Selasa, November 21, 2006

Senandung Bumi Ponorogo

Minggu, 19 Nov 2006,
BERBAGAI media bisa dijadikan sarana berkomunikasi dan menjalin silaturahmi. Bagi para seniman, karya-karya yang mereka hasilkan pun bisa dijadikan sarana manjur untuk menjalin persahabatan. Itu dibuktikan delapan perupa asal Ponorogo yang sekarang berpameran di Taman Budaya Jawa Timur.

Pameran tersebut dibuka kemarin dan berakhir 26 November. Yang membuka pameran adalah Darwi, sesepuh Ponorogo, dan Kepala TBJT Pribadi Agus Santoso. Delapan perupa yang unjuk karya adalah Maspur, Andi Miswandi, Bambang Irawanto, Sutaji, Titis Gradasi, Zainul Mustofa, Trio Widodo, dan Edi Sukamto.


Para perupa itu mengusung tema Senandung Bumi Ponorogo Ke-5. Setiap tahun, tema itu memang mereka angkat dalam pameran. Menurut Andi Miswandi, tujuan pameran tersebut adalah menjalin persahabatan dan silaturahmi dengan pelukis Jatim, khususnya dari Surabaya. "Kami memang ingin belajar dari para pelukis di Jawa Timur, khususnya yang berasal dari Surabaya," kata Andi.

Ada 30 lukisan yang dipamerkan. Seluruhnya bercerita tentang budaya Jatim, khususnya Ponorogo. Para perupa itu memamerkan keunikan ciri khas melukis masing-masing. "Lima puluh persen tujuan kami adalah ingin mempromosikan pariwisata Jatim," katanya.

Tujuan itu, antara lain, tampak pada lukisan Andi yang berjudul Mentari. Lukisan pada kanvas berukuran 140 x 100 sentimeter tersebut menggambarkan seorang ibu yang berjuang habis-habisan untuk menghidupi keluarganya. Menurut Andi, aktivitas berjualan itu juga bisa disebut sebagai budaya Jatim. "Di beberapa pelosok terdapat banyak keluarga miskin sehingga para wanita terpaksa membantu suami mencari nafkah," lanjutnya.

Pada upacara pembukaan tadi malam, para perupa mengundang penari Jathilan untuk menghibur pengunjung. "Mudah-mudahan pameran ini mampu mengangkat potensi Jatim. Saya rasa, ini adalah sinergi yang bagus antara pelukis daerah dan Surabaya," ujar Pribadi Agus Santoso. (ode)

Tidak ada komentar: