Selasa, Desember 26, 2006

SURAT CINTA DARI POLISI

Mau curhat neh.. he he he .. sekali kali curhat disini bolehkan, biar isinya blog nggak melulu berita terus..

ceritanya nih oleh oleh dari pulang ke Ponorogo tgl 16-18 Desember 2006 kemarin.
Pas aku jalan - jalan ke kota antar sodara seperti biasa di barat kota deket POM Bensin menjadi tempat favorit pak Polisi Lalu Lintas menebar surat cintanya.
Sudah menjadi hapalan warga kota Reog dan yang bikin heran tetep aja ada yang kena denda / tilang ... nah jadi kepikiran kan,... memang warga kota reog yang nggak disiplin atau pak polisi nya yang masih kurang kasih petunjuk, sosialisasi, pengumuman, pendidikan,atau apalah namanya yang penting warga jadi tahu dan sadar dan paham gitu... entahlah la ini kan pengaruh juga ma tuh tuh .. kon kalingkong waktu da tilang, la kalo semua warga tertib berarti nggak ada yang ditilang dan yang berakibat nggak ada ..... pls answer


contoh nih aku dapet surat cinta dari pak polisi juga gara gara helm penumpang belakang tidak standar .... wow seneng juga akhirnya semua pengendara sepeda motor di Ponorogo harus memakai helm standar, bagus lah seneng juga abis sebelumnya bete gitu pas pulang ke Ponorogo banyak liat pengendara sepeda motor kok pakai helm buat pengendara sepeda weleh weleh ...


gambar surat cinta tersebut

Nah yang jadi nggak sreg ni karena sosialisasi yang menurut aku kurang, sebelum lebaran kemarin aku masih banyak liat pengendara sepeda motor bersliweran blm memakai helm standar tapi Polisi cuek aja,.. kata pak polisi yang nilang aku sosialisasi dah lama ,dan aturan ini dah lama hampir setahun diberlakukan blaik... mosok to... hampir nggak percaya dech, soalnya perasaan lebaran baru satu bulang berselang je....
dan siang nya abis operasi lalin aku masih liat masih banyak juga yang belum memakai helm standar terutama yang belakang kalo depan dah hampir semua.. nah.

Sebagai contoh, di Semarang tempat aku sekarang sosialisasi penggunaan helm standar sekitar 2 atau 3 thn yang lalu, polisi memberikan beberapa tahapan dalam pelaksanan penggunaan helm standar bagi pengendara motor, mengingat nggak mungkin langsung harus ganti selian helm yg standar mahal harganya juga banyak org yang harus dikasih tahu.
Pertama sosialisasi lewat radio,spanduk, operasi lalin dll, kalo da operasi lalin dijelaskan mulai tgl tertentu wajib memakai helm standar bagi pengendara di depan dulu, trus bebrapa bulan berikutnya semua pengendara, selama periode ini bagi yg melanggar tidak ditilang cukup diberi peringatan.

Beberapa bulan kemudian bagi yang masih bandel dikasih pinjam helm ma pak polisi,sebagai jaminan KTP/SIM ditahan buat nebus harus bawa helm standar gitu,( ini berdasar cerita temen, soalnya aku blm pernah ngalamin )
nah .. baru kemudian dikenakan tilang beneran bagi yang masih bandel juga he he he...
nah da cukup waktu buat pengendara untuk mengetahui sampai dengan mengikuti dan menjadi kebutuhan untuk mengenakan helm standar .
Hal ini yang belum atau karena katidak tahuan saya, maaf karena jarang pulang ,nggak hampir tiap minggu paling sebulan sekali balik ke Ponorogo.
Setahu saya pernah liat pengumuman dimana agak lupa yang menganjurkan pemakian helm standar dah itu aja nggak da petunjuk lanjutannya.

Inilah yang jadi pertanyaan ,mengapa langsung denda gitu nggak dikasih cukup waktu bagi pengendara motor di Ponorogo buat mengganti helm mereka.

Mengingat niat untuk tidak menyuburkan praktek korupsi jadi aku nggak mau ribut tawar menawar dengan oknum nya biarpun dah dikasih penawaran mau damai atau lanjut sidang, aku pilih sidang aja nah tanggal sidangnya adalah besok tgl 27 Desember 2006, kita tunggu ya gimana kondisi peradilan tindak pelanggaran lalin di Ponorogo.... banyak calo nggak yaaa.........

lets se......., tommorow

demikian oleh oleh dari Ponorogo , bagi yang kurang berkenan mohon maaf silakan kasih komentar di bawah



RSUD dr Soejono Ponorogo Kebobolan

Senin, 25 Des 2006

MALING mengobok-obok ruang tata usaha RSUD dr Soejono Ponorogo di Jalan Wahidin Sudiro Husodo. Uang kas sebanyak Rp 16,5 juta hilang dari dalam laci meja. Pelaku diduga masuk lewat atap, menjebol plafon lalu membongkar laci.

Aksi pencurian itu kali pertama diketahui Heri, petugas kebersihan yang pagi hari hendak membersihkan ruangan. Heri memilih balik kanan lantaran melihat bekas telapak tangan tertempel jelas di dinding. Sebagian plafon juga jebol, sedang salah satu laci acak-acakan. "Saya menelepon pegawai bagian umum, ruangan disuruh dikunci sampai polisi datang," ungkap Heri.

Pelaku meninggalkan alat pembongkar laci berupa tatah, besi penacal dan sebongkah batu. Menariknya, ada pakaian wanita motif kotak-kotak tertinggal di lokasi. Barang bukti terakhir ini tampaknya upaya mengaburkan jejak. Sebab, kecil kemungkinan seorang perempuan mampu turun dari atap dengan cara meniti dinding seperti seekor cicak.

Polisi sendiri sempat meminta keterangan juru parkir dan pekerja bangunan yang sedang mengerjakan proyek di rumah sakit. Tak didapati hal janggal pada malam kejadian. Banyaknya orang yang keluar-masuk ke lokasi memudahkan pelaku naik ke atap lalu turun beraksi mengobok-obok salah satu ruangan yang ada. Kasus pencurian ini sekarang ditangani Polsekta Ponorogo.

Yang terang, PR (pekerjaan rumah) polisi semakin panjang pasca terjadinya kasus pencurian di RSUD Ponorogo ini. Sebab, kasus pencurian emas batangan dari salah satu ruko di Jalan di Jalan Urip Sumoharjo dan hilangnya emas berlian di Jalan Ahmad Dahlan tetap menjadi misteri sampai sekarang. Belum lagi, pengungkapan aksi pencolengan yang beruntun menimpa nasabah BCA. (hw)

Soenarjo Sentil Kader yang Cuek

Senin, 25 Des 2006

PONOROGO -- Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, H Soenarjo, memberi perhatian khusus terkait masih sering terdengarnya kader partai yang lupa dan cuek kepada konstituen setelah duduk di parlemen. Soenarjo kerap menerima keluhan tentang sikap kader partai yang lupa dengan komitmen awal saat mencalonkan diri saat kampanye pemilu lalu.

"Biasanya begitu. Kalau sudah duduk di kursi dewan akhirnya lupa," kata Soenarjo, saat pembekalan dalam temu kader Partai Golkar di Gedung Sasana Praja Ponorogo

Jika "penyakit" yang satu ini tidak segera disembuhkan, partai tidak segan-segan untuk njewer agar bisa memperhatikan keluhan yang ada di masyarakat.

Sebab, lanjutnya, perjuangan di partai bukan untuk memperoleh kursi dewan saja sebagai tujuan utamanya. Namun, yang lebih penting, bagaimana bisa memberikan nilai positif bagi masyarakat. "Memang sulit untuk melakukan yang terbaik. Tapi kita harus mengawali sejak dini," pintanya.

Menanggapi berdirinya Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang dinahkodai penasehat Partai Golkar, Wiranto, secara tegas Soenarjo mengatakan itu sebuah realita politik terhadap perkembangan jumlah parpol.

"Itu merupakan bagian dari demokrasi. Tentunya itu juga merupakan tantangan tersendiri bagi Golkar," katanya menjawab pertanyaan wartawan sebelum meninggalkan gedung pertemuan.

Apalagi dengan berdirinya partai baru lagi, secara langsung juga menambah jumlah partai dari yang sekarang sudah ada. "Makanya sangat tidak mungkin untuk mendapat kemenangan secara mutlak," tegasnya.

Malam kemarin, Soenarjo yang bakal macung Gubernur Jatim ini sempat ndalang di Pondok Pesantren Wali Songso, Ngabar. (tya)

BKD Panggil 45 Peserta CPNSD 2005

Sabtu, 23 Des 2006

Beberapa Berkas Belum Lengkap, Nota Penetapan dari BKN Tertunda
PONOROGO - Sebanyak 45 peserta CPNSD 2005 Kabupaten Ponorogo dari tenaga honorer daerah (honda) yang dinyatakan lulus, dinyatakan bermasalah oleh Badan Kepegawaian Nasional (BKN). Hal ini disebabkan, beberapa persyaratan ternyata belum dilengkapi. Akibatnya, hal itu berimbas pada penerimaan Surat Keputusan (SK) untuk memperoleh Nomor Induk Pegawai (NIP) bagi 484 peserta lain yang sudah mendapatkan nota penetapan dari BKN.

Masalah tersebut baru diterima Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dalam beberapa hari ini. Karena menyangkut masa depan, ke 45 peserta CPNSD bermasalah tersebut langsung dipanggil BKD untuk mendapat pejelasan. "Bukan bermasalah. Tapi kita harus memanggil karena ada beberapa persyaratan atau berkas yang memang perlu dilengkapi secepatnya sesuai nota dinas yang dikirim BKN pada kita," jelas Syahroni Anwar, Kepala BKD pada koran ini, kemarin.

Sayang, Syahroni tidak menjelaskan kelengkapan apa saja yang masih nyantol. Namun, dia hanya mengatakan, peserta yang masih tercecer belum menerima nota penetapan dari BKN terdiri dari beberapa formasi, baik dari pendidikan (guru), kimpraswil dan kesehatan.

Karena semuanya ditangani BKN, lanjut dia, sebanyak 8 peserta nekat berangkat ke pusat untuk menyerahkan kekurangan berkasnya. Disusul 9 peserta lainnya yang berangkat kemarin agar segera diproses. "Hasilnya memang langsung diproses dan dinyatakan sudah lengkap," tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Syahroni menjelaskan ada seorang peserta akhirnya gugur karena tidak melengkapi berkas. Peserta dari formasi guru SD di Bungkal tersebut, kemungkinan besar gagal menerima SK menerima NIP karena tidak bisa melengkapi berkas yang ditentukan. "Ya tidak kita proses," jelasnya.

Sehingga, dari 629 CPNSD Honda yang dinyatakan lulus, tahap awal sebanyak 529 peserta akhirnya 484 telah menerima nota penetapan. Sedangkan sisanya 45 orang masih harus melengkapi berkas. Sementara tahap kedua sebanyak 98 peserta masih menunggu mendapatkan nota penetapan jika seluruh kelengkapan tahap pertama beres.

"Tapi jangan khawatir dan gelisah. Kita usahakan, paling akhir Januari 2007 SK semuanya pasti sudah kita diserahkan oleh bupati," janji Syahroni. Untuk itu, dia berpesan agar tidak terlalu percaya pada orang yang tidak bertangung jwab dengan iming-iming harus membayar untuk bisa mendapatkan SK. (tya)

Jumat, Desember 22, 2006

Dua Jam, Satu Tangki Habis

Jumat, 22 Des 2006

OPK Minyak Tanah Diserbu Warga
PONOROGO - Kendati beberapa kali dilakukan operasi pasar, harga minyak tanah di tingkat pengecer kawasan Ponorogo masih saja tinggi. Sedangkan pasokan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, juga sudah dilakukan secera kontinyu tanpa mengurangi jatah. Saat ini, harga bahan jenis bakar tersebut sudah mencapai Rp 4.000 hingga Rp 4.500 per liter.

Untuk mengurangi beban, khususnya masyarakat miskin, pemerintah terus intensif menggelar operasi pasar khusus (OPK) minyak tanah. "Kita sangat senang jika harga yang wajar seperti ini," kata seorang ibu yang ikut antri, kemarin. Di kecamatan kota dan Balong kemarin telah digelontor 10.000 liter minyak tanah dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 2.310 per liter.

Warga yang telah menunggu, langsung antri untuk mendapatkan minyak tanah murah tersebut. Agar tidak rebutan, petugas sengaja membuat kartu untuk masing-masing jeriken. "Untuk harga kita sengaja tidak memberlakukan Rp 2.320 per liter. Tapi kita bulatkan hanya Rp 2.300 saja," kata Agus Mustofa Latif, Wakil Ketua Hiswana Migas Madiun yang juga koordinator agen minyak tanah Ponorogo pada koran ini kemarin.

OPK kemarin tak pelak diserbu warga. Terbukti, hanya dalam waktu kurang dari dua jam, satu tangki minyak tanah dengan kapasitas 5000 liter langsung habis. (tya)

Giliran Ponorogo Diamuk Puting Beliung

PONOROGO -- Puluhan rumah warga di kawasan Ponorogo tenggara, kemarin sore diterjang angin puting beliung. Angin yang bertiup cukup kencang bersamaan hujan lebat terjadi di beberapa wilayah, khususnya Desa Coper, Kecamatan Jetis dan Desa Joresan, Kecamatan Mlarak. Bahkan, sejumlah tiang listrik juga patah lantaran tidak mampu menahan kencangnya angin.

Dari informasi yang diperoleh Koran ini, sore kemarin, sejak pukul 15.00 di kawasan tenggara Kota Reyog hujan turun cukup deras. Saat itu, juga disertai angin kencang hingga membuat warga sempat panik.

Bahkan, tidak sedikit berusaha keluar rumah karena takut rumah huniannya ambruk. "Gimana tidak takut, wong anginnya kencang. Saya langsung membawa anak dan istri sempat keluar rumah," ujar Hidayat, warga Coper.

Saat angin bertiup, terlihat pohon juga ikut meliuk-liuk karena kuatnya hantaman angin. Bersamaan hujan turun, listrik di kawasan tersebut langsung padam. Begitu hujan reda, beberapa pohon banyak yang tumbang.

Tidak hanya itu, genting rumah penduduk banyak yang berterbangan. Setidaknya, ada 70 rumah lebih mengalami kerusakan. Bahkan, rumah seorang penduduk Desa Ngrukem, Kecamatan Mlarak, ikut tertimpa pohon randu. Kendati dalam peristiwa kemarin tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Namun, sebuah kandang ayam yang selama dikelola Iwan di persawahan Coper ikut roboh rata dengan tanah.

Tragisnya, saat itu kandang ayam potong kapasitas 4.000 ekor tersebut sudah ada isinya berupuk kuthuk usia sekitar seminggu. Bahkan, semua ayam anakan itu terperangkap dalam tumpukan kandang yang sudah ambruk.

"Kita berusaha menyelamatkan anak ayam tapi karena tenaga terbatas, masih banyak ayam yang mati," jelas salah seorang pekerja di peternakan tersebut. Dalam peristiwa kemarin, kerugian ditaksir mencapai puluhan juta. (tya)

(Ponorogo) Minyak Atsiri Prospektif Go Internasional

Jumat, 22 Des 2006
Kadinda Jatim Puji Pasar Lelang Agrobis
PONOROGO - Diam-diam, Kabupaten Ponorogo memiliki potensi komoditas minyak atsiri. Meski bahan dasar pembuatan parfum itu belum tersentuh untuk dikembangkan, menarik perhatian Ketua Kamar Dgang dan Industri Daerah (Kadinda) Jatim, Erlangga Satriagung.

"Saya begitu tertarik dengan minyak atsiri ini. Padahal, minyak ini andaikan bisa menembus pasar internasional, prospeknya cukup baik," kata Erlangga saat memberikan pengarahan kepada anggota pengurus Kadin se wilayah Madiun di kantor Kadin Ponorogo, kemarin.

Diakui, saat ini untuk perdagangan minyak atsiri sedikit mengalami penurunan sekitar 35 persen. Namun, bukan berarti kondisinya tidak akan membaik. "Yang jelas, jika memang ada niatan untuk menembus pasar internasional, kami akan men-support," terangnya.

Saat itu, baik Sekkab Ponorogo, Luhur Karsanto, dan Ketua Kadin Ponorogo, Sugeng Prawoto, yang duduk di sebelahnya langsung mengangguk setelah mendapat lampu hijau untuk pengembangan potensi minyak atsiri yang kemarin ikut terpajang di halaman kantor Kadin tersebut.

Kedatangan rombongan Kadinda Jatim dalam rangka safari Penyegaran Optimalisasi Program EJI (East Java Incorporated), juga terkesima dengan penyelenggaraan pasar lelang agrobis yang berhasil mencatat nilai transaksi hingga Rp 48 miliar. "Ini semua langkah yang perlu kita dukung bersama. Apalagi nilai transaksinya sangat besar," sambung Erlangga.

Sementara Sekkab Luhur Karsanto berharap Kadinda Jatim bisa membantu mencari terobosan khususnya dalam pemasaran dan peluang investasi untuk pelaku pasar di daerah. "Terus terang sering kali kita agak kesulitan untuk melempar hasil produksi," jelas Luhur. (tya)

Hentikan Kekerasan Perempuan dan Anak

Jumat, 22 Des 2006

PULUHAN mahasiswa yang tergabung dalam Korp Himpunan Mahasiswa Islam-Wati (Kohati) Cabang Ponorogo kemarin turun ke jalan. Mereka menyerukan kepada sejumlah pihak dan masyarakat untuk menghentikan segala bentuk kekerasan baik kepada anak dan perempuan.

Dalam aksinya, mereka long march keliling kota. Beberapa lokasi seperti bundaran, simpang empat Pasar Legi Songgolangit juga kawasan Jalan Imam Bonjol menjadi sasaran aksi damai dalam rangka Hari Ibu yang jatuh hari ini. Sambil membawa poster, para mahasiswa itu juga menyerukan agar sebagian besar wanita yang bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk lebih waspada. "Kita minta agar segera dihentikan eksploitasi wanita," kata Haryani, Ketua Kohati Ponorogo.

kaum perempuan, seperti bekerja tidak sesuai dengan job discription, bekerja tanpa penandatangan kontrak, istri pesanan atau kawin palsu juga penjualan bayi dan anak harus segera dihentikan. Umumnya, kasus kekerasan ini disebabkan selain minimnya informasi juga rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki. "Makanya bertepatan Hari Ibu ini, kita ikut peduli untuk mengingatkan bahaya yang setiap saat bisa terjadi," ungkapnya.

Dalam aksi kemarin, juga disebarkan brosur kepada masyarakat dengan tetap mendapat kawalan dari pihak kepolisian. (tya)

Kamis, Desember 21, 2006

Pengusaha Keberatan Jika Dinaikkan

Rabu, 20 Des 2006

PENETAPAN Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) tahun 2007 diakui masih di bawah standar kebutuhan hidup layak (KHL). Di Kabupaten Madiun, UMK ditetapkan sebesar Rp 450 ribu atau naik Rp 50 ribu dari tahun sebelumnya. Sementara hasil survei KHL bulan Desember ini mendekati angka Rp 600 ribu.

"Kalau dibandingkan dengan KHL memang belum cukup. Tapi kemampuan pengusaha untuk membayar UMK baru sebesar itu (Rp 450 ribu, red),"ujar Edy Sugiharto, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) kepada koran ini kemarin.

Menurut dia, KHL diketahui melalui survei yang dilakukan oleh Disnakertrans setiap bulan. Nilai KHL pada bulan Desember diketahui paling tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Ini dipengaruhi oleh kenaikan sejumlah barang kebutuhan pokok terutama beras.

Sayangnya, naiknya KHL tersebut tidak disertai kemampuan perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Madiun membayar upah pekerjanya. Dalam pertemuan untuk menetapkan UMK Kabupaten Madiun beberapa waktu lalu, pengusaha hanya memiliki kesanggupan menaikkan UMK sebesar Rp 50 ribu dibanding tahun sebelumnya. "Lebih dari itu, mereka (pengusaha, red) masih keberatan," katanya.

Penetapan UMK Kabupaten Madiun, lanjutnya, sama persis dengan usulan yang diajukan pemkab ke gubernur. Melalui surat rekomendasi tanggal 18 Oktober 2006 lalu. Tidak ada penambahan atau pengurangan dari provinsi. "Penetapan UMK Kabupaten Madiun sesuai dengan yang kami usulkan," tambah Edy.

Meski jauh dibawah KHL, Edy menyatakan hingga saat ini penetapan UMK tidak menimbulkan gejolak. Ini lantaran perusahaan yang beropreasi di Madiun belum terlalu banyak. Tidak seperti di Malang, Sidoarjo atau Pasuruan. "Sampai saat ini tidak ada pihak yang protes soal UMK. Mudah-mudahan jangan sampai terjadi," tandasnya.

Diketahui, besarnya UMK untuk seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur telah ditetapkan melalui SK Gubernur Jawa Timur 188/318/KPTS/013/2006 tertanggal 8 Desember 2006. Dalam keputusan tersebut UMK Kabupaten Madiun tahun 2007 ditetapkan sebesar Rp 450 ribu dan berlaku mulai 1 Januari 2007.

Selain menetapkan besarnya UMK, Gubernur juga menetapkan bahwa upah minimum tersebut hanya berlaku bagi pekerja yang masa kerjanya kurang dari satu tahun Bagi perusahaan yang telah memberikan upah lebih tinggi dari ketetapan gubernur dilarang mengurangi atau menurunkan upah.

Apabila ada unsur dari Dewan Pengupahan Kota/Kabupaten yang keberatan dengan keputusan gubernur tersebut diberi kesempatan untuk mengajukan kepada bupati/walikota. Sedangkan bagi pengusaha yang tidak mampu melaksanakan UMK dapat mengajukan penangguhan pelaksanaan kepada gubernur melalui Disnaker Provinsi sesuai ketentuan yang berlaku. (yup)

Selasa, Desember 19, 2006

Bayi Indo Dibuang Diduga Hasil Hubungan Gelap TKW

Selasa, 19 Des 2006

Bayi Laki-Laki yang Dibuang di Ponorogo Itu Berwajah Indo
PONOROGO -- Induk harimau pun tak akan setega orang tua yang telah membuang bayinya di teras rumah milik Boiran, 48, warga Carangrejo, Sampung, Ponorogo. Polisi seharian kemarin berupaya mencari jati diri pembuang bayi laki-laki yang kejam melebihi binatang buas itu. Penyelidikan awal mengarah ke orang-orang di dekat lokasi kejadian.

Aparat sempat menelisik ke kawasan Pagerukir, Sampung. Daerah ini dikenal kantong TKI. Wajah bayi bernasib malang yang sekarang diberi nama Wahyu Rizki Saputra itu memang mirip keturunan pasangan beda negara (indo). Namun, belum didapat petunjuk berarti. Karenanya, siapa pasangan lawan jenis penyebar benih hingga Wahyu lahir ke dunia tetap masih samar.

Sekadar mengingatkan, bayi laki-laki berumur satu bulan sengaja ditelantarkan di teras rumah Boiran, Minggu pagi sekitar pukul 03.00. Sepucuk surat juga sengaja ikut ditinggalkan berisi permintaan maaf dan pesan agar orok yang lahir 14 November 2006 itu dipelihara. Boiran semalam sengaja menggelar kenduri sekalian menandai pemberian nama Wahyu Rizki Saputra kepada bayi buangan ini.

Menurut Kapolres Ponorogo AKBP Mukhlis AS melalui Kasat Reskrim AKP Edi Susanto, siapa pun yang sengaja meninggalkan anak di bawah umur 7 tahun di suatu tempat agar dipungut orang lain merupakan tindak pidana.

Penyidik kemarin telah menyiapkan jeratan pasal 305 KUHP. Bahkan, bila si pembuang bayi itu ternyata orang tuanya sendiri maka ancaman hukumannya bakal lebih berat. "Kami ikut memback-up penyelidikan yang sedang dilakukan Polsek Sampung," kata Edi.

Bersamaan dengan itu, polisi sedang mencari keberadaan Swalayan Ratu. Sebab, di sebagian peralatan bayi yang ditinggalkan di TKP terdapat label toko serba ada tersebut. Akankah kasus ini terungkap?

Yang terang, polisi sebelumnya juga masih memiliki PR (pekerjaan rumah) pengungkapan kasus pembuangan mayat bayi di area kebun jagung Dusun Sumber, Desa Tumpuk, Sawoo, pada akhir Maret lalu.

Orok berjenis kelamin laki-laki itu sudah tak bernyawa saat ditemukam terbungkus kardus bekas kemasan mi instan merk Sarimi. Si janin dipastikan cukup bulan hingga organ-organ tubuh sudah terbentuk sempurna. Panjang tubuh bayi 42 centimeter dengan bobot 2 kilogram setelah ari-arinya dipisahkan. Sengaja sudah dikafani, bayi malang itu diperkirakan tewas antara 6 sampai 8 jam sebelum diketemukan sekitar pukul 10.00. (hw)

Senin, Desember 18, 2006

Ketika Warga Carangrejo, Sampung, Ponorogo, Gelar Bersih Desa, Apa yang Unik?

Sabtu, 16 Des 2006

Sebar Pasir Sepanjang Jalan, Diakhiri Pesta Gulai Kambing
Acara bersih desa ternyata dapat dikemas khidmat, menarik lagi unik. Warga Dusun Ringinputih, Desa Carangrejo, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, menandainya dengan prosesi berjalan kaki menyisir kampung di tengah malam sembari melafalkan ayat Kursi. Ada sesuatu yang hendak diraih lebih?

HADI WINARSO, Ponorogo
---

GERIMIS ikut menandai tahlil di perempatan dusun itu. Hujan mulai reda saat modin desa menyampaikan prakata. Corong ganti diserahkan ke seorang ulama yang memberikan sekapur sirih tujuan doa bersama.

Tahlil dan kalimah toyibah pun berkumandang lama. Para lelaki Dusun Ringinputih mengikutinya dengan takzim. "Bersih desa bukan sekadar agar kita aman dan tenteram serta lancar mencari rejeki. Ini upaya mencari cahaya di atas cahaya," petuah KIai Ridwan.

Ridwan rasanya tak berlebihan. Ada doa khusus yang sengaja dilafalkannya dan wajib diikuti peserta tahlil. Kondisi umat sekarang ini, menurut Ridwan, cukup merisaukan. Kadar iman dan iksan mereka mulai menipis. "Padahal, iman dan iksan harus senantiasa dipegang kuat agar kita selamat dunia-akhirat," tandasnya.

Menariknya, Ridwan mensyaratkan agar peserta tahlil tak langsung undur diri. Selain menyantap gulai kambing yang sudah dimasak sejak pagi, warga diminta kirab bersama dari ujung barat dusun. Lampu petromak dan obor segera disulut. Lelaki tua-muda berduyun-duyun menuju kediaman Ridwan.

Kepala dusun Ringinputih, Rusmanto, didaulat menerima cundrik (semacam tombak) yang bakal diarak keliling kampung. "Pusaka itu dulu yang dipakai untuk babad dusun sini, mengusir kawanan ular," ungkap sesepuh desa.

Selain cundrik, sebungkus pasir juga diserahkan ke peserta kirab. Pasir laut itu disebar ke sepanjang rute jalan yang dilalui. Rombongan kirap lebih dulu berarak ke tapal batas dusun di barat daya. Adzan langsung dikumandangkan lalu ditimpali doa sang kIai.

Di tahun-tahun sebelumnya, Ridwan hanya menyuruh sebagian santrinya membaca ayat suci sambil berkeliling dusun. Kali ini, warga sengaja dilibatkan. "Di sepanjang perjalanan, bacalah ayat Kursi tanpa henti," pesan Ridwan.

Ular-ularan warga yang berjalan kaki dengan alat penerangan tradisional membelah malam. Ayat kursi juga terdengar sayup. Lewat prosesi ini diharapkan tak hanya warga Ringinputih yang mendapat "keselamatan", namun juga penduduk yang tinggal di sekelilingnya. Bahkan, siapa pun yang ikut melintas di jalanan dusun itu.

"Mudah-mudahan tak ada pagebluk, panen juga berhasil. Pak Ridwan kalau ada sesuatu yang dianggap gawat biasanya berjalan seorang diri mengelilingi dusun," pinta seorang nenek saat peserta kirab lewat.

Tata cara bersih desa belum selesai semalam itu. Paginya, warga setempat masih menyembelih kambing di tempat yang dikeramatkan. Seekor kambing jantan digiring ke lokasi dan dimasak beramai-ramai di situ. Selepas salat Jumat, kenduri digelar.

Kasun Rusmanto sempat mengacungi jempol terhadap kerukunan warganya ini. "Biaya ditanggung iuran semua RT, hitungannya tiap-tiap satu rumah menyumbang dengan batas minimal. Bersih desa rutin dilaksanakan tiap tahun," kata Rusmanto.

Toleransi beragama, lanjut dia, juga selalu terjaga di Ringinputih. Warga muslim selaras hidup berdampingan dengan non muslim. Untuk urusan kenduri, semuanya diundang tanpa perbedaan. "Di sini komplit. Muslim, nasrani dan kejawen, mereka rukun-rukun saja." ***

Jumat, Desember 15, 2006

Gedung Pemkab Nyaris Terbakar

Jumat, 15 Des 2006

Asap Membubung dari Lantai 7 Bikin Geger
PONOROGO -- Gedung Krida Praja Pemkab Ponorogo, kemarin pagi nyaris di lalap si jago merah. Ini setelah ruangan Subdin Industri dan Penanaman Modal Dinas Indakop di lantai 7 mengeluarkan asap yang terus membubung.

Bahkan, saat diketahui petugas sekitar pukul 04.30 dini hari kemarin, api masih menyala. Untung saja, petugas langsung memadamkan dengan menyemprotkan isi tabung pemadam kebakaran yang tak jauh dari lokasi kejadian. Kendati api bisa dipadamkan, namun peristiwa tersebut sempat mengganggu aktivitas karyawan Pemkab Ponorogo.

Dari informasi yang diperoleh, setelah kawasan Ponorogo diguyur hujan lebat, tiba-tiba petugas jaga dikejutkan dengan asap yang mengepul dari bagian atas gedung kantor pemkab yang berlantai delapan tersebut. Saat itu juga, beberapa petugas jaga segera naik ke lantai atas dan mencari sumber api.

Karena asap terus membesar, sempat menyulitkan menembus ke ruangan Subdin Industri. Khususnya, di sudut tempat titik api berasal. Api baru bisa dipadamkan, menjelang subuh kemarin. "Sementara kita belum bisa menyimpulkan penyebabnya. Yang jelas, peristiwa itu sudah kita atasi dan memang sempat mengganggu aktivitas karyawan," jelas Luhur Karsanto, Sekkab Ponorogo, kemarin.

Pantauan koran ini, tempat titik api berada di sudut tenggara rungan subdin industri. Di sekitarnya terdapat beberapa inventaris kantor yang sudah meleleh bekas dijilati api. Di antaranya kipas angin, alat pemanas air (dispenser), monitor komputer yang sudah rusak. Hingga kemarin rungan masih dikunci untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kasatserse Polres Ponorogo, AKP Edi Susanto, mengatakan pihaknya masih meminta keterangan dari beberapa saksi, khususnya penjaga malam. Termasuk akan mendatangkan petugas Labfor dari Polda Jatim. "Sementara beberapa saksi tengah kita mintai keterangan. Kalau dari Labfor mungkin baru nanti (tadi) malam datang," jelasnya.

Apakah kebakaran disebabkan puntung rokok atau hubungan pendek listrik, Kasatserse tidak mau berspekulasi. "Kita tunggu saja hasil penyelidikan," pintanya.

Alarm Kebakaran Tidak Berfungsi?

Asal muasal api yang membakar salah satu ruangan Graha Krida Praja, sekitar pukul 04.30 kemarin, masih mengundang tanda tanya. Tim dari Labfor Polda, rencananya baru pagi ini melakukan olah TKP untuk mengungkap penyebab kebakaran. Police line sampai kemarin masih terbentang di ruang Subdin Indakop itu.

Yang terang, alarm tanda kebakaran di gedung pusat pemerintahan di Ponorogo berlantai delapan itu ternyata tidak berfungsi. Terbukti, penjaga malam malah mengetahui adanya kobaran api dari seorang warga yang melihat dari arah Alun-alun. Jilatan api tampak jelas dari kejauhan lantaran aliran listrik di dalam ruangan dipadamkan bila malam hari.

Layaknya pola pengamanan di gedung-gedung bertingkat lainnya, alarm kebakaran mestinya berdengung otomatis bila muncul kepulan asap. "Setelah diberitahu orang, saya langsung naik ke lantai tujuh," ungkap Dwiyono, petugas yang berjaga malam di Graha Krida Praja.

Dwiyono bersama seorang Satpol PP dan dua petugas bagian kelistrikan yang giliran bertugas Rabu malam sampai Kamis pagi, memang sempat dimintai keterangan polisi. Dua karyawan Subdin Indakop kemarin juga tampak datang ke kantor Sat Reskrim.

Informasi yang berhasil dihimpun, ada aktivitas rapat di ruang Bantarangin, malam sebelum kebakaran terjadi. Selain itu, di lantai enam juga tengah berlangsung latihan band yang baru selesai tengah malam.
Sejauh ini, sebuah kipas angin yang kerap ngadat dicurigai sebagai biang keladi kebakaran. Karyawan Subdin Indakop diduga lupa mematikan dan mencabut kabel kipas angin dari stop kontak saat pulang kerja. "Kipas angin itu bekas inventaris dari kantor perindustrian lama," tutur seorang saksi. (tya/hw)

Senin, Desember 11, 2006

Sebanyak 484 CPNS Belum Terima SK NIP

Senin, 11 Des 2006
Imbas Dari 45 CPNS Honda yang Bermasalah
PONOROGO - Sebanyak 45 peserta CPNSD 2005 Kabupaten Ponorogo dari tenaga honorer daerah (honda) yang dinyatakan lulus, bernasib tragis. Badan Kepegawaian Nasional (BKN) menyatakan ke-45 CPNS tersebut diduga bermasalah. Hal ini lantaran beberapa persyaratan belum dilengkapi. Akibatnya, berimbas pada penerimaan Surat Keputusan (SK) untuk memperoleh Nomor Induk Pegawai (NIP) bagi 484 peserta lain yang sudah mendapatkan nota penetapan dari BKN.

Masalah tersebut baru diterima Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dalam beberapa hari ini. Karena menyangkut masa depan pesertta CPNSD, ke-45 peserta bermasalah tersebut langsung dipanggil BKD untuk mendapat penjelasan. "Bukan bermasalah. Tapi kita harus memanggil karena ada beberapa persyaratan atau berkas yang memang perlu dilengkapi secepatnya sesuai nota dinas yang dikirim BKN pada kita," kata Syahroni Anwar, Kepala BKD pada koran ini kemarin.

Sayang, Syahroni tidak menjelaskan kelengkapan apa saja yang masih nyantol. Namun, dia hanya mengatakan peserta yang masih tercecer belum menerima nota penetapan dari BKN terdiri dari beberapa formasi baik dari pendidikan (guru), kimpraswil dan kesehatan. Karena semuanya ditangani BKN, lanjut dia, sebanyak 8 peserta nekat berangkat ke pusat untuk menyerahkan kekurangan berkasnya. Disusul 9 peserta lainnya yang berangkat kemarin agar segera diproses. "Hasilnya memang langsung diproses dan dinyatakan sudah lengkap," tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Syahroni menjelaskan seorang peserta akhirnya gugur karena tidak melengkapi berkas. Peserta dari formasi guru SD di Bungkal tersebut, kemungkinan besar gagal menerima SK penerimaan NIP karena tidak bisa melengkapi berkas yang ditentukan. "Ya tidak kita proses," jelasnya.

Sehingga, lanjut dia, dari 629 CPNSD Honda yang dinyatakan lulus, tahap awal sebanyak 529 peserta akhirnya 484 telah menerima nota penetapan. Sedangkan sisanya 44 orang masih harus melengkapi berkas. Sementara tahap kedua sebanyak 98 peserta masih menunggu mendapatkan nota penetapan jika seluruh kelengkapan tahap pertama beres. "Tapi jangan khawatir dan gelisah. Kita usahakan, paling akhir Januari 2007 SK semuanya pasti sudah kita diserahkan oleh bupati," janji Syahroni. Untuk itu, dia berpesan agar tidak terlalu percaya pada orang yang tidak bertangung jwab dengan iming-iming harus membayar untuk bisa mendapatkan SK. (tya)

Masyarakat Dapil Jatim VII Ikut Kaget Pasca-Heboh Video Mesum Yahya Zaini

Senin, 11 Des 2006

Lebaran Rajin Pasang Spanduk, di Magetan Dapat 52 Ribu Suara
Sosok M Yahya Zaini, anggota DPR RI yang tersandung rekaman video mesum bersama artis Maria Eva ikut mengguncang masyarakat Ngawi. Maklum, Yahya merupakan calon anggota legislatif dari Daerah Pilihan (Dapil) Jatim VII, yang meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan dan Trenggalek. Bagaimana pandangan warga Ngawi setelah sosok wakil rakyatnya kini kesandung kasus video mesum itu?

Kundari P Susanti - Ngawi

RESES Yahya Zaini yang dilakukan usai Lebaran, tepatnya 6 November 2006 lalu berkesan bagi Ngawi. Pasalnya, itulah kali pertama setelah masuk DPR RI sejak 2004, reses Yahya diisi pertemuan dengan klomtan. Tahun-tahun sebelumnya, sesuai jabatannya sebagai Ketua Bidang Pembinaan Kerohanian DPP Partai Golkar, Yahya lebih sering mengadakan pertemuan dengan para tokoh agama saat melakukan resesnya.

Dalam reses yang dilakukan di Pacing, Kecamatan Padas, Ngawi, itu, Yahya menjadi tumpuan para petani mengenai kesulitan yang mereka hadapi. Dia juga dipameri keberhasilan klomtan dalam mengembangkan pembasmi hama alami dan produksi pupuk organik dari Ngawi.

Yahya juga berjanji ikut membantu mengurus hak paten yang coba diajukan para klomtan untuk beberapa karya mereka. Saat itu, Yahya juga membantu belasan mesin diesel pemompa air dan mesin perontok jagung. Ketika sesi rehat dan makan siang, Yahya yang sempat diwawancarai koran ini banyak bercerita tentang rekrutmen PNS di tahun 2007 karena itu masih termasuk wewenangnya sebagai anggota Komisi II DPR RI.

Pria asli Bawean, Gresik ini juga tanpa canggung melahap masakan ala pedesaan yang disediakan, yakni bothok dan sayur asam dengan tempe dan lele goreng. Salah seorang petani Ngawi yang enggan disebut namanya mengungkapkan, kasus Yahya ikut mengagetkan mereka.

Dalam diklat dan rapat yang dilakukan beberapa klomtan, Yahya pun jadi bahan pembicaraan setelah heboh video dan pernyataan Maria Eva. "Rata-rata klomtan mengaku prihatin dan kaget, saya sendiri sejak mendengar hal itu tak sampai hati lihat televisi," katanya.

Yahya Zaini bukan nama asing di Ngawi. Sejak masuk DPR RI, setiap Idul Fitri tiba spanduk berisi ucapan selamat darinya tergantung di berbagai sudut jalan strategis. Bahkan, beberapa spanduk sampai di pasar dan jalan-jalan kecamatan. Setelah heboh video itu, spanduk Yahya pun menghilang dari pandangan.

Ketua DPD Partai Golkar Ngawi Yayuk Sri Rahayuningsih mengaku ikut prihatin atas apa yang menimpa Yahya. Usai pernyataan mundur Yahya dari kursi dewan, DPD PG Ngawi akan fokus meminta komitmen dari calon penggantinya kelak. "Terutama ya memperhatikan nasib petani dan masyarakat Ngawi serta rakyat Dapil Jatim VII," katanya.

Bila ada penggantian Yahya dari kursi DPR RI, kemungkinan besar calonnya adalah Mustokoweni, tokoh Partai Golkar asal Malang yang kini bermukim di Jakarta. Padanya kelak digantungkan kembali harapan masyarakat Ngawi dan rakyat daerah Mataraman yang tergabung di Dapil Jatim VII.

Rasa prihatin juga diungkap oleh Ketua Partai Goklar Magetan, Rudy Supeno pasca-Yahya Zaini kesandung kasus video mesum bersama Maria Eva. Rudy mengaku tahu kasus ini tiga hari setelah mencuat. "Saya tahunya dari teman dewan soal kasus Pak Yahya tersebut," terang Rudy.

Namun, Rudy menyerahkan kasus ini kepada DPP Partai Golkar. Waktu Pemilu lalu, di Magetan, Yahya mendapatkan 52 ribu suara. "Di mata kami, Pak Yahya adalah kader partai yang komitmen memperjuangkan partai dan membina konstituen. Buktinya, dia sering ke Magetan. Kini di dewan Magetan, kita sering mendapat sindirian kasus Yahya," terang dia.

Tak jauh beda dengan Yayuk dan Rudy, Ketua DPD Partai Golkar Ponorogo Asmuni, juga merasa prihatin atas kasus yang menimpa Yahya Zaini. Apalagi, ia berangkat dari Dapil Jatim VII (termasuk Ponorogo) yang secara langsung bisa mencoreng citra Golkar.

"Tidak hanya prihatin, tapi memang istilah jawanya sudah geblake mbilung dan dia kalau berani berbuat ya harus berani bertanggung jawab," jelas Asmuni, ditemui koran ini baru saja pulang setelah menghadiri HUT Golkar di Malang, kemarin.

Apalagi sesuai arahan Ketua Umum DPP Golkar, M. Jusuf Kalla, Golkar tidak akan menutupi kadernya yang melakukan kesalahan dan bisa mencoreng nama baik partai. Sehingga, jika memang telah melakukan harus berani menanggung risiko terburuk yang diterimanya.

Karena saat ini status Yahya sudah mengundurkan diri dari DPR RI dan menyatakan keluar dari Partai Golkar, secara otomatis orang yang berada di bawahnya adalah yang berhak menggantikan sebagai penggani antar waktu (PAW).

Karena posisi di Dapil VII urutan pertama Yahya Zaini disusul Markum Singodimedjo, maka urutan ketiga yakni Mustokoweni berhak atas kursi yang telah ditinggalkan politikus asal Bawean Gresik itu. *** (dibantu didik hariyono dan budi setyawan)

BPOM Intruksikan Ditarik, Pemkot Belum Dirazia

Minggu, 10 Des 2006

MADIUN -- Meski sudah ada instruksi penarikan terhadap lima minuman kemasan dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), hingga saat ini, masih banyak dijumpai diperjualbelikan di toko-toko di wilayah Madiun. Instansi terkait di lingkungan Pemkot Madiun, misalnya, belum memastikan penarikan atau razia terhadap minuman-minuman itu.

Kepala Kantor Satpol PP Kota Madiun Suyoto menegaskan, pihaknya baru akan melakukan koordinasi dengan Bagian Perekonomian Pemkot. "Kita akan segera koordinasi dengan Bagian Prekonomian, sebagai leading sector pemantauan peredaran makanan olahan dan minuman," jelasnya saat dikonfirmasi Radar Madiun, kemarin.

Dari data yang dirilis berbagai media disebutkan, lima minuman kemasan yang direkomendasikan ditarik dari peredaran adalah Mizone, Zeastea (Jasmine Green Tea), Jungle Juice, Zporto, dan Mogu-Mogu. Pasalnya, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan menemukan kandungan di dalam minuman tidak sesuai dengan yang tertera di label minuman.

Di label minuman Mizone, misalnya, hanya tertera bahan pengawet kalium sorbat. Setelah diteliti, ternyata terdapat bahan pengawet lain, natrium benzoat. Pada label Zeastea dan Jungle Juice tidak disebutkan adanya kandungan natrium benzoat dan kalium sorbat. Adapun Jungle Juice mengandung natrium benzoat dan kalium sorbat. Pada label Zporto dan Mogu-Mogu tidak disebutkan kandungan natrium benzoat. Akan tetapi, pada penelitian ditemukan natrium benzoat pada ZPorto dan Mogu-Mogu.

Ketidaksesuaian antara label dan kandungan bahan tambahan melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, dan UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Batas penarikan, hingga 12 Desember mendatang.

Ditambahkan Suyoto, hingga saat ini pihaknya memang belum mengetahui persis rencana tersebut. (irw)

Film Mesum di Hand Phone Bikin Heboh Warga Ponorogo, Bagaimana Ceritanya?

Sabtu, 09 Des 2006

Muncul Satu Lagi Video dengan "Aktris" Seragam SMA
Beredar video "Tonggo Dhewe" di Ponorogo benar-benar membikin heboh. Tapi, yang mengejutkan, ada satu video lagi yang kini juga bikin penasaran serta jadi bahan pembicaraan. Seperti apa rekaman gambar itu?

BUDI SETYAWAN, Ponorogo
----

TAMPANGNYA cantik. Mengenakkan baju seragam setingkat SMA. Gambar mesum ini sekarang tengah marak di Ponorogo, selain rekaman yang berjudul "Tonggo Dhewe". Sejurus kemudian, si perempuan melakukan pose menantang dan terbilang berani.

Ya, itulah setidaknya gambaran video mesum dengan aktris berseragam SMA yang dikabarkan berasal dari Kota Reyog. Video dengan durasi empat menit tersebut juga terus beredar dari tangan satu ke tangan orang lainnya secara sembunyi-sembunyi.

Dari visualisasi yang terlihat, si cewek yang masih berseragam sekolah sengaja diambil gambarnya oleh cowoknya. Tanpa malu-malu, satu persatu-satu kancing baju si cewek di buka hingga terlihat setengah telanjang. Tidak sampai di situ.

Adegan demi adegan terus dilakukan kedua insan manusia lain jenis ini, hingga -maaf-- si cewek sampai membuka CD (celana dalam). Kendati dalam rekaman tidak sampai terjadi persetubuhan, namun beredarnya video tersebut menimbulkan isu si pelaku ceweknya juga dari Kota Reyog.

Lalu sekolah di mana pelaku si cewek tadi? Sampai saat ini masih menimbulkan tanda tanya. Kendati suara santer menyebutkan pelakunya sudah dikeluarkan dari sebuah sekolahan ketika masih duduk di kelas II, beberapa bulan lalu.

Kendati sumber koran ini di sekolahan di mana si cewek konon pernah menuntut ilmu secara tegas membantah ada siswinya yang dikeluarkan gara-gara melakukan tindak asusila. "Tidak ada siswi kami yang kita keluarkan dalam tahun ini. Itu berita dari mana," kata sumber tadi wanti-wanti enggan disebut namanya.

Terhadap beredarnya rekaman esek-esek ini, beberapa pelajar di Ponorogo mengaku kaget. Bahkan, tidak sedikit yang penasaran untuk melihat siapa sebenarnya pelakunya. "Kita kan sekadar ingin tahu aja. Siapa tahu pelakunya sudah kita kenal atau bahkan teman kita," jelas seorang pelajar SMA.

Tentu saja, beredarnya dua video tersebut terus menjadi pembicaraan. Baik di kalangan pelajar maupun orang umum. Mereka bertanya-tanya siapa sejatinya aktor dan aktris yang memerankan film pendek itu.

Tidak hanya itu, banyak orang tua yang juga miris setelah melihat tayangan video tersebut. Yang terang, sekarang ini, Polres Ponorogo telah melangkah dengan memintai keterangan tiga orang terkait video "Tonggo Dhewe".

Pejabat Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Ponorogo Wagiman meminta agar masing-masing sekolah meningkatkan bimbingan mental dan kerohanian pada siswanya. ***

Polisi Periksa "Tiga Pemain" Video Porno

Sabtu, 09 Des 2006

Lupi Ngaku Shock dan Sempat Ingin Bunuh Diri
PONOROGO -- Ya atau bukan? Pertanyaan bolak-balik seperti menghitung jumlah kancing di baju dan celana tetap mengiringi heboh video mesum yang diduga melibatkan seorang pelajar putri di Ponorogo. Padahal, siswi salah satu SMA swasta itu membantah keras. Inisial nama Nan yang disebut-sebut sebagai aktor juga tidak dikenal di Jalan Salak, Kelurahan Keniten.

Yang terang, Lupi sempat shock sejak tayangan video porno itu menyebar luas. Dia awalnya curiga lantaran kawan-kawan sekolahnya kerap bergunjing setiap kali berpapasan dengannya. Seorang teman dekat Lupi akhirnya sengaja memperlihatkan adegan syur di video rekam hand phone (HP). "Saya dua kali pernah ingin bunuh diri tapi masih ingat dosa," akunya.

Nasib buruk beruntun masih harus diterima Lupi. Orang tua asuhnya marah besar. Pihak sekolah juga mengeluarkannya setelah Lupi jarang masuk lantaran harus menanggung malu. Selain itu, sisi kelam kisah percintaan gadis berbadan sintal ini mau tak mau ikut terungkap. Dia ternyata sudah mengenal pacaran semenjak kelas III SMP. Sampai usia sweet seventeen, Lupi terhitung sudah pernah empat kali berganti pacar.

Kali pertama, Lupi memiliki hubungan khusus dengan seorang pemuda penjaga stand pameran di Alun-alun. Pacar kedua, kakak kelasnya di SMA yang sama. Orang ketiga adalah mahasiswa dan paling akhir siswa sebuah SMK swasta di Ponorogo. Empat pemuda itu pernah memberi "dosa" ke Lupi. Rentang waktu ganti-ganti pasangan anak muda berlainan jenis itu terjadi antara 2005 sampai Agustus 2006.

Yang menarik, polisi diam-diam sudah menyelidiki mendalam kasus susila ini. Tiga orang dimintai keterangan marathon oleh penyidik Sat Reskrim Polres Ponorogo sejak Rabu petang.

Lupi (nama samaran), ABG yang terkena getah lantaran wajahnya mirip dengan pemeran wanita dalam video esek-esek berdurasi 1 menit-43 detik itu diinterogasi di unit RPK (ruang pelayanan khusus). Sedang dua "pacar" Lupi dimintai keterangan terpisah di ruang penyidikan yang lain.

Sejauh ini, polisi belum mendapat pengakuan dari mereka. Wajah lelaki sama-sekali tidak mirip dengan aktor porno. Namun, raut muka Lupi memang ada kemiripan. Polisi sengaja mengambil foto wajah gadis yang selama ini tinggal dengan pak denya itu dari berbagai sudut. Close up dari depan, menunduk serta samping kanan dan kiri.

Hasil cetak foto hendak dibandingkan secara seksama dengan wajah perempuan dalam video mesum. "Masih dalam proses penyelidikan, tentunya dengan tetap menjunjung praduga tak bersalah," kata Kapolres Ponorogo AKBP Mukhlis AS melalui Pjs Kasat Reskrim Iptu Nyoto, kemarin.

Polisi tampak condong memposisikan Lupi sebagai korban. Anak ini terus-terusan "dipingit" di ruang RPK. Kalau toh hendak merunut lebih jauh, polisi ingin mengetahui siapa penyebar video mesum itu, perekamnya dan dimana tempat syuting. Semuanya akan terkuak gamblang setelah identitas pemeran adegan terungkap. "Kita belum berani memastikan. Polisi akan maksimal menyelidiki kasus yang telah membikin heboh ini."

Muncul dugaan baru, adegan porno berjudul Tonggo Dhewe (tetangga sendiri) itu menganut model two in one. Yakni, dua lelaki dengan satu lawan main. Si lelaki sengaja bergantian mengambil gambar. Nah, lelaki yang main "karaoke" dan berhubungan intim ditengarai berbeda. Yang terang, perbuatan asik-masyuk itu dilakukan dalam sebuah kamar. Kualitas rekaman video cukup baik ditandai tayangan gambar yang jelas dan tidak terlalu goyang.

Pejabat Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Ponorogo Wagiman mengaku keget setelah mencuat kasus video porno yang sempat menghebohkan kalangan pelajar di Kota Reyog. Apalagi disebut-sebut pelakunya cah Ponorogo. "Saya justru baru tahu tadi siang (kemarin siang) berita di koran, masya Allah," kata Wagiman kemarin.

Hingga kini, pihaknya mengaku belum mendapat laporan terkait kasus tersebut. Termasuk informasi ada siswa di sebuah sekolahan dikeluarkan gara-gara beradegan mesum dan sengaja direkam. "Tapi kita tadi sudah menurunkan tim guna mencari informasi tentang kabar tersebut," jelas Wagiman. (hw/tya)

Jumat, Desember 08, 2006

Diterpa Hujan Angin, Antena Radio Ambruk

Jumat, 08 Des 2006

PONOROGO - Hujan deras disertai angin kencang kemarin siang membuat warga di Kota Ponorogo cemas. Warga kawatir bakal banyak pohon yang tumbang. Apalagi, setelah mengetahui sebuah antena setinggi 52 meter milik radio Duta Nusantara di jalan Citarum, Cokromenggalan, ambruk tidak kuat menahan kencangnya tiupan angin.

Musibah yang tidak sampai menimbulkan korban tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, radio yang berdiri tahun 1992 tersebut sedang on air lagu campursari dengan penyiar Ida Duta. Tiba-tiba, saat hujan masih turun dengan derasnya, ada suara cukup keras yang jatuh dari langit-langit. Bahkan, beberapa warga
yang sempat melintas melihat percikan api setelah mengetahui antena radio Duta Nusantara roboh dan menimpa kabel listrik di depan studionya hingga putus.

Kendati sempat menghantam bangunan di depannya, untung saja besi antena yang ambruk tidak merusak lebih fatal. Antena yang tadinya menjulang tinggi itu patah menjadi tiga bagian. Saat itu juga siaran radio dihentikan. "Karena kondisinya seperti ini, ya tentunya siaran langsung berhenti. Tapi tidak sampai ada korban," jelas Toni, kepala studio radio Duta Nusantara ditemui di lokasi kejadian, kemarin sore. (tya

Kamis, Desember 07, 2006

Imam Mujahid, Guru SMPN 3 Sambit, Ponorogo, Juara Lomba PAI Nasional



Kamis, 07 Des 2006

Sempat Dicemooh, Ajak Guru Agama Lebih Kreatif
Satu lagi guru di Ponorogo meraih prestasi tingkat nasional. Itu setelah Imam
Mujahid, berhasil menyebat juara pertama Lomba Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP tahun 2006 yang digelar oleh Badan Litbang Departemen Agama RI di Jakarta. Bagaimana Imam menyikapi hasil karyanya di tengah cemoohan dan pujian?

BUDI SETYAWAN, Ponorogo

SISTEM pembelajaraan kontekstual mengilhami, guru SMPN 3, Sambit, Ponorogo, ingin memberikan aspirasi terhadap dunia pendidikan. Sebab, pembelajaran kontekstual lebih mengarah pada pendekatan yang berorientasi pada dunia atau pengalaman nyata. Selain itu, metode ini merupakan sebuah pembelajaran yang mengajak siswa untuk berpikir aktif, kritis dan kreatif.


Hasil dari pembelajaran tersebut siswa memiliki motivasi belajar semakin tinggi sekaligus memiliki kesan mendalam terhadap hasil pembelajaran. Oleh karena itu, di era KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), saat ini, pembelajaran kontekstual dirasa masih sangat relevan untuk diterapkan pada beberapa mata pelajaran, khususnya Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Mata pelajaran PAI itu sendiri banyak bersifat dogmatis dan normatif. Cakupan materinya sangat luas, serta pada umumnya PAI bagi siswa merupakan pelajaran yang kurang menarik.

"Ini semua akibat pengaruh dunia global dan hedonisme, sehingga seorang guru agama lebih-lebih di sekolah umum harus benar-benar kreatif untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, penuh apresiasi, aktif, kreatif dan sebagainya," jelas Imam Mujahid, kemarin.

Dari sinilah, beberapa bahan kajian diperoleh untuk mengikuti lomba diadakan sejak bulan Agustus 2006 dan diakhiri tanggal 13 November 2006 yang lalu. Bertempat di Gedung Museum Istiqlal Bait Alquran lantai III Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Sedangkan pesertanya adalah Guru Pendidikan Agama Islam SMP seluruh Indonesia.

Untuk naskah yang masuk panitia sejumlah 70 buah. Dari naskah tersebut, jelas Imam, kemudian diambil 18 besar. Selanjutnya diambil lagi tinggal 11, kemudian diambil 9 besar. Dari 9 besar ini kemudian dicek ke lapangan untuk presentasi, setelah itu diambil 6 besar sebagi finalis. "Dan alhamdulillah saya masuk enam besar," ungkapnya.

Kemudian dari keenam finalis ini presentasi lagi di hadapan para juri yang profesor dan guru besar untuk menentukan juara 1-6. Dari hasil presentasi ini keluar sebagai juara I adalah Imam Mujahid, guru PAI SMP Negeri 3 Sambit Ponorogo. Sedangkan judul naskah yang diambil adalah "Menumbuhkan benih iman dengan pembelajaran kontekstual ". Intinya aplikasi pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PAI serta kolaborasi dengan model pembelajaran quantum learning dan quantum teaching.

Menurut dia, perjuangan menuju puncak juara I memang berat. "Karena selain pesaingnya juga karena kita harus bekerja keras menguras tenaga pikiran dan biaya untuk menguasai konsep dan aplikasinya," tegasnya.

Termasuk harus menguasai juga tentang TI (teknologi informasi) untuk mendukung suksesnya presentasi. Yang menarik, untuk biaya mengikuti lomba terutama transportasi ke Jakarta ada beberapa orang yang simpati kepadanya.

Soal kesuksesan meraih juara nasional, Imam mengaku cukup beragam. "Walaupun memang ada yang cuek dan ada pula yang mencemoohkan. Tapi itu wajarlah memang ini sifat dari manusia," ungkapnya.

Terhadap hasil karyanya ini, Imam mengisyaratkan bahwa apresiasi atau reward terhadap orang-orang berprestasi khususnya kepada guru atau kepada siswa masih harus ditingkatkan. Karena masih terlihat bahwa pada umumnya masyarakat termasuk sebagian pejabat kita misalnya keberpihakan terhadap pendidikan dan dunia ilmu pengetahuan masih rendah. "Mereka mungkin masih lebih berpihak kepada dunia infotainment atau dunia politik," pungkasnya. ***

Rabu, Desember 06, 2006

UMK Kota Madiun Kalah dengan Magetan

MADIUN - Meski usulan Upah Minumum Kota (UMK) untuk Kota Madiun tahun 2007 mendatang kenaikannya cukup tinggi, tetapi ternyata masih kalah dengan Kabupaten Magetan. Kota Madiun, hanya menduduki peringkat kedua setelah Magetan, jika dibandingkan dengan daerah lain se Eks Karesidenan Madiun. Kota Madiun, untuk tahun 2007 UMK diusulkan naik menjadi Rp 464.750, sedangkan Magetan mencapai Rp 596.000. Disusul Kabupaten Ngawi Rp 460.000 dan Madiun, Pacitan, Ponorogo sebesar Rp 450.000/bulan.

Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial dan Tenaga Kerja (Dinkessosnaker) Kota Madiun Hary Baskoro dikonfirmasi menegaskan, usulan tersebut kini masih belum ditetapkan oleh gubernur. Disinggung soal urutan besarnya UMK Kota Madiun di bawah Magetan, Hary Baskoro mengatakan, banyak hal yang mempengaruhinya. "Kalau harus dibandingkan, maka perlu analisa mendalam. Yang jelas, prinsip kita, usulan ini tidak memberatkan atau merugikan, untuk kebaikan antara pekerja dan pengusaha," tegasnya dikonfirmasi Radar Madiun, kemarin.

Penetapan usulan besarnya UMK , lanjut mantan Kepala Badan Pengawas ini, didasarkan kondisi di daerah masing-masing. Misalnya, mulai dari kemampuan perusahaan, keadaan kebutuhan hidup layak dan lainnya. "Niatnya tetap semua untuk kebaikan. Usulan kita, kan akan dievaluasi oleh gubernur dan kemudian ditetapkan. Informasinya, akan ada pertemuan dengan semua bupati dan wali kota untuk membahas hal ini," papar Hary Baskoro.

Sekadar referensi, angka besarnya usulan UMK, ditetapkan oleh dewan pengupahan yang terdiri dari unsur Serikat Pekerja (SP), Perguruan Tinggi atau akadmisi, Apindo dan pemerintah. Pengajuan usulan UMK tahun 2007, didasarkan Surat Edaran Gubernur Jatim Nomor 560/10459/031/2006.

Sebelumnya, mereka melakukan pengumpulan data dan survei di beberapa pasar dan perusahaan. Di antaranya, melakukan penelitian ke Pasar Sleko, Pasar Srijaya dan Pasar Besar Madiun (PBM). Survei juga dilakukan di sedikitnya 10 perusahaan yang ada. Berdasarkan survei, Kebutuhan Hudup Layak (KHL) di Kota Madiun tahun 2006 ini , mencapai Rp 724.380 setiap bulannya. (irw)

Nasabah BCA Dirampok

PONOROGO : Bandit jalanan kian nekat. Mereka lagi-lagi memerdayai nasabah Bank Central Asia (BCA). Bahkan, motor yang dikendarai korban ditendang sampai jatuh sebelum tas berisi uang puluhan juta rupiah dirampas. Pencurian disertai kekerasan itu terjadi kemarin sekitar pukul 14.00 di Jalan Ir H Juanda Ponorogo. Tumirin, 38, korban perampasan, sudah berteriak minta tolong namun tak ada yang peduli.

Pelaku terdiri dua orang berboncengan naik motor Yamaha Fiz itu diduga sudah membuntuti Tumirin sekeluar dari bank. Korban sendirian naik motor KTM dan sengaja meletakkan tas kresek berisi uang Rp 35 juta di besi pengait dek depan. Sesampai di pertigaan jalan baru dalam perjalanan pulang ke Danten, Ronosentanan, Siman, dua pemuda berbocengan motor tiba-tiba datang menyalip. "Dek saya ditendang. Saya sebenarnya sudah berteriak minta tolong, ada jambret-ada jambret," keluh pengusaha penggilingan padi ini.

Pelaku bergegas kabur ke arah timur setelah merampas tas berisi uang. Tumirin mencoba mengejar namun laju motor penjambret itu kelewat kencang. Saat melapor ke Polsek Siman, korban sempat shock. "Uang sebanyak itu transferan dari Jombang untuk pembelian beras," ungkap Tumirin.

Polisi kemarin berusaha keras mengidentifikasi tersangka. Sejumlah saksi mata di TKP diminta mengingat-ingat apa yang mampu dicatat tentang kendaraan atau ciri-ciri pelaku. Korban juga disuruh memelototi satu per satu daftar foto residivis yang ada. "Nasabah bank perlu waspada. Lebih bijaksana mengajak teman atau kalau perlu minta pengawalan polisi saat mengambil uang ke bank," kata Kapolres Ponorogo, AKBP Mukhlis AS, melalui PgS Kasat Reskrim Iptu Nyoto.

Yang terang, Tumirin adalah nasabah BCA ketiga yang dijahili penjahat jalanan dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, Toimin, 43, warga Munggung, Pulung, juga harus kehilangan uang sejumlah Rp 30 juta setelah kaca mobil Isuzu Panther pikup Nopol AE 7455 T yang dikendarainya pulang dari bank ditimpuk batu. Nasib serupa dialami Ahmad Hariadi, 32, asal Ngumbul, Tulakan, Pacitan, yang pintu Suzuki Carry pikup Nopol K 9687 YC yang dikemudikannya dirusak hingga tas berisi uang sebanyak Rp 90,7 juta raib dari ruang kemudi. (hw)

Senin, Desember 04, 2006

Antisipasi Banjir, Keruk Selokan

PONOROGO - Memasuki musim penghujan dan mengantisipasi banjir di tengah kota Ponorogo, sejumlah sungai dan selokan mulai dikeruk. Sejumlah titik selokan yang macet karena tersumbat material berupa pasir dan tanah, langsung diangkat. Dijadwalkan, dalam beberapa hari ini pekerjaan pengerukan sudah selesai. Yang menarik, material tersebut digunkan untuk menguruk permukan alun-alun yang masih rendah.

Menurut Suwito, Kasubdin Pertamanan dan Kebersihan Dinas Kimpraswil, pihaknya telah menyelesaikan pengerukan selokan yang mampet akibat limbah yang terbuang di dalamnya. Bahkan, pekerjaan tidak hanya membuka pintu selokan yang sudah ada. Namun terpaksa juga menjebol paving. "Kalau melihat lokasinya jauh dari pintu dan itu tidak memungkinkan mengangkat material, ya kita jebol dengan membuat lubang darurat," katanya.

Sedangkan material yang sudah diangkat sengaja dimanfaatkan untuk menguruk alun-alun sebelah barat. Karena masih sekitar 20 persen permukaannya tidak rata dibanding sebelah timur. "Tapi tidak semua material kita buang ke alun-alun. Kita pilih yang tidak ada plastiknya agar pertumbuhan rumput bisa subur," terang Suwito. Sedangkan selokan yang dimungkinkan sering menjadi penghambat jalannya air, juga telah diantisipasi. Salah satu berupa perbaikan selokan di timur alun-alun. (tya)

Dapat Bantuan Alat Pertanian, Bayar Rp 3 Juta?

Senin, 04 Des 2006

PONOROGO - Proyek pengadaan 100 unit alat pertanian berupa handtractor dan pompa air, dikeluhkan sejumlah kelompok tani (klomtan). Umumnya mereka mengaku telah dipungut dana siluman antara Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta. Konon dana tersebut untuk mempercepat realisasi pengadaan barang.

Seperti diungkapkan salah satu anggota klomtan Desa Tulung, Sampung, pungutan tersebut terungkap dalam rapat internal klomtan beberapa waktu lalu. Saat itu, ada pengarahan bakal diterimanya bantuan untuk meningkatkan produksi pertanian berupa handtractor dan pompa air.

Di sela-sela rapat, diberitahukan masing-masing klomtan masih dibebani membayar uang. "Karena tidak jelas berapa nilainya, diminta untuk menanyakan pada salah satu klomtan di Slahung," kata Karmin, mitra klomtan Desa Tulung.

Setelah diberi nomor handphone salah satu anggota klomtan Slahung, mendapat penjelasan bahwa pihaknya telah menyerahkan uang sebesar Rp 2,5 juta. Agar nilainya sama, akhirnya klomtan Desa Tulung tadi juga menyerahkan uang yang sama. "Sayang, penyerahan tadi tidak jelas untuk apa dan itu pun tanpa ada kuitansinya," ungkapnya.

Jika masing-masing klomtan ’setor’ uang, berapa dana yang terkumpul? Yang membuat para anggota masih nggrundel, untuk ban gerobak handtractor ditengarai sudah diganti dengan kualitas asal-asalan. Ketika masalah ini disampaikan ke dinas, konon sempat diganti dengan yang baru dan mengambil pada salah satu rekanan yang memenangkan tender proyek tersebut.

Nardiyanto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Ponorogo, dikonfirmasi koran ini membantah keras adanya pungutan tersebut. "Itu semua tidak benar. Ah ngawur saja," ujarnya. Menurut dia, pengadaan alat pertanian yang diambilkan dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) 2006 baru akan diserahkan Bupati Ponorogo, Muhadi Suyono, awal bulan ini.

Karena dana tersebut bukan hibah, penyerahan barang tetap mengacu pada ketentuan yakni dengan sistem pola kerjasama. "Jadi tidak kita berikan secara gratis. Tapi dari pemakaian ini harus ada pemasukan untuk kontribusi ke PAD (Pendapatan Asli Daerah)," jelasnya. Kabarnya model kerjasama yang dilakukan dengan bagi hasil, yakni 60 persen untuk klomtan dan sisanya (40 persen) masuk ke kas daerah. (tya)