bagaimana sebenarnya," ujar sumber di dewan.
Bagai bom waktu, akhirnya masalah tersebut meledak juga saat rapat internal dewan yang diselingi saling ancam melakukan sumpah segala. Secara terpisah, Puryono, anggota Fraksi Amanat Keadilan (FAK) DPRD berharap agar munculnya isu tersebut disikapi dengan bijak.
Artinya, lembaga dewan harus memandang sebagai masukan dengan tetap melakukan penelusuran kebenaran kabar tersebut. "Jujur saja, saya sendiri sempat risih dan malu mendengar kabar tersebut. Dikira benar-benar ikut menerima," tandasnya.
Kalaupun tidak benar, harus dilakukan introspeksi mengapa sampai muncul isu miring tersebut. "Karena lembaga dewan ini tidak lepas dengan politis, ya juga harus dilakukan kajian melalui pendekatan politis juga," pinta Puryono. (tya)
Supriyanto Bantah Jadi Pengantar Uang Pelantikan ke Dewan
PONOROGO - Rumor adanya aliran dana Rp 650 juta ke DPRD Ponorogo bersamaan dengan pelantikan Bupati-Wakil Bupati Muhadi Suyono-Amin dan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Luhur Karsanto terus menjadi bahan pergunjingan di gedung dewan. Ironisnya, sebagian besar di antara wakil rakyat mengaku tidak tahu ke mana aliran fulus tersebut.
Seiring dengan rumor itu, muncul nama Supriyanto, salah seorang kontraktor di Kota Reyog, yang tak lain adik kandung Bupati Muhadi. Itu karena namanya sempat disebut-sebut dalam rapat tertutup internal dewan, Senin kemarin. Padahal, peran Supriyanto dalam masalah ini, masih jadi tanya tanya besar.
Saat dikonfirmasi koran ini, Supriyanto langsung menyanggah tudingan bahwa dirinya dikatakan sebagai kurir (pengantar) dalam pemberian dana tersebut kepada dewan. Dia juga mengaku tidak tahu menahu munculnya rumor tersebut. "Saya sempat kaget ketika nama saya disebut-sebut dalam rapat di dewan. Dan saya baru dengar tadi (kemarin) malam soal itu," kata Supriyanto.
Karena merasa tidak tahu apa-apa, Supriyanto yang berpenampilan kalem tersebut hanya menyikapi dengan santai. "Karena saya memang tidak melakukan dan tidak tahu persoalan, mau apa lagi. Ya saya biarkan saja," ujarnya datar.
Apakah tudingan tersebut sengaja dihembuskan untuk menjatuhkan dirinya, secara tegas dia mengaku tidak merasakan sama sekali. "Makanya saya minta kalau tidak ada bukti dan fakta, lebih baik apa pun permasalahan tidak perlu diangkat. Bisa menjadikan fitnah," tukasnya.
Kalaupun dirinya yang berprofesi sebegai rekanan, secara tegas mengatakan tidak menggunakan fasilitas atau aji mumpung terhadap jabatan kakaknya sebagai Bupati Ponorogo. "Saya ini kerja di kontraktor sudah lama. Saya tidak mau ndompleng begitu kakak saya jadi bupati," kilahnya.
Sementara itu, rasan-rasan tentang isu uang pelantikan Bupati-Wabup maupun Sekkab di dewan merupakan akumulasi setelah hampir dua tahun dipendam. Apalagi, anggota dewan yang mendengar mengaku tidak pernah menerima sepeser pun ikut bereaksi secara sembunyi-sembunyi. Mereka pun saling curiga.
Umumnya, bisik-bisik antar-anggota dewan ini dilakukan ketika melakukan kunjungan kerja (kunker) ke luar daerah. "Terakhir waktu menginap di salah satu hotel di Jakarta, beberapa hari lalu, banyak yang menanyakan bagaimana sebenarnya," ujar sumber di dewan.
Bagai bom waktu, akhirnya masalah tersebut meledak juga saat rapat internal dewan yang diselingi saling ancam melakukan sumpah segala. Secara terpisah, Puryono, anggota Fraksi Amanat Keadilan (FAK) DPRD berharap agar munculnya isu tersebut disikapi dengan bijak.
Artinya, lembaga dewan harus memandang sebagai masukan dengan tetap melakukan penelusuran kebenaran kabar tersebut. "Jujur saja, saya sendiri sempat risih dan malu mendengar kabar tersebut. Dikira benar-benar ikut menerima," tandasnya.
Kalaupun tidak benar, harus dilakukan introspeksi mengapa sampai muncul isu miring tersebut. "Karena lembaga dewan ini tidak lepas dengan politis, ya juga harus dilakukan kajian melalui pendekatan politis juga," pinta Puryono. (tya)
Selasa, November 28, 2006
Ributkan ”Kue”, Anggota Dewan Ponorogo Saling Mblejeti
Selasa, 28 Nov 2006
PONOROGO - Memalukan. Hanya gara-gara pembagian "kue" yang dianggap kurang merata antaranggota DPRD Ponorogo, mereka saling eker-ekeran. Bahkan, dalam rapat tertutup kemarin, di antara anggota dewan saling mblejeti sejumlah agenda dewan yang berbau anggaran atau fulus.
Lalu "kue" apa yang dipergunjingkan tersebut? Di antaranya, yang terkait kunjungan kerja (kunker), anggaran workshop, hasil audit BPK hingga yang paling gres soal kabar dana pelantikan Bupati dan Wakil Bupati (Wabup). Termasuk, pelantikan Sekretaris Kabupaten (Sekkab). Kedua acara ini konon ada anggaran khusus untuk wakil rakyat hingga Rp 650 juta.
Situasi dalam rapat tertutup kemarin berlangsung dengan tensi tinggi. Suasana kian panas karena diselingi saling ancam untuk melakukan sumpah segala. Lantaran permasalahan yang diungkap termasuk sensitif, beberapa anggota dewan memilih keluar sidang.
Dengan alasan, karena yang dirembuk lebih mengarah soal dana yang tidak merata dari pada memperhatikan rakyatnya.
Menurut sumber koran ini yang ikut rapat evaluasi di lantai tiga gedung dewan tersebut, awalnya rapat lebih banyak membicarakan soal agenda kunker. Di mana, masih ada anggota dewan yang tetap menerima dana perjalanan kunker, tapi tidak ikut sampai tujuan.
Juga berbagai permasalahan lain yang notabene masih ada kesenjangan antara anggota dewan yang masuk panitia anggaran (panggar) dan yang bukan (non-panggar). "Awalnya, rapat berjalan terkait masukan termasuk evaluasi terhadap kinerja dewan saat ini. Tapi tiba-tiba sempat ada yang menyingung soal dana pelantikan bupati dan sekkab segala untuk anggota dewan," ujar sumber tadi.
Lanjut sumber tadi, ada suara yang berkembang di luar soal dana sebesar Rp 400 juta saat pelantikan bupati dan wabup ditujukan ke dewan. Juga pelantikan sekkab katanya sudah diplot Rp 250 juta. Nah, karena diantara anggota dewan merasa tidak menerima sepeserpun, berusaha untuk melakukan klarifikasi pada pimpinan dewan. Bahkan saat rapat kemarin, sempat dituding salah seorang nama yang membocorkan dana tersebut.
Anggota dewan dari Fraksi Demokrat (FD) DPRD, Dyah Antarukmi, tampaknya gerah juga ketika muncul kabar tersebut. Apalagi, sampai saat ini, dia mengaku tidak sepeserpun menerima uang tersebut. "Kita hanya ingin tahu bagaimana kabar itu sebenarnya. Karena banyak anggota dewan yang saling ngomong," jelasnya saat dicegat koran ini sebelum masuk mobilnya, kemarin.
Karena kabar tersebut sudah tersebar, dia tidak ingin langsung menjadi pembenar. "Kalau memang tidak benar ya sudah. Soal rezeki, saya tidak nggege mangsa," tegasnya.
Tampaknya, permasalahan ini membuat pimpinan dewan ikut panas juga. Apalagi, kabar tanpa disertai bukti dan saksi tersebut langsung diungkap dalam rapat. Ketua DPRD Ponorogo Supriyanto ketika akan dikonfirmasi keburu masuk mobilnya. Namun dia sempat mengatakan semua permasalahan akan bisa diselesaikan.
Sementara Ibnu Multazam, Wakil Ketua DPRD tampaknya tidak akan membiarkan masalah ini mencuat tanpa fakta kuat yang menyertainya. "Saya sendiri juga heran, tidak ada bukti kok dengan mudahnya diungkapkan. Itu namanya kan hanya kabar burung," tegasnya sebelum meninggalkan gedung dewan.
Apakah akan meneruskan masalah ini? Multazam hanya tersenyum tanpa ada komentar sedikit pun. (tya)
PONOROGO - Memalukan. Hanya gara-gara pembagian "kue" yang dianggap kurang merata antaranggota DPRD Ponorogo, mereka saling eker-ekeran. Bahkan, dalam rapat tertutup kemarin, di antara anggota dewan saling mblejeti sejumlah agenda dewan yang berbau anggaran atau fulus.
Lalu "kue" apa yang dipergunjingkan tersebut? Di antaranya, yang terkait kunjungan kerja (kunker), anggaran workshop, hasil audit BPK hingga yang paling gres soal kabar dana pelantikan Bupati dan Wakil Bupati (Wabup). Termasuk, pelantikan Sekretaris Kabupaten (Sekkab). Kedua acara ini konon ada anggaran khusus untuk wakil rakyat hingga Rp 650 juta.
Situasi dalam rapat tertutup kemarin berlangsung dengan tensi tinggi. Suasana kian panas karena diselingi saling ancam untuk melakukan sumpah segala. Lantaran permasalahan yang diungkap termasuk sensitif, beberapa anggota dewan memilih keluar sidang.
Dengan alasan, karena yang dirembuk lebih mengarah soal dana yang tidak merata dari pada memperhatikan rakyatnya.
Menurut sumber koran ini yang ikut rapat evaluasi di lantai tiga gedung dewan tersebut, awalnya rapat lebih banyak membicarakan soal agenda kunker. Di mana, masih ada anggota dewan yang tetap menerima dana perjalanan kunker, tapi tidak ikut sampai tujuan.
Juga berbagai permasalahan lain yang notabene masih ada kesenjangan antara anggota dewan yang masuk panitia anggaran (panggar) dan yang bukan (non-panggar). "Awalnya, rapat berjalan terkait masukan termasuk evaluasi terhadap kinerja dewan saat ini. Tapi tiba-tiba sempat ada yang menyingung soal dana pelantikan bupati dan sekkab segala untuk anggota dewan," ujar sumber tadi.
Lanjut sumber tadi, ada suara yang berkembang di luar soal dana sebesar Rp 400 juta saat pelantikan bupati dan wabup ditujukan ke dewan. Juga pelantikan sekkab katanya sudah diplot Rp 250 juta. Nah, karena diantara anggota dewan merasa tidak menerima sepeserpun, berusaha untuk melakukan klarifikasi pada pimpinan dewan. Bahkan saat rapat kemarin, sempat dituding salah seorang nama yang membocorkan dana tersebut.
Anggota dewan dari Fraksi Demokrat (FD) DPRD, Dyah Antarukmi, tampaknya gerah juga ketika muncul kabar tersebut. Apalagi, sampai saat ini, dia mengaku tidak sepeserpun menerima uang tersebut. "Kita hanya ingin tahu bagaimana kabar itu sebenarnya. Karena banyak anggota dewan yang saling ngomong," jelasnya saat dicegat koran ini sebelum masuk mobilnya, kemarin.
Karena kabar tersebut sudah tersebar, dia tidak ingin langsung menjadi pembenar. "Kalau memang tidak benar ya sudah. Soal rezeki, saya tidak nggege mangsa," tegasnya.
Tampaknya, permasalahan ini membuat pimpinan dewan ikut panas juga. Apalagi, kabar tanpa disertai bukti dan saksi tersebut langsung diungkap dalam rapat. Ketua DPRD Ponorogo Supriyanto ketika akan dikonfirmasi keburu masuk mobilnya. Namun dia sempat mengatakan semua permasalahan akan bisa diselesaikan.
Sementara Ibnu Multazam, Wakil Ketua DPRD tampaknya tidak akan membiarkan masalah ini mencuat tanpa fakta kuat yang menyertainya. "Saya sendiri juga heran, tidak ada bukti kok dengan mudahnya diungkapkan. Itu namanya kan hanya kabar burung," tegasnya sebelum meninggalkan gedung dewan.
Apakah akan meneruskan masalah ini? Multazam hanya tersenyum tanpa ada komentar sedikit pun. (tya)
Diam-Diam Markum Sudah Diperiksa
Senin, 27 Nov 2006
Sebagai Saksi dalam Kasus Seragam Hansip
PONOROGO -- Ini perkembangan menarik dari proses penyidikan kasus dugaan korupsi dana proyek pengadaan seragam hansip dalam gelaran Pemilu 2004. Polisi diam-diam ternyata sudah memeriksa mantan Bupati Ponorogo Markum Singodimedjo. Kapasitas Markum sebatas sebagai saksi.
Pemeriksaan Markum tersebut dibenarkan Kapolres Ponorogo AKBP Mukhlis AS. Tanpa merinci kapan dan di mana penyidiknya memeriksa bupati yang pernah menjabat hampir dua periode itu, Mukhlis memastikan berita acara pemeriksaan Markum sudah terlampir di berkas perkara. "Sebenarnya (Markum) sudah pernah diperiksa," kata Mukhlis.
Hanya, pemeriksaan waktu itu memang belum diikuti izin dari presiden lantaran status Markum sebagai anggota DPR. Penyidik sebenarnya berpendapat bahwa izin presiden tak wajib ada karena Markum bersikap kooperatif. Apalagi, kapasitasnya sebatas saksi. "Tapi kita akan berusaha memenuhi permintaan jaksa," ungkap Mukhlis.
Yang menarik, tim dari Bareskrim Mabes Polri hari ini rencananya bakal turun gunung ke Ponorogo. Persoalan izin presiden terkait pemeriksaan mantan bupati yang kini menjadi anggota DPR itu akan ikut diungkap. Permintaan izin ke presiden itu selama ini naik berjenjang dari polres ke polda dan dilanjutkan mabes Polri.
Sekadar mengingatkan, penyidikan kasus dugaan korupsi dana proyek pengadaan seragam hansip sedikit terganjal setelah jaksa mensyaratkan diperiksanya mantan Bupati Ponorogo Markum Singodimedjo lengkap dengan izin resmi dari presiden.
Markum sendiri memang sempat menerbitkan SK Bupati Ponorogo Nomor 90 tanggal 13 Februari 2004 yang langsung menunjuk CV Astin sebagai rekanan pengadaan seragam hansip. Surat Perintah Kerja (SPK) pengadaan seragam hansip itu akhirnya turun 4 Maret 2004 hingga borongan kelar pada 30 April 2004. Ujung-ujungnya diduga terjadi mark-up hingga merugikan uang negara sebesar Rp 745 juta. (hw)
Sebagai Saksi dalam Kasus Seragam Hansip
PONOROGO -- Ini perkembangan menarik dari proses penyidikan kasus dugaan korupsi dana proyek pengadaan seragam hansip dalam gelaran Pemilu 2004. Polisi diam-diam ternyata sudah memeriksa mantan Bupati Ponorogo Markum Singodimedjo. Kapasitas Markum sebatas sebagai saksi.
Pemeriksaan Markum tersebut dibenarkan Kapolres Ponorogo AKBP Mukhlis AS. Tanpa merinci kapan dan di mana penyidiknya memeriksa bupati yang pernah menjabat hampir dua periode itu, Mukhlis memastikan berita acara pemeriksaan Markum sudah terlampir di berkas perkara. "Sebenarnya (Markum) sudah pernah diperiksa," kata Mukhlis.
Hanya, pemeriksaan waktu itu memang belum diikuti izin dari presiden lantaran status Markum sebagai anggota DPR. Penyidik sebenarnya berpendapat bahwa izin presiden tak wajib ada karena Markum bersikap kooperatif. Apalagi, kapasitasnya sebatas saksi. "Tapi kita akan berusaha memenuhi permintaan jaksa," ungkap Mukhlis.
Yang menarik, tim dari Bareskrim Mabes Polri hari ini rencananya bakal turun gunung ke Ponorogo. Persoalan izin presiden terkait pemeriksaan mantan bupati yang kini menjadi anggota DPR itu akan ikut diungkap. Permintaan izin ke presiden itu selama ini naik berjenjang dari polres ke polda dan dilanjutkan mabes Polri.
Sekadar mengingatkan, penyidikan kasus dugaan korupsi dana proyek pengadaan seragam hansip sedikit terganjal setelah jaksa mensyaratkan diperiksanya mantan Bupati Ponorogo Markum Singodimedjo lengkap dengan izin resmi dari presiden.
Markum sendiri memang sempat menerbitkan SK Bupati Ponorogo Nomor 90 tanggal 13 Februari 2004 yang langsung menunjuk CV Astin sebagai rekanan pengadaan seragam hansip. Surat Perintah Kerja (SPK) pengadaan seragam hansip itu akhirnya turun 4 Maret 2004 hingga borongan kelar pada 30 April 2004. Ujung-ujungnya diduga terjadi mark-up hingga merugikan uang negara sebesar Rp 745 juta. (hw)
Disomasi MPP, Muhadi Tak Gentar
Terkait Dugaan Manipulasi Data Akta IV
Senin, 27 Nov 2006
PONOROGO - Bupati Muhadi Suyono mengaku tidak gentar dengan gertakan berupa somasi yang dilayangkan Masyarakat Pendidikan Ponorogo (MPP) agar segera menindaklanjuti laporan dugaan manipulasi data akta IV yang dialami salah satu peserta CPNSD 2006.
Bupati mengaku masih menunggu jika MPP tetap ngotot akan menempuh jalur hukum dengan melaporkan ke polisi setelah memberi tenggang waktu somasi 5 x 24 jam ."Terserah saja mereka (MPP, Red) akan melaporkan, itu hak mereka. Tapi saya siap meladeni gugatan yang dilayangkan," kata Muhadi Suyono, pada koran ini kemarin.
Menurut bupati, proses rekrutmen CPNSD 2006 telah dijalankan panitia sesuai dengan mekanisme yang ada. Apalagi sebagai pelaksana, daerah hanya diberi kewenangan untuk menyeleksi tingkat awal. Sementara keputusan lolos atau tidaknya seorang peserta ada di tangan pemerintah pusat. "Saya tidak melangkah apapun soal laporan yang masuk. Wong memang tidak terjadi apa-apa," tegasnya.
Namun demikian, melihat perkembangan laporan MPP yang sudah mengarah pada seseorang peserta yang diduga memanipulasi Akta IV, kata dia, perlu ada hak-hak yang harus dihormati. "Tentunya yang bersangkutan juga harus memperoleh haknya," ungkapnya.
Sebaliknya, lanjut bupati, pihaknya akan terus memantau langkah Diyono Suwito, koordinator MPP yang begitu getol menyikapi terhadap pemerintah. "Ingat ya, dia itu juga sebagai PNS. Kita tidak akan membiarkan jika memang telah menyimpang tentunya akan kita beri sanksi," kata bupati balik mengancam Diyono.
Sementara Koordinator MPP Diyono Suwito terus menyoal dugaan manipulasi data akta IV tersebut. Kali ini, Komisi A DPRD setempat juga sempat disindir karena dianggap kurang responsif terhadap kasus yang dianggap telah menampar dunia pendidikan. "Kami juga mendesak kepada dewan terutama komisi A agar juga ikut turun tangan menindaklajuti masalah ini," jelas Diyono, kemarin.
Desakan itu dicuatkan lantaran pengaduan berikut fakta yang ditemukan menyangkut data rekrutmen CPNSD 2006 yang dianggap janggal telah dimasukkan ke dewan. Dengan harapan, wakil rakyat ini langsung melakukan hearing dengan panitia rekrutmen sejauh mana masalah yang sebenarnyta. "Jangan sampai hanya sibuk melakukan kunjungan kerja ke luar daerah saja. Sementara kasus di daerah tidak terpantau sama sekali," tegasnya.
MPP sendiri akan menuntut dan melaporkan secara resmi ke polisi pihak-pihak yang diduga terlibat di dalamnya jika somasinya tidak diindahkan. (tya)
Senin, 27 Nov 2006
PONOROGO - Bupati Muhadi Suyono mengaku tidak gentar dengan gertakan berupa somasi yang dilayangkan Masyarakat Pendidikan Ponorogo (MPP) agar segera menindaklanjuti laporan dugaan manipulasi data akta IV yang dialami salah satu peserta CPNSD 2006.
Bupati mengaku masih menunggu jika MPP tetap ngotot akan menempuh jalur hukum dengan melaporkan ke polisi setelah memberi tenggang waktu somasi 5 x 24 jam ."Terserah saja mereka (MPP, Red) akan melaporkan, itu hak mereka. Tapi saya siap meladeni gugatan yang dilayangkan," kata Muhadi Suyono, pada koran ini kemarin.
Menurut bupati, proses rekrutmen CPNSD 2006 telah dijalankan panitia sesuai dengan mekanisme yang ada. Apalagi sebagai pelaksana, daerah hanya diberi kewenangan untuk menyeleksi tingkat awal. Sementara keputusan lolos atau tidaknya seorang peserta ada di tangan pemerintah pusat. "Saya tidak melangkah apapun soal laporan yang masuk. Wong memang tidak terjadi apa-apa," tegasnya.
Namun demikian, melihat perkembangan laporan MPP yang sudah mengarah pada seseorang peserta yang diduga memanipulasi Akta IV, kata dia, perlu ada hak-hak yang harus dihormati. "Tentunya yang bersangkutan juga harus memperoleh haknya," ungkapnya.
Sebaliknya, lanjut bupati, pihaknya akan terus memantau langkah Diyono Suwito, koordinator MPP yang begitu getol menyikapi terhadap pemerintah. "Ingat ya, dia itu juga sebagai PNS. Kita tidak akan membiarkan jika memang telah menyimpang tentunya akan kita beri sanksi," kata bupati balik mengancam Diyono.
Sementara Koordinator MPP Diyono Suwito terus menyoal dugaan manipulasi data akta IV tersebut. Kali ini, Komisi A DPRD setempat juga sempat disindir karena dianggap kurang responsif terhadap kasus yang dianggap telah menampar dunia pendidikan. "Kami juga mendesak kepada dewan terutama komisi A agar juga ikut turun tangan menindaklajuti masalah ini," jelas Diyono, kemarin.
Desakan itu dicuatkan lantaran pengaduan berikut fakta yang ditemukan menyangkut data rekrutmen CPNSD 2006 yang dianggap janggal telah dimasukkan ke dewan. Dengan harapan, wakil rakyat ini langsung melakukan hearing dengan panitia rekrutmen sejauh mana masalah yang sebenarnyta. "Jangan sampai hanya sibuk melakukan kunjungan kerja ke luar daerah saja. Sementara kasus di daerah tidak terpantau sama sekali," tegasnya.
MPP sendiri akan menuntut dan melaporkan secara resmi ke polisi pihak-pihak yang diduga terlibat di dalamnya jika somasinya tidak diindahkan. (tya)
RSU Aisyah Nyaris Dijilat Api
PONOROGO - Kepanikan nyaris melanda RSU Aisyiyah Diponegora Ponorogo. Api sempat berkobar di gang sempit persis bersebelahan dengan gedung rumah sakit yang terletak di Jalan Diponegoro itu. Kendati kobaran api cepat dapat dijinakkan, tak urung berkas dan mesin printer milik salah satu konter handphone gosong.
Usut punya usut, asal api diduga dari bara anglo milik seorang pedagang kopi. Anglo berikut gerobak dan tenda peneduh warung kopi itu biasa disimpan di gang antara rumah sakit dan konter. Api dari arang anglo dibiarkan menyala hingga menyulut tenda. Asap pun menggulung diikuti kobaran api yang merembet ke konter. Akibatnya, sejumlah berkas dan mesin printer ikut hangus.
Menurut sejumlah saksi mata, petugas pemadam kebakaran segera didatangkan setelah api terlihat berkobar. Pangkalan mobil pemadam yang letaknya tak jauh dari lokasi kebakaran ikut memudahkan upaya menjinakkan api.
Manajemen RSU Aisyiyah memutuskan urung mengevakuasi para pasiennya. Ketinggian tembok sisi selatan rumah sakit ikut menjadi pertimbangan tersendiri. Kasus kebakaran ini tengah ditangani Polsekta Ponorogo. (hw)
Usut punya usut, asal api diduga dari bara anglo milik seorang pedagang kopi. Anglo berikut gerobak dan tenda peneduh warung kopi itu biasa disimpan di gang antara rumah sakit dan konter. Api dari arang anglo dibiarkan menyala hingga menyulut tenda. Asap pun menggulung diikuti kobaran api yang merembet ke konter. Akibatnya, sejumlah berkas dan mesin printer ikut hangus.
Menurut sejumlah saksi mata, petugas pemadam kebakaran segera didatangkan setelah api terlihat berkobar. Pangkalan mobil pemadam yang letaknya tak jauh dari lokasi kebakaran ikut memudahkan upaya menjinakkan api.
Manajemen RSU Aisyiyah memutuskan urung mengevakuasi para pasiennya. Ketinggian tembok sisi selatan rumah sakit ikut menjadi pertimbangan tersendiri. Kasus kebakaran ini tengah ditangani Polsekta Ponorogo. (hw)
Jumat, November 24, 2006
Guru SMA Bakti Raih Medali Perak
Senin, 20 Nov 2006
Guru SMA Bakti Raih Medali Perak Lomba Pembuatan Media Pembelajaran
Gunakan Program Macromedia Flash, Sajikan Materi Dalam Bentuk Movie
Dunia pendidikan Ponorogo kembali menorehkan prestasi nasional. Kali ini diraih dua guru SMA Bakti Ponorogo yakni Suyud, dan Rohmi Yulianingtyas baru saja menyabet medali perak dalam lomba Pembuatan Media Pembelajaran SMA/MA Berbasis TIK Tingkat Nasional, kategori Software Pembelajaran Mandiri (SPM), yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Manajemen Dikdasmen, Depdiknas.
BUDI SETYAWAN, Ponorogo
Kelebihan dari e-mail (electronic mail) adalah dapat mengirim pesan ke beberapa orang sekaligus. E-mail dapat berupa teks, gambar, file, video, audio, atau program-program lain. Penggunaan e-mail sangat praktis dan ekonomis karena cukup banyak website penyedia layanan e-mail gratis.
Hanya saja, internet bagi sebagian masyarakat masih merupakan barang mahal. Masih banyak pula sekolah di daerah yang hingga kini belum terjangkau akses internet. Hal ini disebabkan belum adanya jaringan telepon dan jasa penyedia layanan internet. Juga terbatasnya perangkat komputer yang dimiliki sekolah serta mahalnya biaya yang harus dikeluarkan sekolah.
Mendesain Software Pembelajaran Mandiri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan judul "Menggunakan Internet untuk komunikasi (e-mail)", dua guru SMA Bakti Ponorogo tersebut berusaha mengupas penggunaan internet untuk komunikasi (e-mail) tanpa harus mengakses internet. "SPM ini dirancang dengan menggunakan program Macromedia Flash MX 2004 Profesional untuk materi pembelajaran," jelas Suyud.
Sedangkan untuk evaluasi dirancang dengan mengunakan bahasa pemrograman Ms. Visual FoxPro versi 9.0, dipaket dalam bentuk CD installer. Materi disajikan dalam bentuk movie/video lengkap dengan petunjuk, narasi, musik, dan juga dalam bentuk lengkah demi langkah (step by step). Mulai dari cara melakukan registrasi e-mail, mengirim e-mail, menerima e-mail, attachment, download attachment file, mengelola e-mail sampai dengan pengunaan password dan antisipasi virus.
Sementara, evaluasi berbentuk pilihan ganda, lengkap dengan skor nilai, predikat, dan keterangan tuntas atau tidak tuntas. "Data nilai bagi siswa yang sudah menempuh ujian akan tersimpan dan dapat dicetak, juga tersedia fasilitas pencarian, soal dan kunci jawabannya," tegas Suyud diamini Rohmi.
Setelah mempelajari materi pada SPM ini, lanjut mereka, diharapkan khususnya siswa, guru ataupun masyarakat umumnya mampu menggunakan internet untuk komunikasi (e-mail). Sementara untuk memahami konsep media pembelajaran harus dipahami terlebih dahulu pengertian media dan pembelajaran.
Menurut mereka saat mempresentasikan karyanya, dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar. "Belajar dalam pengertian aktivitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang bersifat relatif konstan," terangnya.
Ternyata, aspek yang menjadi penting dalam aktivitas belajar dan pembelajaran adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan menata unsur-unsurnya sehingga dapat mengubah perilaku siswa. Adapun salah satu unsur dari lingkungan yang mempengaruhi perubahan perilaku tersebut adalah apa yang disebut media.
"Sebab, apabila media pembelajaran dipilih, dikembangkan, dan digunakan secara tepat dan baik, dapat memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan siswa," paparnya. Secara umum, tegas Suyud, manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran menarik dan interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar dapat ditingkatkan, dan PBM dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Yang menarik, dalam makalahnya, mereka juga sempat menyinggung pembuatan media pembelajaran berbasis TIK terdapat norma yakni sedapat mungkin memvisualkan konsep yang dianggap abstrak atau sukar diterima secara deskriptif oleh siswa, dan sedapat mungkin interaktif dengan pengguna. ***
cat:Ponorogo News
Guru SMA Bakti Raih Medali Perak Lomba Pembuatan Media Pembelajaran
Gunakan Program Macromedia Flash, Sajikan Materi Dalam Bentuk Movie
Dunia pendidikan Ponorogo kembali menorehkan prestasi nasional. Kali ini diraih dua guru SMA Bakti Ponorogo yakni Suyud, dan Rohmi Yulianingtyas baru saja menyabet medali perak dalam lomba Pembuatan Media Pembelajaran SMA/MA Berbasis TIK Tingkat Nasional, kategori Software Pembelajaran Mandiri (SPM), yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Manajemen Dikdasmen, Depdiknas.
BUDI SETYAWAN, Ponorogo
Kelebihan dari e-mail (electronic mail) adalah dapat mengirim pesan ke beberapa orang sekaligus. E-mail dapat berupa teks, gambar, file, video, audio, atau program-program lain. Penggunaan e-mail sangat praktis dan ekonomis karena cukup banyak website penyedia layanan e-mail gratis.
Hanya saja, internet bagi sebagian masyarakat masih merupakan barang mahal. Masih banyak pula sekolah di daerah yang hingga kini belum terjangkau akses internet. Hal ini disebabkan belum adanya jaringan telepon dan jasa penyedia layanan internet. Juga terbatasnya perangkat komputer yang dimiliki sekolah serta mahalnya biaya yang harus dikeluarkan sekolah.
Mendesain Software Pembelajaran Mandiri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan judul "Menggunakan Internet untuk komunikasi (e-mail)", dua guru SMA Bakti Ponorogo tersebut berusaha mengupas penggunaan internet untuk komunikasi (e-mail) tanpa harus mengakses internet. "SPM ini dirancang dengan menggunakan program Macromedia Flash MX 2004 Profesional untuk materi pembelajaran," jelas Suyud.
Sedangkan untuk evaluasi dirancang dengan mengunakan bahasa pemrograman Ms. Visual FoxPro versi 9.0, dipaket dalam bentuk CD installer. Materi disajikan dalam bentuk movie/video lengkap dengan petunjuk, narasi, musik, dan juga dalam bentuk lengkah demi langkah (step by step). Mulai dari cara melakukan registrasi e-mail, mengirim e-mail, menerima e-mail, attachment, download attachment file, mengelola e-mail sampai dengan pengunaan password dan antisipasi virus.
Sementara, evaluasi berbentuk pilihan ganda, lengkap dengan skor nilai, predikat, dan keterangan tuntas atau tidak tuntas. "Data nilai bagi siswa yang sudah menempuh ujian akan tersimpan dan dapat dicetak, juga tersedia fasilitas pencarian, soal dan kunci jawabannya," tegas Suyud diamini Rohmi.
Setelah mempelajari materi pada SPM ini, lanjut mereka, diharapkan khususnya siswa, guru ataupun masyarakat umumnya mampu menggunakan internet untuk komunikasi (e-mail). Sementara untuk memahami konsep media pembelajaran harus dipahami terlebih dahulu pengertian media dan pembelajaran.
Menurut mereka saat mempresentasikan karyanya, dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar. "Belajar dalam pengertian aktivitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang bersifat relatif konstan," terangnya.
Ternyata, aspek yang menjadi penting dalam aktivitas belajar dan pembelajaran adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan menata unsur-unsurnya sehingga dapat mengubah perilaku siswa. Adapun salah satu unsur dari lingkungan yang mempengaruhi perubahan perilaku tersebut adalah apa yang disebut media.
"Sebab, apabila media pembelajaran dipilih, dikembangkan, dan digunakan secara tepat dan baik, dapat memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan siswa," paparnya. Secara umum, tegas Suyud, manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran menarik dan interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar dapat ditingkatkan, dan PBM dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Yang menarik, dalam makalahnya, mereka juga sempat menyinggung pembuatan media pembelajaran berbasis TIK terdapat norma yakni sedapat mungkin memvisualkan konsep yang dianggap abstrak atau sukar diterima secara deskriptif oleh siswa, dan sedapat mungkin interaktif dengan pengguna. ***
cat:Ponorogo News
Kamis, November 23, 2006
Memoar Seorang Koruptor
Kata orang bijak manusia dibentuk oleh alam sekitarnya;berlaku hukum sebab akibat. Dan, koruptor lahir bukan hanya karena keserakahan dan adanya kesempatan, namun juga merupakan produk masyarakat.
Bila ada yang mengajukan pertanyaan, kenapa aku jadi koruptor, jawabnya, aku sudah bosan hidup miskin, dan kenapa tindakan korupsiku tidak terbongkar, jawabannya aku melakukan korupsi berjamaah, saling menjerumuskan dan saling menutup rahasia.
Biografi pendek ini aku tulis bukan karena aku orang bodoh, jika bodoh tentu tak kan mungkin jadi koruptor. Membobol uang negara itu perlu kecerdasan, keahlian khusus, strategi, dan keberanian tiada tara.
Sifat koruptifku berproses lama. Dengan menulis biografi ini beban pikiranku jadi berkurang, minimal merasa seolah-olah, ya seolah-olah dosaku berkurang walau sebetulnya tidak. Pembaca pun jadi mengerti,memaklumi, syukur-syukur mau memaafkan.
Dua hari setelah HUT-ku yang ke-5, ibuku meninggal. Sebulan kemudian ayah menikahi seorang gadis belia. Sejak itu beliau tidak ambil peduli. Hanya waktu aku mau khitan ayah memberi sedikit uang, sepasang pakaian, dan seekor kambing.
Almarhumah ibu cukup berada; sawah dan kebunnya banyak. Perhiasan emas berbentuk gelang, kalung, anting dan cincin bermata berlian, dan seikat besar uang ia simpan dalam kotak di lemari pakaian.
Tiga hari setelah jasad ibu dikubur, lemari pakaian almarhumah dibongkar paksa paman atau kakak lelaki tertua ibu. Semua perhiasan dan uang almarhumah dibagi antara paman dan adik-adik perempuannya. Dua bulan kemudian sawah dan kebun ibu juga diperebutkan, yang tersisa untukku hanya tiga pasang pakaianku, selembar sarung almarhumah.
Sejak itu aku diasuh adik nenek. Dengan susah payah nenek mudamembesarkanku, menyekolahkanku mulai dari SD di desa kami hingga tamat SMA di ibu kota kabupaten. Selama sekolah deraan hidup aku alami lahir dan batin. Di SMA aku hanya punya pakaian dua stel, sepatu tanpa kaus kaki.
Makan dua kali sehari dengan lauk seadanya, kerap sebutir telur itik untuk dua hari, jajan tidak pernah, mandi dengan sabun cuci.
Berawal dari kemiskinan.Impitan kemiskinan menyebabkan aku merasa rendah diri, aku menjauhkan diri dari pergaulan. Satu-satunya yang sering aku kunjungi di kota tempat tinggalku adalah Tia, putri sulung paman. Jika aku pulang kampung, paman menitip uang untuk Tia, aku pun diberi sekadar beli setengah bungkus rokok.
Tia sangat cantik dalam pandanganku. Ia siswi sekolah kejuruan putri.
Tanpa sadar aku pun jatuh cinta padanya.
Sehari sebelum pulang kampung libur kuartal pertama ketika duduk di bangku kelas III SMA aku ke rumah kos Tia. Bikin janji besoknya bareng pulang ke kampung. Sebelum pamit, sepucuk surat aku berikan padanya. Surat berisi curahan hati dan pernyataan cinta.
Besoknya setiba di terminal aku lihat Tia sudah duduk dalam bis. Aku pun naik, duduk pada bangku di depannya. Ia mencibir lalu meludahi wajahku.
Aku malu, merasa dihina di depan umum. Air ludahnya aku bersihkan dengan sapu tangan, sapu tangan itu aku simpan dalam kantong celana.
Aku bersumpah, suatu masa Tia dan keluarganya harus tunduk padaku. Aku bertekad memperistrinya. Untuk itu aku harus keluar dari kemiskinan. Jalan satu-satunya merantau, mengumpulkan uang sebanyak mungkin, dan melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana.
Setelah tamat SMA aku merantau ke Pulau Jawa. Setiba di Ibu Kota aku mengurus KTP, lewat uang semua serba beres.
Pada tahun pertama di Jakarta aku kerja serabutan, mulai dari mencari order untuk perusahaan penyemprot nyamuk hingga bergabung ke dalam CV Dua Jari alias nyopet. Suatu siang ketika nyopet di atas bis kota aku tertangkap tangan, lalu dikeroyok massa. Wajahku babak belur. Seorang oknum berseragam menyelamatkanku, aku dibawanya naik sepeda motor.Di tempat sepi semua uang, kalung, cincin, dan gelang emas miliku
diminta paksa.
Bosan jadi copet aku terjun sebagai salesmen, bekerja pada perusahaan pengadaan peralatan kantor. Siang kerja, malam kuliah. Di kampus aku mendapat mata kuliah tak resmi, oknum dosen membisikkan asal ada uang semua bisa diatur, mulai dari indeks prestasi (IP),skripsi, dan ijazah. Di lapangan pun aku mendapat ilmu khusus. Kepala
bagian di beberapa kantor pemerintah yang jadi klienku beri persyaratan.
Dari keuntungan yang aku dapat, 75 persen untuk dia dan 25 persen untukku.
Lalu, 90 persen barang pesanan dikirim ke kantor, sisanya dikirim ke rumahnya.
"Enak nian jadi oknum pegawai negeri. Setiap bulan terima gaji, hampir tiap hari korupsi, itu pun sambil ongkang-ongkang kaki di kantor pakai AC," gumamku.
Sejak itu aku pun bercita-cita ingin jadi pegawai negeri. Berbagai upaya ditempuh. Akhirnya uang juga yang bicara. Dengan ijazah sarjana yang cepat didapat berkat uang, aku pun diterima jadi pegawai negeri, juga pakai uang pelicin.
Hari pertama masuk kantor aku mencatat prestasi gemilang sebagai calon koruptor: sebuah pena merek Parker yang tergeletak di sebuah meja berhasil aku kantongi.
Di kantor aku menjalin hubungan dengan semua orang. Bila punya uang aku bagi-bagi pada teman. Tiap sebentar memberi kado hadiah hari kelahiran atau perkimpoian pada atasan.
Aku disenangi, jabatanku meroket, selalu berada di tempat basah. Karierku berawal sebagai pegawai biasa, terakhir pada posisi Kepala Biro Pengadaan dan Proyek. Aku berprinsip, jika mendapat rezeki maka yang lain mesti ikut menikmati.
Setahun setelah merantau aku mulai berkirim pada nenek muda; semula kecil, makin lama makin besar. Taraf pertama dapur nenek muda aku suruh perbaiki, setahun kemudian kukirimi uang untuk renovasi rumah.
Paman yang dulu membongkar lemari almarhumah ibu berulang kali menulis surat, berpesan supaya aku jangan mencari istri di negeri orang, dan mohon agar aku segera pulang kampung. Aku pun pulang kampung sebagai pemuda sukses. Dua hari setiba di kampung, paman bersama putri sulung dan bungsunya, Tia dan Carla, datang menemuiku di
rumah nenek muda. Tia bertitel sarjana, tapi belum kerja. Carla siswi SMA.
Keduanya cantik. Dalam hati aku berbisik, kedua gadis cantik itu mesti jadi milikku.
Paman memohon padaku agar bersedia mempersunting Tia. Anaknya banyak, dia kerepotan memikul biaya rumah tangganya. Dua minggu setelah berada di kampung aku menikah dengan Tia, seminggu kemudian memboyongnya ke Jakarta. Carla juga ikut. Aku berhasil meyakinkan paman, berjanji membiayai sekolahnya di Jakarta.
Pada tahun ketiga pernikahan kami, Tia coba bunuh diri lantaran Carla memberi tahu dari Bandung-tempat ia aku kuliahkan-bahwa ia sedang mengandung anakku. Tentu ada tuduhan aku lelaki tak bermoral.
Sebagai koruptor tentu aku tidak bermoral, orang bermoral tak mungkin jadi koruptor.
Waktu menerima SK pensiun aku tercatat sebagai salah seorang koruptor cukup sukses. Di kampung punya tiga rumah mewah, banyak sawah dan kebun. Di rantau memiliki lima rumah, satu di Pondok Indah, satu di Permata Hijau, sebuah di Kapuk Mutiara, sebuah di Jakarta Pusat dan sebuah Villa di Cipanas, tiga buah mobil mewah, setumpuk batangan emas, beberapa deposito bank dalam dan luar negeri, serta memiliki saham di beberapa perusahaan.
Tia tidak berbahagia menikah denganku. Pada hari tuanya ia sakit-sakitan.
Kami tidak punya anak, tapi anakku dengan wanita lain ada tujuh orang; sepasang dari Carla, tiga dari dua pembantu yang pernah bekerja pada kami, dan dua lagi dari wanita berlainan. Anak pertama mengidap HIV/AIDS, anak kedua hamil sebelum nikah, dua lainnya kecanduan narkoba, seorang jadi buronan polisi, seorang jadi lesbian, si bungsu masih di taman kanak-kanak.
Aku sendiri, bahagiakah? Entahlah! Ada hasrat untuk tobat, tapi hati dan otak nampaknya sudah terlalu sarat dosa. Yang terbayang bukan senyum bidadari di dalam surga, melainkan api neraka yang menyala.
Ingin tahu siapa aku? ......
Berdirilah di depan cermin, mungkin aku adalah yang bayangannya terlihat pada kaca.
Atau, dia itu adalah ayah, paman, saudara atau tetangga Anda sendiri..
cat:Artikel
Bila ada yang mengajukan pertanyaan, kenapa aku jadi koruptor, jawabnya, aku sudah bosan hidup miskin, dan kenapa tindakan korupsiku tidak terbongkar, jawabannya aku melakukan korupsi berjamaah, saling menjerumuskan dan saling menutup rahasia.
Biografi pendek ini aku tulis bukan karena aku orang bodoh, jika bodoh tentu tak kan mungkin jadi koruptor. Membobol uang negara itu perlu kecerdasan, keahlian khusus, strategi, dan keberanian tiada tara.
Sifat koruptifku berproses lama. Dengan menulis biografi ini beban pikiranku jadi berkurang, minimal merasa seolah-olah, ya seolah-olah dosaku berkurang walau sebetulnya tidak. Pembaca pun jadi mengerti,memaklumi, syukur-syukur mau memaafkan.
Dua hari setelah HUT-ku yang ke-5, ibuku meninggal. Sebulan kemudian ayah menikahi seorang gadis belia. Sejak itu beliau tidak ambil peduli. Hanya waktu aku mau khitan ayah memberi sedikit uang, sepasang pakaian, dan seekor kambing.
Almarhumah ibu cukup berada; sawah dan kebunnya banyak. Perhiasan emas berbentuk gelang, kalung, anting dan cincin bermata berlian, dan seikat besar uang ia simpan dalam kotak di lemari pakaian.
Tiga hari setelah jasad ibu dikubur, lemari pakaian almarhumah dibongkar paksa paman atau kakak lelaki tertua ibu. Semua perhiasan dan uang almarhumah dibagi antara paman dan adik-adik perempuannya. Dua bulan kemudian sawah dan kebun ibu juga diperebutkan, yang tersisa untukku hanya tiga pasang pakaianku, selembar sarung almarhumah.
Sejak itu aku diasuh adik nenek. Dengan susah payah nenek mudamembesarkanku, menyekolahkanku mulai dari SD di desa kami hingga tamat SMA di ibu kota kabupaten. Selama sekolah deraan hidup aku alami lahir dan batin. Di SMA aku hanya punya pakaian dua stel, sepatu tanpa kaus kaki.
Makan dua kali sehari dengan lauk seadanya, kerap sebutir telur itik untuk dua hari, jajan tidak pernah, mandi dengan sabun cuci.
Berawal dari kemiskinan.Impitan kemiskinan menyebabkan aku merasa rendah diri, aku menjauhkan diri dari pergaulan. Satu-satunya yang sering aku kunjungi di kota tempat tinggalku adalah Tia, putri sulung paman. Jika aku pulang kampung, paman menitip uang untuk Tia, aku pun diberi sekadar beli setengah bungkus rokok.
Tia sangat cantik dalam pandanganku. Ia siswi sekolah kejuruan putri.
Tanpa sadar aku pun jatuh cinta padanya.
Sehari sebelum pulang kampung libur kuartal pertama ketika duduk di bangku kelas III SMA aku ke rumah kos Tia. Bikin janji besoknya bareng pulang ke kampung. Sebelum pamit, sepucuk surat aku berikan padanya. Surat berisi curahan hati dan pernyataan cinta.
Besoknya setiba di terminal aku lihat Tia sudah duduk dalam bis. Aku pun naik, duduk pada bangku di depannya. Ia mencibir lalu meludahi wajahku.
Aku malu, merasa dihina di depan umum. Air ludahnya aku bersihkan dengan sapu tangan, sapu tangan itu aku simpan dalam kantong celana.
Aku bersumpah, suatu masa Tia dan keluarganya harus tunduk padaku. Aku bertekad memperistrinya. Untuk itu aku harus keluar dari kemiskinan. Jalan satu-satunya merantau, mengumpulkan uang sebanyak mungkin, dan melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana.
Setelah tamat SMA aku merantau ke Pulau Jawa. Setiba di Ibu Kota aku mengurus KTP, lewat uang semua serba beres.
Pada tahun pertama di Jakarta aku kerja serabutan, mulai dari mencari order untuk perusahaan penyemprot nyamuk hingga bergabung ke dalam CV Dua Jari alias nyopet. Suatu siang ketika nyopet di atas bis kota aku tertangkap tangan, lalu dikeroyok massa. Wajahku babak belur. Seorang oknum berseragam menyelamatkanku, aku dibawanya naik sepeda motor.Di tempat sepi semua uang, kalung, cincin, dan gelang emas miliku
diminta paksa.
Bosan jadi copet aku terjun sebagai salesmen, bekerja pada perusahaan pengadaan peralatan kantor. Siang kerja, malam kuliah. Di kampus aku mendapat mata kuliah tak resmi, oknum dosen membisikkan asal ada uang semua bisa diatur, mulai dari indeks prestasi (IP),skripsi, dan ijazah. Di lapangan pun aku mendapat ilmu khusus. Kepala
bagian di beberapa kantor pemerintah yang jadi klienku beri persyaratan.
Dari keuntungan yang aku dapat, 75 persen untuk dia dan 25 persen untukku.
Lalu, 90 persen barang pesanan dikirim ke kantor, sisanya dikirim ke rumahnya.
"Enak nian jadi oknum pegawai negeri. Setiap bulan terima gaji, hampir tiap hari korupsi, itu pun sambil ongkang-ongkang kaki di kantor pakai AC," gumamku.
Sejak itu aku pun bercita-cita ingin jadi pegawai negeri. Berbagai upaya ditempuh. Akhirnya uang juga yang bicara. Dengan ijazah sarjana yang cepat didapat berkat uang, aku pun diterima jadi pegawai negeri, juga pakai uang pelicin.
Hari pertama masuk kantor aku mencatat prestasi gemilang sebagai calon koruptor: sebuah pena merek Parker yang tergeletak di sebuah meja berhasil aku kantongi.
Di kantor aku menjalin hubungan dengan semua orang. Bila punya uang aku bagi-bagi pada teman. Tiap sebentar memberi kado hadiah hari kelahiran atau perkimpoian pada atasan.
Aku disenangi, jabatanku meroket, selalu berada di tempat basah. Karierku berawal sebagai pegawai biasa, terakhir pada posisi Kepala Biro Pengadaan dan Proyek. Aku berprinsip, jika mendapat rezeki maka yang lain mesti ikut menikmati.
Setahun setelah merantau aku mulai berkirim pada nenek muda; semula kecil, makin lama makin besar. Taraf pertama dapur nenek muda aku suruh perbaiki, setahun kemudian kukirimi uang untuk renovasi rumah.
Paman yang dulu membongkar lemari almarhumah ibu berulang kali menulis surat, berpesan supaya aku jangan mencari istri di negeri orang, dan mohon agar aku segera pulang kampung. Aku pun pulang kampung sebagai pemuda sukses. Dua hari setiba di kampung, paman bersama putri sulung dan bungsunya, Tia dan Carla, datang menemuiku di
rumah nenek muda. Tia bertitel sarjana, tapi belum kerja. Carla siswi SMA.
Keduanya cantik. Dalam hati aku berbisik, kedua gadis cantik itu mesti jadi milikku.
Paman memohon padaku agar bersedia mempersunting Tia. Anaknya banyak, dia kerepotan memikul biaya rumah tangganya. Dua minggu setelah berada di kampung aku menikah dengan Tia, seminggu kemudian memboyongnya ke Jakarta. Carla juga ikut. Aku berhasil meyakinkan paman, berjanji membiayai sekolahnya di Jakarta.
Pada tahun ketiga pernikahan kami, Tia coba bunuh diri lantaran Carla memberi tahu dari Bandung-tempat ia aku kuliahkan-bahwa ia sedang mengandung anakku. Tentu ada tuduhan aku lelaki tak bermoral.
Sebagai koruptor tentu aku tidak bermoral, orang bermoral tak mungkin jadi koruptor.
Waktu menerima SK pensiun aku tercatat sebagai salah seorang koruptor cukup sukses. Di kampung punya tiga rumah mewah, banyak sawah dan kebun. Di rantau memiliki lima rumah, satu di Pondok Indah, satu di Permata Hijau, sebuah di Kapuk Mutiara, sebuah di Jakarta Pusat dan sebuah Villa di Cipanas, tiga buah mobil mewah, setumpuk batangan emas, beberapa deposito bank dalam dan luar negeri, serta memiliki saham di beberapa perusahaan.
Tia tidak berbahagia menikah denganku. Pada hari tuanya ia sakit-sakitan.
Kami tidak punya anak, tapi anakku dengan wanita lain ada tujuh orang; sepasang dari Carla, tiga dari dua pembantu yang pernah bekerja pada kami, dan dua lagi dari wanita berlainan. Anak pertama mengidap HIV/AIDS, anak kedua hamil sebelum nikah, dua lainnya kecanduan narkoba, seorang jadi buronan polisi, seorang jadi lesbian, si bungsu masih di taman kanak-kanak.
Aku sendiri, bahagiakah? Entahlah! Ada hasrat untuk tobat, tapi hati dan otak nampaknya sudah terlalu sarat dosa. Yang terbayang bukan senyum bidadari di dalam surga, melainkan api neraka yang menyala.
Ingin tahu siapa aku? ......
Berdirilah di depan cermin, mungkin aku adalah yang bayangannya terlihat pada kaca.
Atau, dia itu adalah ayah, paman, saudara atau tetangga Anda sendiri..
cat:Artikel
Manusia Penyebab Kebakaran Hutan di Ponorogo
Metrotvnews.com, Ponorogo: Kebakaran hutan jati di kawasan hutan Gunung Gajah, Kecamatan Sambit, Balong Ngebel, Slahung, dan Kecamatan Bedekan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, hingga Selasa (21/11), masih berlangsung. Angin yang kencang mengakibatkan area kebakaran semakin luas.
Kebakaran ini dipastikan karena ulah manusia yang ceroboh. Hanya beberapa kasus disebabkan oleh gesekan dahan kering pada musim kemarau. Kebakaran terjadi disebabkan ada yang membakar sampah di tengah hutan dan membuang puntung rokok. Pihak kepolisian sudah menahan seorang dalam kasus pembakaran hutan pinus di Gunung Gajah, Kecamatan Bungkal pada November lalu.(****/BEY)
Rabu, November 22, 2006
Perubahan Jalur Jalan di Ponorogo Tak Jelas
Author : Rizki Hanggarisita
Wed, 15 Nov 2006 15:13:42 +0700
Ponorogo – Perubahan jalur di Jalan Soekarno-Hatta, Ponorogo, Jawa Timur, membingungkan warga. Dua tahun lalu jalan tersebut pernah diuji coba untuk menjadi jalur satu arah, namun hingga kini belum ada evaluasi. Padahal jalur tersebut selalu padat dengan arus lalu lintas dari dua arah.
Ketua Badan Pembina Transportasi Daerah Luhur Karsanto, Selasa (14/11) siang, mengatakan kepada radio Reyog FM Ponorogo, untuk mengubah jalur dua arah menjadi satu arah perlu pertimbangan dan evaluasi mendetail. Terutama mengenai waktu kepadatan arus lalu lintas, kemacetan, serta potensi kecelakaan.
Luhur Karsanto yang juga Sekretaris Kabupaten Ponorogo mengaku belum pernah menerima laporan secara mendetail tentang rencana perubahan jalur Jalan Soekarno-Hatta yang pernah diuji coba menjadi jalur searah.
Dia menyebutkan, jalur padat yang membuat kemacetan di tengah-tengah kota selain Jalan Soekarno-Hatta antara lain Jalan Jaksa Agung Suprapto. Namun, Pemda belum bisa memberikan gambaran mendetail.
Namun, Direktur LSM Independen Ponorogo Hadi Santoso menilai perubahan jalur tersebut sebagai kemunduran.
"Karena di tahun 1980-an, Kabupaten Ponorogo sudah mempunyai jalan searah, yakni Jalan A Yani yang dulu dikenal Jalan Sawunggaling. Untuk mengurangi kemacetan dan kecelakaan, sudah selayaknya memberlakukan jalan searah, terutama di jalur padat," katanya. (Rizki Hanggarisita/E5)
Wed, 15 Nov 2006 15:13:42 +0700
Ponorogo – Perubahan jalur di Jalan Soekarno-Hatta, Ponorogo, Jawa Timur, membingungkan warga. Dua tahun lalu jalan tersebut pernah diuji coba untuk menjadi jalur satu arah, namun hingga kini belum ada evaluasi. Padahal jalur tersebut selalu padat dengan arus lalu lintas dari dua arah.
Ketua Badan Pembina Transportasi Daerah Luhur Karsanto, Selasa (14/11) siang, mengatakan kepada radio Reyog FM Ponorogo, untuk mengubah jalur dua arah menjadi satu arah perlu pertimbangan dan evaluasi mendetail. Terutama mengenai waktu kepadatan arus lalu lintas, kemacetan, serta potensi kecelakaan.
Luhur Karsanto yang juga Sekretaris Kabupaten Ponorogo mengaku belum pernah menerima laporan secara mendetail tentang rencana perubahan jalur Jalan Soekarno-Hatta yang pernah diuji coba menjadi jalur searah.
Dia menyebutkan, jalur padat yang membuat kemacetan di tengah-tengah kota selain Jalan Soekarno-Hatta antara lain Jalan Jaksa Agung Suprapto. Namun, Pemda belum bisa memberikan gambaran mendetail.
Namun, Direktur LSM Independen Ponorogo Hadi Santoso menilai perubahan jalur tersebut sebagai kemunduran.
"Karena di tahun 1980-an, Kabupaten Ponorogo sudah mempunyai jalan searah, yakni Jalan A Yani yang dulu dikenal Jalan Sawunggaling. Untuk mengurangi kemacetan dan kecelakaan, sudah selayaknya memberlakukan jalan searah, terutama di jalur padat," katanya. (Rizki Hanggarisita/E5)
Selasa, November 21, 2006
Rencana Pembangunan Tol Jogja-Kertosono
Pintu Tol Harus di Caruban
Tuntutan Petinggi Madiun ke Tim Pusat
MADIUN - Proyek nasional jalan tol Jogja-Kertosono (Nganjuk), yang akan melewati wilayah Ngawi, Magetan, dan Kabupaten Madiun diprediksi akan berdampak besar. Terutama, imbas sosial ekonomi terhadap daerah yang dilewatinya. Untuk kawasan Madiun, nasib Kota Caruban menjadi salah satu fokus perhatian. "Kita berharap jalan tol menjadikan Caruban semakin berkembang. Bukan malah sebaliknya," ujar Ketua DPRD Tomo Budi Harsojo, kemarin.
Diakui dampak sosial ekonomi keberadaan jalan tol sepanjang 87, 6 km yang melewati wilayah Kabupaten Madiun cukup besar. Bagi Kota Caruban, keberadaan jalan tol tersebut akan menguntungkan jika jalan masuk ke jalur tol dari arah Madiun dan Ponorogo dilewatkan Kota Caruban.
Sebaliknya calon ibukota Kabupaten Madiun itu justru akan menjadi kota mati jika jalur masuk tol berada di lokasi seperti Balerejo atau Sawahan. Ini dimungkinkan karena jalur terdekat ke tol dari arah Madiun-Ponorogo melewati dua daerah tersebut. "Masukan ini layak jadi pertimbangan tim teknis pusat yang akan menggarap desain jalan tol tersebut," katanya.
Selain itu, Tomo juga mengisyaratkan agar Pemkab Madiun segera mempersiapkan review Rencana Tata Ruang Kota (RUTRK) Kota Caruban terkait dengan rencana pembangunan jalan tol yang didanai pemerintah pusat itu. Lantaran dipastikan ada beberapa kawasan yang akan berubah fungsinya jika jalan tol tersebut direalisasi. "Minimal pemkab sudah ada gambaran bagaimana revisi RUTRK nanti. Karena detail desainnya memang belum selesai," kata Tomo.
Sementara Kepala Bappeda Kabupaten Madiun Sukiman menyatakan bahwa perubahan RUTRK Caruban secara otmatis akan dilakukan jika nanti jalan tol nasional itu benar-benar direalisasi. Hanya saja, pihaknya belum bisa memberikan gambaran perubahan seperti apa yang akan dilakukan untuk menata Kota Caruban. Karena hingga saat ini belum masukan soal rencana fisik jalan tol Jogja-Kertosono. "Sekarang ini baru tahap sosialisasi Amdal. Detail design-nya kami belum tahu," katanya.
Saat ini, lanjutnya, pemkab baru memperoleh gambaran umum lokasi mana saja yang akan dilalui proyek tol tersebut. Diinformasikan ada 18 desa di empat kecamatan yang akan dilewati jalan tol tersebut. Beberapa waktu lalu perwakilan warga 18 desa tersebut diundang untuk mengikuti sosialisasi Amdal. "Ya lebih baik tahu kepastian soal desainnya dulu bagaimana. Jadi lebih mudah untuk membua kemungkinan review RUTRK," ujar Sukiman.
Seperti diberitakan sebelumya, wilayab Kabupaten Madiun dipastikan bakal dilewati jalan tol Jogja-Kertosono. Jalan tol sepanjang 215,895 km tersebut juga akan melewati wilayah Kabupaten Ngawi. (yup)
RADAR MADIUN (Dikirim oleh: admin)
Tuntutan Petinggi Madiun ke Tim Pusat
MADIUN - Proyek nasional jalan tol Jogja-Kertosono (Nganjuk), yang akan melewati wilayah Ngawi, Magetan, dan Kabupaten Madiun diprediksi akan berdampak besar. Terutama, imbas sosial ekonomi terhadap daerah yang dilewatinya. Untuk kawasan Madiun, nasib Kota Caruban menjadi salah satu fokus perhatian. "Kita berharap jalan tol menjadikan Caruban semakin berkembang. Bukan malah sebaliknya," ujar Ketua DPRD Tomo Budi Harsojo, kemarin.
Diakui dampak sosial ekonomi keberadaan jalan tol sepanjang 87, 6 km yang melewati wilayah Kabupaten Madiun cukup besar. Bagi Kota Caruban, keberadaan jalan tol tersebut akan menguntungkan jika jalan masuk ke jalur tol dari arah Madiun dan Ponorogo dilewatkan Kota Caruban.
Sebaliknya calon ibukota Kabupaten Madiun itu justru akan menjadi kota mati jika jalur masuk tol berada di lokasi seperti Balerejo atau Sawahan. Ini dimungkinkan karena jalur terdekat ke tol dari arah Madiun-Ponorogo melewati dua daerah tersebut. "Masukan ini layak jadi pertimbangan tim teknis pusat yang akan menggarap desain jalan tol tersebut," katanya.
Selain itu, Tomo juga mengisyaratkan agar Pemkab Madiun segera mempersiapkan review Rencana Tata Ruang Kota (RUTRK) Kota Caruban terkait dengan rencana pembangunan jalan tol yang didanai pemerintah pusat itu. Lantaran dipastikan ada beberapa kawasan yang akan berubah fungsinya jika jalan tol tersebut direalisasi. "Minimal pemkab sudah ada gambaran bagaimana revisi RUTRK nanti. Karena detail desainnya memang belum selesai," kata Tomo.
Sementara Kepala Bappeda Kabupaten Madiun Sukiman menyatakan bahwa perubahan RUTRK Caruban secara otmatis akan dilakukan jika nanti jalan tol nasional itu benar-benar direalisasi. Hanya saja, pihaknya belum bisa memberikan gambaran perubahan seperti apa yang akan dilakukan untuk menata Kota Caruban. Karena hingga saat ini belum masukan soal rencana fisik jalan tol Jogja-Kertosono. "Sekarang ini baru tahap sosialisasi Amdal. Detail design-nya kami belum tahu," katanya.
Saat ini, lanjutnya, pemkab baru memperoleh gambaran umum lokasi mana saja yang akan dilalui proyek tol tersebut. Diinformasikan ada 18 desa di empat kecamatan yang akan dilewati jalan tol tersebut. Beberapa waktu lalu perwakilan warga 18 desa tersebut diundang untuk mengikuti sosialisasi Amdal. "Ya lebih baik tahu kepastian soal desainnya dulu bagaimana. Jadi lebih mudah untuk membua kemungkinan review RUTRK," ujar Sukiman.
Seperti diberitakan sebelumya, wilayab Kabupaten Madiun dipastikan bakal dilewati jalan tol Jogja-Kertosono. Jalan tol sepanjang 215,895 km tersebut juga akan melewati wilayah Kabupaten Ngawi. (yup)
RADAR MADIUN (Dikirim oleh: admin)
Senandung Bumi Ponorogo
Minggu, 19 Nov 2006,
BERBAGAI media bisa dijadikan sarana berkomunikasi dan menjalin silaturahmi. Bagi para seniman, karya-karya yang mereka hasilkan pun bisa dijadikan sarana manjur untuk menjalin persahabatan. Itu dibuktikan delapan perupa asal Ponorogo yang sekarang berpameran di Taman Budaya Jawa Timur.
Pameran tersebut dibuka kemarin dan berakhir 26 November. Yang membuka pameran adalah Darwi, sesepuh Ponorogo, dan Kepala TBJT Pribadi Agus Santoso. Delapan perupa yang unjuk karya adalah Maspur, Andi Miswandi, Bambang Irawanto, Sutaji, Titis Gradasi, Zainul Mustofa, Trio Widodo, dan Edi Sukamto.
Para perupa itu mengusung tema Senandung Bumi Ponorogo Ke-5. Setiap tahun, tema itu memang mereka angkat dalam pameran. Menurut Andi Miswandi, tujuan pameran tersebut adalah menjalin persahabatan dan silaturahmi dengan pelukis Jatim, khususnya dari Surabaya. "Kami memang ingin belajar dari para pelukis di Jawa Timur, khususnya yang berasal dari Surabaya," kata Andi.
Ada 30 lukisan yang dipamerkan. Seluruhnya bercerita tentang budaya Jatim, khususnya Ponorogo. Para perupa itu memamerkan keunikan ciri khas melukis masing-masing. "Lima puluh persen tujuan kami adalah ingin mempromosikan pariwisata Jatim," katanya.
Tujuan itu, antara lain, tampak pada lukisan Andi yang berjudul Mentari. Lukisan pada kanvas berukuran 140 x 100 sentimeter tersebut menggambarkan seorang ibu yang berjuang habis-habisan untuk menghidupi keluarganya. Menurut Andi, aktivitas berjualan itu juga bisa disebut sebagai budaya Jatim. "Di beberapa pelosok terdapat banyak keluarga miskin sehingga para wanita terpaksa membantu suami mencari nafkah," lanjutnya.
Pada upacara pembukaan tadi malam, para perupa mengundang penari Jathilan untuk menghibur pengunjung. "Mudah-mudahan pameran ini mampu mengangkat potensi Jatim. Saya rasa, ini adalah sinergi yang bagus antara pelukis daerah dan Surabaya," ujar Pribadi Agus Santoso. (ode)
BERBAGAI media bisa dijadikan sarana berkomunikasi dan menjalin silaturahmi. Bagi para seniman, karya-karya yang mereka hasilkan pun bisa dijadikan sarana manjur untuk menjalin persahabatan. Itu dibuktikan delapan perupa asal Ponorogo yang sekarang berpameran di Taman Budaya Jawa Timur.
Pameran tersebut dibuka kemarin dan berakhir 26 November. Yang membuka pameran adalah Darwi, sesepuh Ponorogo, dan Kepala TBJT Pribadi Agus Santoso. Delapan perupa yang unjuk karya adalah Maspur, Andi Miswandi, Bambang Irawanto, Sutaji, Titis Gradasi, Zainul Mustofa, Trio Widodo, dan Edi Sukamto.
Para perupa itu mengusung tema Senandung Bumi Ponorogo Ke-5. Setiap tahun, tema itu memang mereka angkat dalam pameran. Menurut Andi Miswandi, tujuan pameran tersebut adalah menjalin persahabatan dan silaturahmi dengan pelukis Jatim, khususnya dari Surabaya. "Kami memang ingin belajar dari para pelukis di Jawa Timur, khususnya yang berasal dari Surabaya," kata Andi.
Ada 30 lukisan yang dipamerkan. Seluruhnya bercerita tentang budaya Jatim, khususnya Ponorogo. Para perupa itu memamerkan keunikan ciri khas melukis masing-masing. "Lima puluh persen tujuan kami adalah ingin mempromosikan pariwisata Jatim," katanya.
Tujuan itu, antara lain, tampak pada lukisan Andi yang berjudul Mentari. Lukisan pada kanvas berukuran 140 x 100 sentimeter tersebut menggambarkan seorang ibu yang berjuang habis-habisan untuk menghidupi keluarganya. Menurut Andi, aktivitas berjualan itu juga bisa disebut sebagai budaya Jatim. "Di beberapa pelosok terdapat banyak keluarga miskin sehingga para wanita terpaksa membantu suami mencari nafkah," lanjutnya.
Pada upacara pembukaan tadi malam, para perupa mengundang penari Jathilan untuk menghibur pengunjung. "Mudah-mudahan pameran ini mampu mengangkat potensi Jatim. Saya rasa, ini adalah sinergi yang bagus antara pelukis daerah dan Surabaya," ujar Pribadi Agus Santoso. (ode)
Langganan:
Postingan (Atom)