Rabu, 03 Jan 2007
Tahun 2006 Ada 88 Titik RawanPACITAN -
Menghadapi musim penghujan, jalur utama Pacitan-Ponorogo merupakan jalur rawan longsor. Untuk itu, Badan Pemeliharaan Jalan (BPJ) Pacitan, sudah melakukan berbagai antisipasi di titik-titik rawan. "Kita sudah mempersiapkan peralatan berat dan melakukan koordinasi dengan dinas terkait maupun polsek setempat," kata Darno, Kepala Seksi Jalan BPJ Pacitan, kemarin.
Sebagai ilustrasi, Darno memaparkan, musim penghujan tahun lalu di jalur tersebut terdapat sekitar 88 titik longsoran. Kondisi itu tidak saja menghambat arus lalu lintas atau pun membahayakan pengguna jalan. Namun, juga memerlukan penanganan serius dan dukungan anggaran yang tidak sedikit. "Untuk menangani gunturan tahun lalu mengeluarkan anggaran dana sekitar Rp 153 juta," imbuh Darno.
Tahun ini, menurutnya, jumlah gunturan di titik rawan bisa bertambah banyak lagi. Pertimbangannya, musim kemarau yang cukup panjang, konstruksi tanah (tebing pinggir jalan bekas pengeprasan) dan prediksi hujan deras pada bulan Januari-Februari. Dijelaskan, banyaknya gunturan di jalur tersebut disebabkan beberapa hal.
Selain tingkat kemiringan tebing, juga akibat pengeprasan tebing dilakukan dengan cara peledakan. Sehingga, membuat kontruksi tanah tebing terjadi perubahan, yakni pori-pori tanah membesar. Jika kena air, akan memicu terjadinya longsoran. "Memang, peledakan merupakan cara mengepras tebing yang kondisinya tanahnya cukup keras seperti di Pacitan."
Lebih lanjut, Darno mengungkapkan, saat ini, pihaknya sudah mendeteksi adanya gunturan di ruas 066,2 tepatnya di KM 248+200 di Desa Ngreco, Kecamatan Tegalombo.
Karena itu, bagi pengguna jalan perlu waspada jika melewati ruas jalan tersebut. Sedangkan empat titik rawan longsor, masing-masing di KMS Baya 230+700, 232+700, KM 239+300 dan KM 242+750, sudah ditangani semua. (wit)
Rabu, Januari 03, 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar