Rabu, Januari 17, 2007

Grebeg Suro & Festival Reog Nasional XIII

Gong Grebeg Suro Ditabuh

PONOROGO - Grebeg Suro memang identik dengan Ponorogo. Kemarin, gong Grebeg Suro dan Festival Reyog Nasional (FRN) XIII, ditabuh. Berbagai atraksi dan tarian tradisional serta pesta kembang api, menandai berlangsungnya agenda tahunan yang dibuka langsung staf ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Bidang Multikultural, Fadjria Novara Manan di panggung utama Alun-alun Ponorogo.

Sejumlah tari-tarian yang menggambarkan tentang khasanah budaya Kota Reog mengawali acara pembukaan di atas panggung raksasa yang sengaja di desain begitu spektakuler. Dalam acara untuk menyambut tahun baru Islam 1 Muharam 1427 Hijriah tersebut, puluhan penari unjuk kebolehan. Yang menarik, hampir semuanya adalah kreasi seniman asli Ponorogo.


Seperti dikatakan Luhur Karsanto, Ketua panitia Grebeg Suro dan FRN XIII, acara ini bukan sekadar hiburan msyarakat. Tapi juga untuk promosi pengenalan objek wisata budaya, wisata alam dan religi. "Tentunya semuanya ini juga diharapkan bisa memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat dan pendapatan asli daerah," kata Luhur dalam sambutannya.

Grebeg Suro dan FRN XIII dengan mengambil tema "Dengan Perayaan Grebeg Suro 2007 dan Festival Reyog Nasional ke XIII Kita Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan Demi Terwujudnya Masyarakat Ponorogo Mukti Wibowo," berlangsung mulai 3 sampai 28 Januari 2007. Disamping berbagai kegiatan yang saat ini berlangsung seperti istighotsah, simaan Alquran, MTQ, lomba kerawitan, pemilihan duta wisata Kakang-Senduk, pameran bunga, festival musik, juga road race. Sementara acara puncak berupa kirab pusaka dan larung risalah di telaga Ngebel, juga menjadi andalan dalam rangkaian acara Grebeg Suro. Sedangkan 31 grup reog dari berbagai daerah se-Indonesia ikut meramaikan dalam FRN XIII, seperti dari Lampung, Muara Enim, Tanjung Pinang, Balikpapan, Gunung Kidul, Magelang, Kediri, Surabaya dan tuan rumah Ponorogo sebanyak 13 grup.

Selanjutnya, acara pembukaan dilakukan Fadjria Novara Manan dengan mengayunkan Pecut Samandiman, sebagai pertanda dibukanya Grebeg Suro dan FRN XIII. "Kita harapkan acara ini bisa ditingkatkan lagi untuk tahun-tahun mendatang. Karena ini aset budaya bangsa," kata Fadjria.

Sedangkan Bupati Muhadi Suyono mengatakan kegiatan ini dapat diselenggarakan walaupun akhir-akhir ini bangsa Indonesia sering dilanda musibah di berbagai daerah. "Semoga duka dan derita itu segera berlalu dan semoga Allah SWT selalu dapat memberikan kekuatan," kata bupati. Puncak acara pembukaan kemarin ditampilkan tiga grup reog. (tya)

2 komentar:

onoloro mengatakan...

Sangat mendukung dengan adanya festival reog dan semoga generasi muda semakin cinta dan memahami arti budaya tersebut.

Anonim mengatakan...

Sangat mendukung dengan adanya festival reog dalam rangkaian kegiatan grebeg suro. Dengan begitu Ponorogo yang sudah terkenal keseluruh Indonesia bahkan ke manca negara akan bertambah cantik dan terkenal lebih luas lagi. teringat ketika itu aku masih mengajar sertifikasi bahasa Inggris di SMUN 1 Ponorogo mendapat tugas menjadi pemandu bagi siswa siswa yang terpilih sebagi guidance untuk tamu asing yang ikut menyaksikan festival grebeg Suro tahun 2006. Dengan bangga kami menjelaskan semua tentang Ponorogo. Salut dan terus berkembang Ponorogoku