Senin, 11 Des 2006
Lebaran Rajin Pasang Spanduk, di Magetan Dapat 52 Ribu Suara
Sosok M Yahya Zaini, anggota DPR RI yang tersandung rekaman video mesum bersama artis Maria Eva ikut mengguncang masyarakat Ngawi. Maklum, Yahya merupakan calon anggota legislatif dari Daerah Pilihan (Dapil) Jatim VII, yang meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan dan Trenggalek. Bagaimana pandangan warga Ngawi setelah sosok wakil rakyatnya kini kesandung kasus video mesum itu?
Kundari P Susanti - Ngawi
RESES Yahya Zaini yang dilakukan usai Lebaran, tepatnya 6 November 2006 lalu berkesan bagi Ngawi. Pasalnya, itulah kali pertama setelah masuk DPR RI sejak 2004, reses Yahya diisi pertemuan dengan klomtan. Tahun-tahun sebelumnya, sesuai jabatannya sebagai Ketua Bidang Pembinaan Kerohanian DPP Partai Golkar, Yahya lebih sering mengadakan pertemuan dengan para tokoh agama saat melakukan resesnya.
Dalam reses yang dilakukan di Pacing, Kecamatan Padas, Ngawi, itu, Yahya menjadi tumpuan para petani mengenai kesulitan yang mereka hadapi. Dia juga dipameri keberhasilan klomtan dalam mengembangkan pembasmi hama alami dan produksi pupuk organik dari Ngawi.
Yahya juga berjanji ikut membantu mengurus hak paten yang coba diajukan para klomtan untuk beberapa karya mereka. Saat itu, Yahya juga membantu belasan mesin diesel pemompa air dan mesin perontok jagung. Ketika sesi rehat dan makan siang, Yahya yang sempat diwawancarai koran ini banyak bercerita tentang rekrutmen PNS di tahun 2007 karena itu masih termasuk wewenangnya sebagai anggota Komisi II DPR RI.
Pria asli Bawean, Gresik ini juga tanpa canggung melahap masakan ala pedesaan yang disediakan, yakni bothok dan sayur asam dengan tempe dan lele goreng. Salah seorang petani Ngawi yang enggan disebut namanya mengungkapkan, kasus Yahya ikut mengagetkan mereka.
Dalam diklat dan rapat yang dilakukan beberapa klomtan, Yahya pun jadi bahan pembicaraan setelah heboh video dan pernyataan Maria Eva. "Rata-rata klomtan mengaku prihatin dan kaget, saya sendiri sejak mendengar hal itu tak sampai hati lihat televisi," katanya.
Yahya Zaini bukan nama asing di Ngawi. Sejak masuk DPR RI, setiap Idul Fitri tiba spanduk berisi ucapan selamat darinya tergantung di berbagai sudut jalan strategis. Bahkan, beberapa spanduk sampai di pasar dan jalan-jalan kecamatan. Setelah heboh video itu, spanduk Yahya pun menghilang dari pandangan.
Ketua DPD Partai Golkar Ngawi Yayuk Sri Rahayuningsih mengaku ikut prihatin atas apa yang menimpa Yahya. Usai pernyataan mundur Yahya dari kursi dewan, DPD PG Ngawi akan fokus meminta komitmen dari calon penggantinya kelak. "Terutama ya memperhatikan nasib petani dan masyarakat Ngawi serta rakyat Dapil Jatim VII," katanya.
Bila ada penggantian Yahya dari kursi DPR RI, kemungkinan besar calonnya adalah Mustokoweni, tokoh Partai Golkar asal Malang yang kini bermukim di Jakarta. Padanya kelak digantungkan kembali harapan masyarakat Ngawi dan rakyat daerah Mataraman yang tergabung di Dapil Jatim VII.
Rasa prihatin juga diungkap oleh Ketua Partai Goklar Magetan, Rudy Supeno pasca-Yahya Zaini kesandung kasus video mesum bersama Maria Eva. Rudy mengaku tahu kasus ini tiga hari setelah mencuat. "Saya tahunya dari teman dewan soal kasus Pak Yahya tersebut," terang Rudy.
Namun, Rudy menyerahkan kasus ini kepada DPP Partai Golkar. Waktu Pemilu lalu, di Magetan, Yahya mendapatkan 52 ribu suara. "Di mata kami, Pak Yahya adalah kader partai yang komitmen memperjuangkan partai dan membina konstituen. Buktinya, dia sering ke Magetan. Kini di dewan Magetan, kita sering mendapat sindirian kasus Yahya," terang dia.
Tak jauh beda dengan Yayuk dan Rudy, Ketua DPD Partai Golkar Ponorogo Asmuni, juga merasa prihatin atas kasus yang menimpa Yahya Zaini. Apalagi, ia berangkat dari Dapil Jatim VII (termasuk Ponorogo) yang secara langsung bisa mencoreng citra Golkar.
"Tidak hanya prihatin, tapi memang istilah jawanya sudah geblake mbilung dan dia kalau berani berbuat ya harus berani bertanggung jawab," jelas Asmuni, ditemui koran ini baru saja pulang setelah menghadiri HUT Golkar di Malang, kemarin.
Apalagi sesuai arahan Ketua Umum DPP Golkar, M. Jusuf Kalla, Golkar tidak akan menutupi kadernya yang melakukan kesalahan dan bisa mencoreng nama baik partai. Sehingga, jika memang telah melakukan harus berani menanggung risiko terburuk yang diterimanya.
Karena saat ini status Yahya sudah mengundurkan diri dari DPR RI dan menyatakan keluar dari Partai Golkar, secara otomatis orang yang berada di bawahnya adalah yang berhak menggantikan sebagai penggani antar waktu (PAW).
Karena posisi di Dapil VII urutan pertama Yahya Zaini disusul Markum Singodimedjo, maka urutan ketiga yakni Mustokoweni berhak atas kursi yang telah ditinggalkan politikus asal Bawean Gresik itu. *** (dibantu didik hariyono dan budi setyawan)
Senin, Desember 11, 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar