Kamis, Agustus 10, 2006

Sate Ayam Ponorogo :) Hayooo sopo sing gak ngilerrr ...


Berbeda dengan sate Madura, taste sate Ponorogo, khususnya sate ayam Ponorogo, memiliki rasa khas yang ngangeni, bikin kangen. Sate ayam Ponorogo tampil nyaris sama dengan sate-sate lainnya. Ada lontong, irisan bawang merah, kecap dan sauce kacang. Pun sate ayam Ponorogo juga tetap dibakar dengan panas api arang.

“Biasanya, sate ayam Ponorogo bisa disantap meskipun tanpa sambalnya. Setelah dibakar, bisa langsung disantap. Mungkin itu yang membedakan dengan sate-sate lainnya. Taste-nya manis-manis gurih, kalau ditambah sauce kacang, tambah nikmat,” ujar SUHADAK Sous Cheff Surabaya Plaza Hotel.
Di Surabaya, beberapa tempat menyediakan sajian sate ayam khas kota Reog Ponorogo ini dengan masing-masing style yang tidak jauh berbeda. Dikawasan Tanjung Perak, kawasan jalan Dharmahusada dan di jalan Barata Jaya.
Untuk alamat yang terakhir, kawasan jalan Barata Jaya, depot sate ayam Ponorogo LISIDU sudah cukup tersohor di Surabaya. Bahkan beberapa waktu lalu, sate ayam Ponorogo LISIDU sempat diundang mampir ke Istana Negara, di Jakarta.

“Nggak ada bumbu khusus. Semuanya ya sama saja, tapi ada ciri khas yang mungkin beda dengan sate-sate lainnya. Termasuk proses pembakaran juga sama, pakai arang,” jelas LISTIANTO pemilik merek sate ayam Ponorogo LISIDU dikawasan jalan Barata Jaya.



Satu diantara ciri khas sate ayam Ponorogo LISIDU, tusuk sate terbuat dari lidi daun kelapa muda. Tusuk sate terlihat bersih dan pilihan, lebih higienis, sehingga tidak terkesan kotor.

Tidak cuma menyajikan bagian daging ayam saja, biasanya sate ayam Ponorogo, menyediakan kulit ayam, jeroan, dan telur. Dan uniknya, meski tanpa sauce kacang dan sambal, rasanya tetap nikmat.



“Setelah dibakar, sate ayam Ponorogo ini, bisa langsung disantap. Rasanya mirip-mirip dendeng gitu. Enak kok. With or without sauce, still delicious!!” kata FIRMANSYAH karyawan penerbangan swasta yang ditemui suarasurabaya.net sedang menyantap sate ayam Ponorogo. Meski hanya ditambah dengan kecap, setiap kali dibakar, aroma wangi daging ayam sangat tajam. Dan setelah dibakar, warna daging ayam menjadi agak kecoklatan dan sedikit greasse.

“Bumbunya, sauce sate ayam Ponorogo memang agak berbeda dengan sate ayam Madura. Meskipun berbahan dasar kacang tanah, mungkin bumbunya berbeda, jadi rasanya juga agak beda. Tapi, pakai sauce atau nggak pakai sauce, sate ayam Ponorogo tetap sedap,” terang PRISCA KALUMBANG yang mengaku sangat menyukai sate. Menyantap sate ayam Ponorogo dengan nasi putih ataupun lontong tetap nikmat.
Tapi yang menarik lagi, menikmati sate ayam Ponorogo dengan sauce ataupun tanpa sauce tetap lezat.

Tidak ada komentar: